Eureka Coffee and Kitchen, merupakan ruang komunal dengan luas sekitar 640 m2 di tengah padatnya bangunan kota Bandung, dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kopi dan makanan dengan nyaman. Berada di kawasan ramai, Simpul Studio mencoba menciptakan arsitektur yang menonjol dengan menciptakan bangunan yang terkesan melayang. Dengan tampilan fasad bangunan seperti jembatan yang menghubungkan dua massa, kami menciptakan efek transparan setinggi mata manusia sehingga tetap ada interaksi antara pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan pengguna bangunan di dalamnya.
Penggunaan material utama yaitu semen yang dicetak sedemikian rupa hingga membentuk tekstur kotak-kotak sebagai cladding memberikan efek natural pada bangunan, Pancaran sinar matahari pada bidang monokrom yang dinding dilapis cladding memberikan pembayangan dari pohon dan bangunan disekitarnya menjadikan efek yang dinamis dengan adanya pergerakan pada bayangan yang jatuh didinding. pengaplikasian kayu ulin sebagai material utama bangunan pada fasad untuk memberikan nuansa natural serta meneruskan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan meeting hingga ke area outdoor ditengah bangunan. Pemilihan material kayu ulin juga sebagai pertimbangan akan iklim tropis di kota Bandung yang tahan akan panas matahari dan curah hujan yang cukup tinggi.
Massing ini terbagi menjadi 2 bangunan utama (bangunan publik dan bangunan service) dengan taman terbuka ditengahnya. Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh massa yang tumpang tindih dan sebuah jembatan dengan kanopi yang saling bersentuhan dengan pepohonan yang ditanam disekitarnya. Dengan konsep seperti ini kami mencoba menciptakan ruangan yang sejuk dan nyaman dengan suasana tropis yang cukup panas dan bising sehingga masyarakat dapat menikmati waktunya dengan nyaman.
Penerapan dinding semen cetak yang dialiri air sebagai backdrop area duduk, memberikan kesejukan bagi pengunjung dan suara cipratan air di sekitar sebagai penyangga suara di area outdoor, berfungsi agar suara-suara yang datang dari sekitar jalan dapat diredam. dan menjaga kenyamanan pengunjung. Selain sebagai penyangga, juga menimbulkan kesan hidup dengan memantulkan cahaya yang menyentuh air dan memantulkannya ke area sekitar. Dengan adanya cahaya matahari pada bagian atap kaca menciptakan tanaman lumut di permukaan bidang sehingga memberikan warna dan juga memperkuat kesan tropis didalam bangunan.
Secara keseluruhan, penggunaan material dan finishing bersifat natural. Seperti kayu sebagai second skin yang bisa mengurangi panas matahari tetapi memaksimalkan cahaya yang masuk, lantai batu andesit pada area indoor dan outdoor dikelilingi oleh batu tabur untuk mengurangi maintenance, material lantai keramik yang memberikan kesan seperti batu, dan juga bidang dinding kulit batu andesit yang bertekstur disepanjang backdrop bar sehingga membuat pengunjung merasa nyaman secara visual dengan material yang umum digunakan.
Eureka Coffee and Kitchen, merupakan ruang komunal dengan luas sekitar 640 m2 di tengah padatnya bangunan kota Bandung, dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kopi dan makanan dengan nyaman. Berada di kawasan ramai, Simpul Studio mencoba menciptakan arsitektur yang menonjol dengan menciptakan bangunan yang terkesan melayang. Dengan tampilan fasad bangunan seperti jembatan yang menghubungkan dua massa, kami menciptakan efek transparan setinggi mata manusia sehingga tetap ada interaksi antara pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan pengguna bangunan di dalamnya.
Penggunaan material utama yaitu semen yang dicetak sedemikian rupa hingga membentuk tekstur kotak-kotak sebagai cladding memberikan efek natural pada bangunan, Pancaran sinar matahari pada bidang monokrom yang dinding dilapis cladding memberikan pembayangan dari pohon dan bangunan disekitarnya menjadikan efek yang dinamis dengan adanya pergerakan pada bayangan yang jatuh didinding. pengaplikasian kayu ulin sebagai material utama bangunan pada fasad untuk memberikan nuansa natural serta meneruskan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan meeting hingga ke area outdoor ditengah bangunan. Pemilihan material kayu ulin juga sebagai pertimbangan akan iklim tropis di kota Bandung yang tahan akan panas matahari dan curah hujan yang cukup tinggi.
