Seminyak Design Week 2019 Menyuarakan Semangat Keberlanjutan Dalam Komunitas Desain
Pameran Indonesian Young Architects (IYA) menampilkan 31 karya biro desain yang mengangkat tema “Adaptive Re-Use”
Salah satu langkah untuk menghadapi berbagai isu lingkungan hidup saat ini adalah melalui pendekatan berkelanjutan, baik itu untuk membangun atau menghasilkan berbagai produk yang dipakai sehari-hari. Mengangkat tema “Design for Better Community”, Seminyak Design Week (SDW) 2019 mengajak berbagai komunitas desain untuk menampilkan berbagai inovasi yang bisa dilakukan melalui pendekatan tersebut.
Seminyak Design Week 2019 dibuka oleh inisiator Jacob Gatot Sura dari Arcadia Architect, serta Charles Dewanto dari ARCC sebagai perwakilan IYA, Handhyanto Hardian sebagai kurator pameran, dan William Simiadi sebagai Direktur Vivere
SDW tahun ini merupakan kedua kalinya acara serupa inisiasi Jacob Gatot Sura berlangsung di Seminyak, Bali. Meski sebagian besar mengundang komunitas desain di Bali, SDW juga menampilkan beberapa desainer dari berbagai daerah di Indonesia. SDW 2019 digelar di Gallery Vivere pada lantai dua dan tiga selama sepuluh hari sejak 18 Oktober sampai 27 Oktober 2019. Dengan melibatkan desainer dari berbagai disiplin ilmu, seperti arsitek, desainer interior, furnitur, produk, fesyen, grafis, dan kriya, SDW membawa pesan bahwa pendekatan desain untuk komunitas dan lingkungan yang lebih baik dapat dilakukan oleh berbagai pihak.
SDW 2019 menghadirkan karya-karya arsitek dan desainer pilihan pada bagian Special Invitation, termasuk di antaranya Aaksen Studio, Arcadia Architect, Budi Pradono, CushCush Gallery, Critical Context Bali, d-associates, Gosha Muhammad, Jessica Auditama, dan Studio Singga
Bagian Furniture Design pada lantai dua Gallery Vivere menampilkan karya-karya desainer furnitur lokal
Sebut saja pameran arsitektur yang ditampilkan oleh Indonesian Young Architects (IYA) dengan mengangkat tema “Adaptive Re-Use: Aktivasi Ruang-Ruang Yang Tidur”. Bersama 31 biro desain yang terpilih, para desainer menampilkan bagaimana ruang negatif seperti bangunan tengah konstruksi yang terlantar dapat dirancang dan dimanfaatkan sebagai ruang sosial dan publik. Pendekatan ini cukup menyentuh desain yang berkelanjutan dan memberi pesan bahwa kita bisa membangun ruang-ruang baru dari bangunan-bangunan lama.
Instalasi sekaligus hands-on activities oleh CushCush Gallery memberi kesempatan bagi pengunjung untuk berkreasi menggunakan material bekas.
Pemanfaatan ulang sumber daya atau material yang sering kali dianggap tidak bisa didaur ulang juga diperlihatkan melalui desain produk maupun kriya yang ditampilkan di SDW. Melalui ide dan inovasi dari Duakala Recycle, misalnya, mendaur ulang plastik untuk menjadi produk dengan fungsi dan nilai lebih dari produk aslinya—dari botol plastik menjadi card holder, tatakan, hingga bingkai kacamata dan anting-anting.
Proses produksi menggunakan material plastik oleh Duakala Recycle
Galastica menampilkan karya kriya yang menggunakan berbagai material plastik bekas
Selain pameran yang membuka wawasan, Seminyak Design Week juga menggelar berbagai kegiatan seperti talk show, workshop, project visit, open house, dan gathering. Dengan dilaksanakannya Seminyak Design Week 2019, harapannya akan terjadi kolaborasi antara desainer dan produsen lokal yang tentu menjadi langkah untuk meningkatkan ekonomi kreatif lokal. Lebih dari itu, berlangsungnya Seminyak Design Week 2019 diharapkan dapat membuka wawasan dan memicu kreativitas dan inovasi untuk memperluas wacana dan aplikasi pendekatan desain dan produksi yang berkelanjutan.
Informasi lebih lanjut tentang Seminyak Design Week:
https://www.instagram.com/seminyakdesignweek/