4 Jenis Klien yang Akan Anda Hadapi Sebagai Arsitek
Sebagai seorang
arsitek, pasti Anda akan mendapatkan berbagai jenis proyek desain bangunan bersama
dengan kliennya masing-masing untuk ditangani. Perlu Anda ketahui bahwa setiap
klien tidak akan sama dengan klien yang lain. Walaupun tidak akan ada klien
yang sama persis, klien bisa dikelompokkan secara garis besar berdasarkan
status dan kemungkinan proyek yang ditawarkan. Pengelompokan ini berguna bagi
Anda untuk menentukan bagaimana Anda bersikap dan membawa diri di hadapan klien
tersebut. Roger K. Lewis dalam bukunya Architect:
A Candid Guide to the Profession melakukan klasifikasi jenis-jenis klien
yang mungkin dihadapi oleh seorang arsitek. Berikut jenis-jenis kliennya:
1. Klien Rumah Tangga
Boleh dibilang bahwa klien rumah tangga merupakan klien yang paling banyak
dijumpai oleh sebagian besar arsitek. Di awal mendirikan biro, klien yang umumnya
datang bukanlah klien dengan proyek besar, namun lebih sering berupa pasangan suami
istri dengan proyek rumah tinggal. Selain itu, klien rumah tangga bisa datang
dari sebuah keluarga besar, perorangan yang masih lajang, dan lain-lain.
Satu hal yang perlu diperhatikan terkait dengan proyek rumah tinggal yang
kebanyakan datang dari klien rumah tangga ini adalah definisi rumah itu
sendiri. Rumah merupakan sebuah objek arsitektur yang bisa dikatakan paling intimate dan personal bagi penghuninya.
Tidak sekedar merepresentasikan tingkat sosial penghuninya, rumah juga sebuah
cerminan kepribadian diri mereka sendiri. Sehingga dalam perancangannya, sering
kali klien memiliki ego yang tinggi ketika menyampaikan bagaimana hunian idaman
mereka hendak didesain.
Untuk itu, hubungan antara arsitek dan klien bisa jadi lebih dari sekedar
hubungan bisnis. Arsitek perlu mengenal kepribadian klien lebih dalam lagi
untuk bisa mendesain sesuai dengan keinginannya. Anda juga perlu melakukan
survei tentang banyak hal terkait klien seperti hobi, kegiatan sehari-hari, apa
saja yang dilakukan di rumah, pekerjaan mereka, hingga preferensi warna. Hal-hal
ini bisa menjadi sebuah bekal penting Anda dalam mendesain nantinya.
2. Klien Developer
Kebanyakan arsitek mengenal developer sebagai market oriented client yang mementingkan kesuksesan ekonomi perusahaan dengan mengukur profit dari suatu proyek. Developer cenderung memilih arsitek yang bisa mendesain bangunan dengan biaya konstruksi dan operasional rendah yang dapat menghasilkan keuntungan yang besar tanpa mengesampingkan kualitas struktur dari bangunan itu sendiri.
Foto: Klien developer banyak ditemui khususnya di kota-kota besar. Sentraya Tower ©Urbane
Berdasarkan jenis proyeknya, developer bisa dibagi menjadi corporate developer, entrepreneur, dan institution. Corporate
developer biasanya datang dengan proyek komersial seperti kantor sewa, real estate, dan mixed-use. Sedangkan entrepreneur
kebanyakan proyeknya akan berkaitan dengan usaha yang sedang digeluti seperti
restoran, kantor pribadi, atau bentuk usaha yang lain. Kemudian yang terakhir
yaitu klien institution yang
proyeknya tidak bersifat investasi maupun profit-oriented
seperti rumah ibadah, rumah sakit, perpustakaan, dan juga museum.
Jika klien developer puas dengan desain bangunan Anda, tidak menutup Anda
akan dipanggil lagi untuk proyek-proyek berikutnya. Biasanya, developer akan
menjadi return client bagi seorang arsitek yang sudah mereka percaya kinerjanya.
3. Klien Pemerintah
Dalam mengerjakan proyek pemerintah, Anda harus selalu ingat bahwa
kepentingan yang diwadahi oleh pemerintah bisa jadi lebih kompleks dari tipe
klien lainnya. Kompleksitas proyek pemerintah khususnya sangat dipengaruhi dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjadi batasan. Pemerintah juga
dibagi-bagi dalam berbagai instansi yang masing-masing mengurusi hal spesifik
seperti pendidikan, kesehatan, agama, urusan dalam negeri, urusan luar negeri,
pekerjaan umum, dsb. Sehingga dalam menangani proyek pemerintah, Anda wajib
memahami salah satu instansi yang menjadi klien Anda.
Proyek-proyek pemerintah juga sering dibatasi oleh anggaran yang minim. Kita
dapat melihat banyak desain proyek pemerintah yang sederhana, walaupun ada beberapa
proyek yang megah dan monumental. Tidak heran banyak biro arsitektur yang tidak
ingin berurusan dengan proyek pemerintah. Dengan dana yang minim serta
banyaknya kepentingan yang harus diwadahi, kebanyakan biro arsitektur berpikir
ulang untuk mengerjakan proyek pemerintah. Walau begitu, proyek pemerintah juga
mendatangkan beberapa keuntungan bagi arsitek. Ada kebanggan tersendiri bila Anda
menyelesaikan proyek pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak.
4. Klien Masyarakat atau
Komunitas
Mengerjakan proyek bagi masyarakat atau komunitas bisa Anda manfaatkan untuk
melampiaskan jiwa sosial Anda sebagai seorang arsitek. Mengerjakan proyek
sosial tentunya memiliki konsekuensi untuk dibayar secara sukarela. Dalam
memberikan layanan seperti ini, biasanya arsitek tidak hanya mementingkan sisi
estetis, namun juga sisi sosial masyarakat itu sendiri. Contohnya adalah dengan
memberikan solusi desain yang dapat memberdayakan kehidupan masyarakat
pinggiran yang dipandang sebelah mata. Biasanya, masyarakat atau komunitas yang
dibina ini akan dengan senang hati menerima dan turut berpartisipasi dalam pelaksanaan
pengerjaan desain.
Menerima masyarakat dan komunitas sebagai klien tentunya memiliki keuntungannya tersendiri. Anda akan puas karena dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan melalui profesi Anda. Anda juga bisa membuktikan kepada masyarakat bahwa jasa arsitek tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas. Dengan demikian, Anda dapat menunjukkan pengabdian profesi yang berpengaruh bagi masyarakat.
.
Empat jenis klien di atas merupakan klien-klien yang kemungkinan besar akan Anda temui sepanjang karier profesi Anda sebagai arsitek. Dengan mengenal lebih dekat tentang karakter-karakter masing-masing klien, Anda dapat menjadikannya sebagai bekal untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi klien. Selain itu, Anda akan mengetahui pendekatan apa yang lebih cocok untuk dilakukan selama berjalannya proyek ini. Dengan begitu, diharapkan proyek akan berjalan lebih baik.
Penulis: Raudina Rachmi