Kenali Hotel Kapsul, Ruang Minim dengan Banyak Fitur di Dalamnya

©Seniman Ruang

Belakangan ini, istilah hotel kapsul makin familier terdengar di telinga kita. Hotel kapsul dapat memberikan pengalaman menginap yang berbeda daripada hotel pada umumnya dalam ruang yang mungil.

Seperti namanya, hotel kapsul memang berukuran minim mirip dengan kapsul. Kapsul yang dimaksud adalah space yang disediakan untuk pengunjung, berupa kotak fit dengan ukuran manusia, bantal, selimut, stop kontak, hingga beberapa fasilitas tambahannya.

Hotel kapsul memang sering digunakan oleh para traveller dan backpacker, mengingat mereka membutuhkan hotel hanya untuk tidur dengan harga yang ekonomis. Di Indonesia, hotel kapsul lebih banyak ditemui di kota-kota besar.

Sebelum menginap di hotel kapsul, kenali plus minus dan beberapa hal lain yang harus Anda perhatikan berikut ini.

Apa itu hotel kapsul?

Hotel kapsul berasal dari pods atau orang Indonesia menyebutnya dengan kapsul. Kapsul ini hanya bisa berisi satu atau dua orang, tergantung dari ukurannya. Pada umumnya, lebar tiap kapsul 1,2 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 1 meter. Oleh karena itu, antarkapsulnya disusun sejajar dan ditumpuk dua kapsul.

©Garis Miring Studio

Asal usul hotel kapsul

Pencetus hotel kapsul adalah Jepang. Pada tahun 1979, di Osaka mulai dibangun hotel kapsul yang dirancang oleh arsitek Kisho Kurokawa.

Inovasi asal Jepang ini dicetuskan karena kebutuhan pekerja yang sering lembur dan ketinggalan kereta. Karena tarif taksi juga terbilang mahal, hotel kapsul menjawab permasalahan agar para pekerja tersebut bisa beristirahat dengan biaya yang efisien.

Setelah dibuat untuk pekerja, ternyata hotel kapsul mulai merambah ke sektor pariwisata untuk para backpacker.

©Aaksen Responsible Aarchitecture

Kelebihan hotel kapsul

1. Space yang minim tetap dapat memuat banyak pengunjung

Dengan space yang minim, hotel kapsul tetap dapat menampung banyak pengunjung. Bahkan, satu hotel kapsul dapat menyediakan puluhan kapsul sekaligus.

Walaupun ruangnya terbatas, hotel kapsul tetap memberikan privasi pada pengunjung, terutama untuk para backpacker dengan rombongan yang banyak. Selain murah, akses hotel kapsul yang biasanya tersedia di tengah kota akan mempermudah para backpacker untuk mencari akomodasi.

©Garis Miring Studio

2. Fasilitas dalam pod yang futuristis

Tiap pod atau kapsul mempunyai fasilitas yang cukup lengkap. Beberapa hotel kapsul sudah menyediakan stop kontak, pengaturan warna dan intensitas cahaya lampu yang dihasilkan, music player, dan masih banyak lagi.

Fasilitas ini diberikan agar pengunjung tetap nyaman walaupun menginap di ruang terbatas. Meskipun dalam hotel kapsul pengunjung akan bersebelahan langsung dengan pengunjung lain, ada fasilitas yang meredam suara dalam kapsul. Jadi, Anda tidak terusik dengan suara pengunjung di kiri-kanan ataupun atas-bawah.

©Aaksen Responsible Aarchitecture

3. Permainan pencahayaan buatan

Hotel kapsul didesain semenarik mungkin. Permainan pencahayaan buatan dilakukan sebagai elemen dekoratif. Pemilihan beberapa warna yang mencolok dari interior hotel kapsul membantu membuat pengunjung merasa tetap berada di space yang cukup luas.

Ada banyak fitur warna lampu, misalnya ungu, biru, merah muda, hingga kuning.

©Aaksen Responsible Aarchitecture

4. Mempunyai ruang bersama

Dengan ukuran kapsul yang minim, ada beberapa fasilitas yang tidak tersedia layaknya di hotel konvensional. Oleh karena itu, dibuatlah ruang bersama seperti pantry, ruang makan, ruang bersantai, dan smoking area.

Adanya beberapa fasilitas bersama ini pun memungkinkan Anda untuk berinteraksi dengan pengunjung lain.

©Seniman Ruang

5. Terdapat loker untuk menyimpan barang

Bagi Anda yang membawa banyak barang, hotel kapsul menyediakan loker untuk menitipkan barang. Nantinya, Anda akan diberi kunci yang sesuai dengan loker yang disewa. Dengan begitu, Anda dapat meninggalkan barang dengan aman saat mengeksplor kota.

©Seniman Ruang

Kekurangan hotel kapsul

1. Tidak cocok untuk pengidap klaustrofobia

Klaustrofobia merupakan fobia akan ruang yang sempit dan tertutup. Para pengidap klaustrofobia bisa merasa panik karena dia tidak bisa melarikan diri di ruang tertutup. Fobia ini umum terjadi.

Bagi Anda yang mengidap fobia ini tidak disarankan untuk menginap di hotel kapsul. Ruangan di hotel kapsul sangat terbatas. Saat tidur pun, tubuh hanya berjarak beberapa senti ke langit-langit hotel kapsul.

©DDAP Architect

2. Sharing kamar mandi

Kamar mandi tentunya menjadi area privat bagi semua orang. Namun, di hotel kapsul, Anda harus berbagi kamar mandi dengan pengunjung lain.

Selain harus membawa peralatan mandi ke kamar mandi yang disediakan, Anda juga bisa antri dengan pengunjung lainnya pada jam sibuk.

Meskipun harus sharing dengan pengunjung lain, kamar mandi di hotel kapsul umumnya bersih dan nyaman. Terdapat hairdryer dan cermin yang besar di dalamnya.

©Metom Design

Artikel lainnya: 6 Inspirasi Desain Kamar Hotel Nyaman untuk Staycation

Itulah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat akan menginap di hotel kapsul. Temukan beragam informasi seputar arsitektur dan desain interior lainnya hanya di Archify!