A+A Architecture Interior : Menyatukan Idealisme dan Bisnis Dalam Desain
Simple, cleanliness, dan modern merupakan aspek-aspek yang selalu ingin ditampilkan pada karya arsitektur dari A+A Architecture Interior yang dikepalai oleh dua arsitek muda asal Jakarta: Anggiputri Halimun dan Anggraito Suhartono. Mereka menghindari desain yang ‘ekstrim’ demi terciptanya kenyamanan dan ruang yang dapat bertahan dalam jangka waktu penggunaan yang lama. Kedua arsitek muda ini selalu memperhatikan dan mencoba memahami segala hal yang tercipta secara alami sebagai inspirasi dalam mendesain.
Foto : A+A Architecture Interior
A+A Architecture Interior merupakan sebuah biro arsitektur dan desain interior. Penggagas awal berdirinya biro ini adalah ide dari Anggiputri Halimun yang juga merupakan lulusan dari Teknik Arsitektur Universitas Indonesia. Setelah lulus, Anggiputri sapaan akrabnya, sempat bekerja di luar bidang arsitektur yang kemudian memilih kembali ke dalam dunia arsitektur setelah mendapatkan proyek pertamanya. Proyek ini mempertemukan Ia kembali dengan Anggraito yang merupakan teman semasa di bangku kuliah. Pemahaman dan taste yang sama dalam mendesain membuat Anggiputri tertarik dan mengajak Anggraito bergabung mendirikan A+A Architecture Interior pada akhir 2007. Setiap proyek, baik residensial maupun komersial, yang dirancang oleh arsitek yang gemar traveling ini selalu memiliki alasan dibalik desainnya sehingga dapat memunculkan desain yang estetis, namun tetap fungsional.
Foto : A+A Architecture Interior
“Simple, cleanliness, dan modern selalu kami coba tampilkan dalam desain yang juga menjadi signature dari desain A+A Architecture Interior.”
Foto : A+A Architecture Interior
Bagi A+A Architecture Interior tidak sulit untuk menggabungkan antara bisnis dan idealisme dalam mendesain. Hal ini dapat terlihat dari beberapa proyek yang mereka desain, salah satunya MOJO Bar& Restaurant. Konsep desain didasarkan pada aspek earthy, warm, dan natural yang merupakan idealismenya, namun tetap mengacu juga pada konsep yang diinginkan oleh klien. Bagi mereka saat ini banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa arsitektur bukan hanya sekedar ruang, tetapi juga dibutuhkan adanya kompromi dengan klien sehingga dari situlah idealisme dapat menyatu dengan bisnis.
Foto : A+A Architecture Interior
Cukup pesatnya perkembangan bisnis arsitektur dan interior di Indonesia saat ini tidak membuat mereka pesimis dalam bersaing. Justru dengan munculnya para desainer muda diharapkan dapat meramaikan dunia arsitektur dan desain interior Indonesia. Selain itu, saat ini pasar yang tersedia untuk industri ini sudah berkembang. Anggraito juga mengatakan ‘’Cara mengatasi persaingan untuk kami mungkin lebih ke ‘Do the best that you can in every work.’ Jadi klien bisa memberi review yang baik dan juga networking yang bagus itu sangat membantu’’. Ditambah dengan kehadiran Bluprin dapat menjadi referensi yang bagus bagi masyarakat yang kesulitan untuk memilih jasa arsitek atau untuk para arsitek yang ingin menampilkan portofolionya.
Artikel terkait: Perlukah Jasa Arsitek dalam membangun Rumah Tinggal?