Sushi Hiro Senopati - AYYA
Arsitek : AYYA
Lokasi Proyek : Senopati, Jakarta Selatan
Luas Tanah : 450 m2
Tahun Terbangun : 2017
Fotografer : William Sutanto
Deskripsi oleh AYYA
Sushi Hiro Senopati merupakan gerai pertama dari Sushi Hiro yang melibatkan arsitektur sebagai bagian dari keseluruhan desain. Dari luas lahan sekitar 450 m2, klien menginginkan sebuah bangunan semi permanen yang hanya terdiri dari satu lantai dengan konstruksi yang mudah dan cepat. Klien menginginkan beberapa kebutuhan ruang yang bersifat primer seperti area dapur dan gudang, area restoran, VIP, serta sushi bar.
Untuk memaksimalkan lahan yang
tersedia, bangunan dibuat menjadi satu setengah lantai agar seluruh kebutuhan
ruang dapat terakomodasi. Dua per tiga area lantai dasar diperuntukkan bagi
area resto, sepertiga lainnya dialokasikan bagi area dapur dan servis. Area di atas
dapur kemudian difungsikan sebagai area resto tambahan berupa area mezanin.
Agar pembangunan dapat
diselesaikan dalam waktu 3 bulan, arsitek memutuskan untuk menggunakan struktur
baja dan atap ringan. Dinding eksterior seluruhnya menggunakan bata ringan,
sementara dinding interior menggunakan gypsum.
Pemilihan bahan tersebut dapat mereduksi waktu pembangunan menjadi dua bulan sehingga
satu bulan selebihnya dapat dipergunakan untuk fit out interior dan finishing.
Dalam pelaksanaan, gambar
perencanaan secara prinsip diselesaikan dalam waktu dua minggu agar struktur
bangunan dapat berjalan terlebih dahulu. Gambar-gambar pelengkap lainnya
berjalan pararel dengan proses pembangunan. Supervisi dilaksanakan dua hari
sekali untuk menghindari kesalahan mengingat desain yang direncanakan berupa
desain dengan pertemuan-pertemuan detail yang saling terkait.
Kehadiran Sushi Hiro Senopati
diharapkan menjadi sebuah penetralan desain dari banyaknya ragam arsitektur
yang berlomba-lomba menunjukkan keunikannya masing-masing di kawasan komersial
sepanjang Jalan Senopati sampai Jalan Suryo di Jakarta Selatan.
Bangunan putih sederhana yang
terdiri dari kepala, badan, dan kaki selayaknya rumah tinggal menjadi konsep
utama dalam perancangan restoran Jepang ini. Dengan bentuk yang tegas, bangunan
menjadi ikonis dengan sendirinya tanpa sentuhan elemen-elemen dekoratif. Konsep
keseimbangan juga diperlihatkan dari pengolahan bentuk atap, asimetris namun
tetap seimbang. Dengan desain dinding-dinding yang tipis dan pemanfaatan warna
yang minimal (putih, kelabu muda, dan coklat kayu), arsitek kembali menekankan
sifat ringan dalam arsitektur Jepang yang tentunya sesuai dengan tema restoran
ini.
Alur sirkulasi di arahkan melalui sebuah koridor panjang dan taman kering agar pengguna dapat mengalami sebuah prosesi masuk dan merasakan perubahan proporsi ruang dari ruang sempit menjadi ruang double volume di area resto utama. Gubahan atap yang terbentuk, secara jujur diterjemahkan menjadi elemen pembentuk ruang interior menyerupai rumah tinggal. Seluruh ruangan mendapatkan pencahayaan alami yang merata dengan cara membagi beberapa area dengan poket-poket lanskap dalam bangunan. Poket-poket tersebut juga menghubungkan ruang dalam dengan ruang luar yang juga memiliki poket lanskap.
Lihat profil lengkap AYYA di sini: