6 Alasan Anda Memilih Menjadi Seorang Arsitek
Memilih untuk berkarir dalam dunia arsitektur merupakan keputusan bagi
sebagian orang yang memang mendambakannya. Tentunya dibalik keputusan itu,
pasti ada alasan-alasan tertentu yang mendasari hingga seseorang benar-benar
ingin berkecimpung di dalam dunia arsitektur—sebuah bidang yang dikenal akan
memakan banyak jam tidur untuk menyelesaikan berbagai macam gambar atau maket.
Buku Architect: A Candid Guide to the
Profession karya Roger K. Lewis memuat beberapa alasan-alasan yang banyak
membuat orang tertarik untuk mendalami profesi ini. Sebelum Anda benar-benar
memantapkan diri untuk menjadi seorang arsitek, ada baiknya untuk membaca
sedikit cuplikannya berikut ini:
1. Uang,
Gaya Hidup, dan Status Sosial
Di mata masyarakat, arsitek merupakan sosok yang
berpendidikan dan artistik. Selain itu, arsitek juga merupakan profesi yang sering
kali diasosiasikan dengan proyek bernilai tinggi dan klien yang berasal dari
kalangan menengah ke atas. Dengan lingkungan kerja seperti itu, banyak
masyarakat yang mengetahui keberadaan arsitek menganggap bahwa profesi arsitek
merupakan profesi yang menjanjikan banyak uang. Anggapan yang sama juga
menggiring opini masyarakat bahwa arsitek memiliki gaya hidup yang berkelas,
setara dengan klien-klien mereka. Hal ini menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi mereka yang memang memiliki bakat di bidang desain untuk terjun
menjadi seorang arsitek.
Opini masyarakat tadi bisa jadi benar bagi sebagian kecil
arsitek, tapi juga bisa salah bagi sebagian besar lainnya. Pada kenyataannya,
pendapatan arsitek tergolong dalam middle
class salary. Walaupun begitu tidak bisa dipungkiri bahwa profesi arsitek terkadang
menuntut pelakunya untuk menjalani gaya hidup yang sesuai dengan lingkup
pergaulan klien, yang notabene berasal dari kelas menengah ke atas. Untuk itu,
banyak arsitek yang memiliki bisnis sampingan. Bisa jadi, arsitek juga
menggarap bisnis lain sebagai kontraktor konstruksi atau developer real estate. Ada juga yang menjalankan
bisnis yang sama sekali berbeda dari dunia arsitektur seperti membuka kafe.
2. Popularitas
Dalam dunia profesi arsitek, popularitas bisa datang seiring dengan meningkatnya karier. Tidak sedikit mahasiswa arsitektur tergiur untuk mendalami profesi ini dan menjadi arsitek populer yang namanya dikenal. Sebut saja Andra Matin atau Yori Antar, namanya sudah cukup dikenal di kancah arsitektur Indonesia dan dijadikan role model oleh banyak arsitek-arsitek muda lainnya. Tentunya karier seorang arsitek tidak bisa melejit hanya dalam sekejap mata. Dibutuhkan perjalanan yang panjang untuk sampai pada tahap itu. Mereka meniti karier dari nol dan terus belajar dari kesalahan-kesalahan hingga bisa menghasilkan desain yang spektakuler dan akhirnya berhasil menarik perhatian masyarakat. Karena perjalanan karier yang cukup panjang inilah banyak arsitek yang meraih popularitas di usia lanjut ketika orang dengan profesi lain sudah mulai pensiun. Sebut saja Frank Gehry dan Cesar Pelli, keduanya sama-sama mengawali karir di awal umur 30-an dan baru melejit di awal umur 60-an. Terhitung 30 tahun perjalanan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai puncak karier.
Foto: Frank Gehry dan karyanya mulai dikenal saat beliau berusia lanjut. ©Sergio Smirnoff, unsplash
Penting disadari bahwa untuk mencapai titik popularitas tersebut banyak perjuangan yang perlu dilakukan. Perlu diketahui juga bahwa arsitek ternama sekalipun biasanya hanya dikenal baik di lingkungan sesama arsitek. Belum tentu orang yang berkecimpung di bidang lain akan mengenal nama-nama mereka. Untuk itu akan sangat luar biasa jika seorang arsitek bisa dikenal tidak hanya di kalangan arsitek.
