5 Tips Untuk Desain Website Biro Arsitektur Yang Baik
Foto: ©pexels
Di era globalisasi saat ini, segala hal bisa diakses secara online. Kehidupan manusia juga semakin dipermudah dengan adanya segala macam fasilitas berbasis online. Hal ini juga seiring dengan tumbuh suburnya online business di dunia, termasuk di Indonesia. Mulai dari ojek online, belanja online, pesan tiket online, booking hotel online, hingga pesan makanan pun juga online.
Bagaimana dengan bisnis
berarsitektur? Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan website-website arsitektur seperti Archdaily atau pun Deezen. Selain
website arsitektur seperti itu,
banyak biro arsitektur yang juga sudah memiliki website resmi mereka masing-masing.
Rafael David dalam presentasinya pada Archinesia Academy #5 yang bertajuk Starting Architecture Firm menyatakan bahwa di era globalisasi seperti saat ini, semua company harus memiliki website sebagai salah satu wadah yang akan menjembatani mereka dengan masyarakat luas sebagai calon klien.
Anda bisa memanfaatkan website sebagai wadah untuk mempromosikan karya-karya biro Anda pada masyarakat luas. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimanakah website yang baik untuk sebuah biro arsitektur? Berikut ini merupakan 5 tips untuk membuat desain website yang baik untuk biro arsitektur.
1. Kreatif boleh, asal tetap memudahkan
navigasi pengguna website
Biasanya arsitek merupakan seseorang yang dipenuhi berbagai kreativitas. Bahkan dalam hal membuat website sekalipun, banyak yang terlihat ingin menonjolkan sisi kreatif mereka. Namun satu yang harus diingat adalah kemudahan navigasi pengguna website. Memang boleh membuat website yang unik dan kreatif namun perlu diperhatikan juga apakah pengguna yang mayoritas masyarakat awam akan mampu menggunakannya dengan mudah.
Oleh karena itu sebaiknya membuat desain website dengan homepage yang clean dan simpel untuk mempermudah navigasi bagi orang awam. Sehingga siapapun yang mengakses website Anda akan cepat mengerti mana yang harus diklik untuk mengakses informasi-informasi yang dicari seperti company profile, projek-projek, atau pun kontak biro.
2. Perhatikan pemilihan font dan color palette
Pemilihan jenis font juga harus diperhatikan terkait dengan tingkat keterbacaan informasi yang disampaikan. Perlu diperhatikan agar tidak menggunakan terlalu banyak jenis font dalam satu website karena hal ini akan mengganggu kenyamanan visual pengguna website Anda. Cukup gunakan dua jenis font saja, satu untuk header dan satu lagi untuk body text. Hindari juga penggunaan jenis font yang kurang terbaca.
Selain font, pilihan color palette juga sebaiknya diperhatikan agar website Anda nyaman secara visual. Hampir sama seperti memilih font, hindari menggunakan berbagai macam warna sekaligus karena itu juga akan mengganggu kenyamanan visual mata. Anda juga bisa memilih sebuah tema pallete warna untuk website Anda, misalnya pallete warna pastel, atau palet warna gelap, dan lain sebagainya.
3. Pastikan website Anda mudah dan cepat diakses
Selain navigasi yang
mudah, sebuah website yang cepat
diakses juga akan memudahkan penggunanya. Sudah bukan hal yang asing lagi di
kalangan arsitek bahwa file-file
gambar digital mereka yang beresolusi tinggi bisa mencapai ukuran file yang sangat besar. Belum lagi
video-video animasi hasil render yang ukurannya juga tak kalah besar.
Ketika diunggah ke dalam website Anda, file-file berukuran besar akan berat untuk diakses sehingga membutuhkan waktu loading yang lebih lama. Dengan begitu, sebaiknya Anda mengunggah gambar yang wajar dan sesuai kebutuhan agar mempermudah pengguna untuk mengakses. Meski begitu harus diperhatikan bahwa jangan mengunggah gambar dengan resolusi yang terlalu kecil hingga tampak blur. Dengan begitu, ide desain yang ingin Anda sampaikan melalui gambar tersebut harus bisa tersampaikan dengan baik.
4. Kombinasi yang tepat antara teks dan
gambar
Dalam sebuah website resmi biro arsitektur, pengguna website tidak mengharapkan akan menemukan sebuah picture gallery yang hanya berupa gambar-gambar kecil yang tersusun. Perlu disadari bahwa pengguna website Anda bukan hanya dari kalangan arsitek yang bisa langsung mengerti saat membaca gambar. Namun banyak juga masyarakat awam tanpa latar belakang arsitektur yang memerlukan penjelasan lebih lanjut untuk mengerti desain Anda. Untuk itulah perlu adanya teks narasi berisi penjelasan singkat sebagai penunjang gambar.
Foto: Perpaduan grafis dan teks yang tepat membuat website lebih terihat menarik ©pixabay
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kombinasi yang tepat antara teks dan gambar. Gambar yang besar dan mendominasi mungkin terlihat lebih lebih menarik secara visual dibandingkan dengan sekumpulan teks yang panjang. Namun, dalam website biro arsitektur, perpaduan ini yang perlu diolah sehingga menghasilkan sebuah website yang informatif dan mudah dimengerti oleh para penggunanya.
5. Hindari membuat website yang Flash-based
Adobe Flash merupakan sebuah perangkat lunak untuk membuat animasi-animasi yang unik, kreatif, dan bisa diunggah sebagai suatu web content. Dengan Adobe Flash, sangat memungkinkan bagi Anda untuk membuat desain website yang artistik dan kreatif. Namun satu hal yang mungkin belum diketahui adalah konten-konten dengan Flash-based tidak dapat dibaca oleh search engine. Dengan begitu jika website Anda merupakan 100% Flash-based website, maka website tersebut tidak akan bisa masuk ke laman search engine seperti Google saat ada orang yang mencari kata kunci yang relevan dengan konten website Anda. Selain itu website Flash-based biasanya tidak bisa diakses melalui device-device tertentu, seperti smartphone misalnya. Oleh karena itu untuk membuat sebuah website yang mobile-friendly, hindari membuat website yang Flash-based.
Nah, jika Anda sudah mengerti lima tips di atas, sekarang saatnya bagi Anda untuk mengaplikasikannya. Manfaatkanlah website sebaik mungkin untuk mendukung keberlangsungan biro arsitek Anda. Baik itu untuk sarana promosi, strategi marketing, berhubungan dengan klien, maupun menularkan nilai-nilai yang dibawa oleh biro arsitektur Anda kepada masyarakat luas. Selamat mencoba!
Penulis: Raudina Rachmi