Massing ini terbagi menjadi 2 bangunan utama (bangunan publik dan bangunan service) dengan taman terbuka ditengahnya. Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh massa yang tumpang tindih dan sebuah jembatan dengan kanopi yang saling bersentuhan dengan pepohonan yang ditanam disekitarnya. Dengan konsep seperti ini kami mencoba menciptakan ruangan yang sejuk dan nyaman dengan suasana tropis yang cukup panas dan bising sehingga masyarakat dapat menikmati waktunya dengan nyaman.
Penerapan dinding semen cetak yang dialiri air sebagai backdrop area duduk, memberikan kesejukan bagi pengunjung dan suara cipratan air di sekitar sebagai penyangga suara di area outdoor, berfungsi agar suara-suara yang datang dari sekitar jalan dapat diredam. dan menjaga kenyamanan pengunjung. Selain sebagai penyangga, juga menimbulkan kesan hidup dengan memantulkan cahaya yang menyentuh air dan memantulkannya ke area sekitar. Dengan adanya cahaya matahari pada bagian atap kaca menciptakan tanaman lumut di permukaan bidang sehingga memberikan warna dan juga memperkuat kesan tropis didalam bangunan.
Secara keseluruhan, penggunaan material dan finishing bersifat natural. Seperti kayu sebagai second skin yang bisa mengurangi panas matahari tetapi memaksimalkan cahaya yang masuk, lantai batu andesit pada area indoor dan outdoor dikelilingi oleh batu tabur untuk mengurangi maintenance, material lantai keramik yang memberikan kesan seperti batu, dan juga bidang dinding kulit batu andesit yang bertekstur disepanjang backdrop bar sehingga membuat pengunjung merasa nyaman secara visual dengan material yang umum digunakan.
Eureka Coffee and Kitchen, merupakan ruang komunal dengan luas sekitar 640 m2 di tengah padatnya bangunan kota Bandung, dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kopi dan makanan dengan nyaman. Berada di kawasan ramai, Simpul Studio mencoba menciptakan arsitektur yang menonjol dengan menciptakan bangunan yang terkesan melayang. Dengan tampilan fasad bangunan seperti jembatan yang menghubungkan dua massa, kami menciptakan efek transparan setinggi mata manusia sehingga tetap ada interaksi antara pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan pengguna bangunan di dalamnya.
Penggunaan material utama yaitu semen yang dicetak sedemikian rupa hingga membentuk tekstur kotak-kotak sebagai cladding memberikan efek natural pada bangunan, Pancaran sinar matahari pada bidang monokrom yang dinding dilapis cladding memberikan pembayangan dari pohon dan bangunan disekitarnya menjadikan efek yang dinamis dengan adanya pergerakan pada bayangan yang jatuh didinding. pengaplikasian kayu ulin sebagai material utama bangunan pada fasad untuk memberikan nuansa natural serta meneruskan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan meeting hingga ke area outdoor ditengah bangunan. Pemilihan material kayu ulin juga sebagai pertimbangan akan iklim tropis di kota Bandung yang tahan akan panas matahari dan curah hujan yang cukup tinggi.
Massing ini terbagi menjadi 2 bangunan utama (bangunan publik dan bangunan service) dengan taman terbuka ditengahnya. Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh massa yang tumpang tindih dan sebuah jembatan dengan kanopi yang saling bersentuhan dengan pepohonan yang ditanam disekitarnya. Dengan konsep seperti ini kami mencoba menciptakan ruangan yang sejuk dan nyaman dengan suasana tropis yang cukup panas dan bising sehingga masyarakat dapat menikmati waktunya dengan nyaman.
Penerapan dinding semen cetak yang dialiri air sebagai backdrop area duduk, memberikan kesejukan bagi pengunjung dan suara cipratan air di sekitar sebagai penyangga suara di area outdoor, berfungsi agar suara-suara yang datang dari sekitar jalan dapat diredam. dan menjaga kenyamanan pengunjung. Selain sebagai penyangga, juga menimbulkan kesan hidup dengan memantulkan cahaya yang menyentuh air dan memantulkannya ke area sekitar. Dengan adanya cahaya matahari pada bagian atap kaca menciptakan tanaman lumut di permukaan bidang sehingga memberikan warna dan juga memperkuat kesan tropis didalam bangunan.
Secara keseluruhan, penggunaan material dan finishing bersifat natural. Seperti kayu sebagai second skin yang bisa mengurangi panas matahari tetapi memaksimalkan cahaya yang masuk, lantai batu andesit pada area indoor dan outdoor dikelilingi oleh batu tabur untuk mengurangi maintenance, material lantai keramik yang memberikan kesan seperti batu, dan juga bidang dinding kulit batu andesit yang bertekstur disepanjang backdrop bar sehingga membuat pengunjung merasa nyaman secara visual dengan material yang umum digunakan.