3. Kontribusi
pada budaya
Bangunan merupakan salah satu penanda budaya dan
peradaban dalam sejarah. Untuk itu, arsitek memiliki kesempatan untuk menorehkan
sejarah melalui karya-karya terbangunnya. Hal ini sedikit banyak membuat profesi
arsitek menjadi menarik untuk dilirik. Tapi perlu diketahui juga bahwa untuk
menorehkan sejarah melalui sebuah bangunan, banyak hal yang perlu diperhatikan
oleh seorang arsitek. Salah satu hal yang krusial terkait dengan sustainability bangunan yang dirancang.
Arsitek harus mendesain sebuah bangunan yang ageless, baik itu terkait façade
maupun struktur, sehingga bisa bertahan dalam rentang waktu yang lama. Selain
dari sisi bangunannya sendiri yang memang harus memperhatikan isu sustainability, faktor eksternal lain
juga turut andil dalam preservasi bangunan, terutama masyarakat di sekitar
bangunan tersebut.
4. Membantu
membangun masyarakat
Teaching is giving. Didorong oleh jiwa sosial, banyak arsitek yang
menyakini bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat. Beberapa
arsitek cukup tersohor dari aksinya membantu membangun komunitas masyarakat melalui
berbagai program development. Sebut
saja Yu Sing dan Romo Mangunwijaya yang fokus melakukan
pendampingan-pendampingan kepada masyarakat terkait pembangunan lingkungan
sekitar mereka. Walaupun tidak selalu mendapatkan keuntungan finansial, mereka
mengaku senang bisa berbagi ilmu pengetahuan dan membantu masyarakat. Tidak
hanya itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk ‘memasyarakatkan’
arsitektur. Dengan begitu, mereka berusaha meyakinkan kepada masyarakat bahwa
arsitektur merupakan hak bagi setiap manusia, bukan hanya bagi yang memiliki
banyak uang dan mampu meng-hire jasa
arsitek saja.
5. Bentuk
pelampiasan kreativitas dan ilmu pengetahuan
Melampiaskan kreativitas sekaligus ilmu pengetahuan yang
dimiliki juga bisa menjadi salah satu alasan bagi seseorang untuk memilih
profesi sebagai arsitek. Kreativitas dalam dunia arsitektur bisa dikaitkan
dengan kemampuan seorang arsitek untuk mengolah material bangunan mentah
menjadi sebuah ruang yang dapat dirasakan dan dinikmati orang yang ada di
dalamnya. Tidak hanya itu, profesi arsitek juga membutuhkan kemampuan intelektual
di bidang lain untuk menguasai kompleksitas dalam merancang bangunan. Beberapa
kemampuan tersebut di antaranya:
-
Graphic and visual skill, berguna untuk menyusun presentasi desain arsitektur
-
Technical aptitude, kemampuan matematis dan analitis terkait persebaran
gaya dalam struktur yang berkaitan dengan konstruksi bangunan
-
Verbal skill, kemampuan komunikasi untuk menyampaikan gagasan desain
-
Organization skill, berguna untuk mengorganisasikan setiap orang dalam tim
desain dan juga stakeholder lain yang
ada kaitannya dengan pengerjaan proyek
-
Memory,
memori yang kuat diperlukan untuk mengingat berbagai macam infomasi terkait
proyek, preseden, ide, dan juga gagasan desain
-
Compositional talent, kemampuan ini sangat diperlukan untuk menghasilkan
sebuah desain dengan komposisi visual yang baik secara 2D dan juga 3D
6. Hobi
menggambar
Hal terakhir yang juga banyak mendasari seseorang untuk terjun ke dalam dunia arsitektur adalah hobi menggambar. Jika Anda hobi menggambar, terutama freehand drawing, menjadi arsitek bisa dimasukkan ke dalam salah satu pilihan profesi untuk digeluti nantinya yang didukung dengan pendidikan arsitektur pula. Sudah menjadi sebuah rahasia umum bahwa sebagian besar arsitek sangat suka menggambar. Bagi mereka, menggambar sudah menjadi sebuah natur seperti layaknya menulis dan membaca bagi orang awam pada umumnya. Bahkan beberapa arsitek beranggapan bahwa bagian paling menyenangkan dalam satu rangkaian proyek adalah menuangkan gagasan desain dalam sketsa-sketsa di atas kertas.
.
Keenam hal di atas merupakan alasan-alasan yang seringkali mendasari seseorang untuk memutuskan terjun ke dalam dunia arsitektur. Jika Anda merasa banyak poin-poin yang cocok dengan diri Anda, mungkin arsitek merupakan profesi yang tepat untuk Anda tekuni. Terlebih lagi jika sudah menjalaninya, bisa jadi Anda memiliki potensi untuk menjadi seorang arsitek besar.
Penulis: Raudina Rachmi