5 Tahapan dalam Menghitung Biaya Bangun Rumah
©Shutterstock
Membangun rumah tapak dari nol menjadi cita-cita banyak orang. Apalagi, total biaya bangun rumah yang perlu dikeluarkan tidak jarang lebih murah ketimbang membeli rumah yang sudah jadi. Desain dan spesifikasi rumah pun bisa disesuaikan dengan keinginan pemilik rumah.
Kendati demikian, menghitung estimasi biaya bangun rumah bukanlah hal yang sederhana. Dibutuhkan ketelitian dan pengalaman dalam menghitung estimasi biaya bangun rumah. Kali ini, akan dibahas tahapan-tahapan yang diperlukan untuk menghitung estimasi biaya bangun rumah minimalis maupun rumah berukuran besar.
Menghitung Harga Lahan
Sebelum membangun rumah, hal pertama yang harus dimiliki adalah lahan atau tanah. Pastikan lokasi lahan yang dipilih sudah direncanakan dan didiskusikan secara matang. Lahan di setiap daerah memiliki harga yang berbeda-beda. Semakin strategis lokasinya, semakin mahal pula harganya. Cara menghitung harga lahan cukup sederhana, yaitu dengan mencari tahu berapa harga lahan di daerah yang diinginkan per meter persegi dikalikan dengan luas lahan. Misalnya, jika harga lahan adalah 3 juta per meter persegi dan luas lahan adalah 50, artinya biaya harga lahan yang diperlukan adalah Rp 3 juta x 50 = Rp 150 juta
Biaya Jasa Desain Arsitek
Jika pemilik lahan tidak memiliki pengalaman dalam mendesain dan membuat gambar rumah, maka sebaiknya menggunakan jasa tenaga ahli, yaitu arsitek. Selain agar desain yang dituangkan ke dalam gambar hasilnya tepat dan sesuai keinginan, hal ini juga ditujukan untuk menghindari kesalahan dalam perencanaan konstruksi bangunan. Keuntungan menggunakan jasa arsitek adalah Anda bisa berkonsultasi dari desain bangunan hingga biaya bangun rumah minimalis ataupun rumah mewah dapat sesuai dengan budget Anda.
Ada 2 jenis perhitungan untuk jasa desain arsitek. Pertama menggunakan harga per meter yang berkisar antara Rp 200ribu hingga Rp 700 ribu. Ada juga yang menghitungnya berdasarkan persentase dari total anggaran biaya bangun rumah, yaitu antara 5% - 10%.
Hitung Biaya Material Bangunan yang Digunakan
Tahapan menghitung biaya bangun rumah minimalis yang lebih mendetail adalah ketika menghitung biaya material bangunan. Tahapan ini cukup rumit mengingat jenis material bangunan yang digunakan untuk membangun rumah sangat beraneka ragam, seperti semen, pasir, batu bata, hebel, besi, baja ringan, keramik, kayu, dan masih banyak yang lainnya.
Tahapan ini bisa saja langsung diserahkan ke kontraktor untuk perhitungan lebih detail. Namun tetap disarankan untuk memiliki perhitungan sendiri agar terhindar dari pembengkakan harga. Anda bisa meminta bantuan arsitek atau estimator bangunan untuk membantu membuatkan rencana anggaran biaya bangun rumah minimalis yang diperlukan
Biaya Ongkos Tukang Bangunan
Kalau tadi sudah membahas mengenai biaya yang diperlukan untuk material membangun, maka berikutnya adalah biaya untuk eksekusinya, yaitu tukang bangunan. Ada dua jenis tukang, yaitu tukang biasa dan tukang ahli. Dalam proses pembangunan, keberadaan tukang ahli diperlukan untuk mengerjakan bagian-bagian rumit yang tak bisa dikerjakan oleh tukang biasa.
Biaya ongkos tukang bangunan juga bervariasi di tempat daerah. Upah tukang biasa berkisar Rp 70-120 ribu per harinya. Sedangkan untuk tukang ahli bisa mencapai Rp 120-200 ribu per hari. Biasanya, tukang ahli sudah memiliki anak buahnya masing-masing sehingga Anda tak perlu repot merekrutnya satu persatu.
Siapkan Biaya Cadangan
Ada kalanya biaya yang diperlukan di lapangan meleset atau melebihi biaya bangun rumah minimalis yang sudah ditentukan di awal. Karena itu, sangat penting untuk menyiapkan biaya cadangan sekiranya terjadi pembengkakan biaya. Untuk berjaga-jaga, ada baiknya menyiapkan paling tidak 10% dari keseluruhan total biaya yang sudah dihitung.
Demikian 5 tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung estimasi biaya bangun rumah. Simak berbagai artikel menarik lainnya di Archify. Anda juga bisa menggunakan jasa arsitek dan interior untuk membantu Anda mewujudkan rumah impian dengan biaya yang sesuai dengan budget Anda.