Kenali Ukuran Hebel, Material Terpilih untuk Kebutuhan Bangunan Anda
©Shutterstock
Hebel adalah material bangunan modern yang saat ini makin banyak digunakan. Sejak diperkenalkan pada 1920-an, hebel menjadi material pilihan untuk membangun gedung dan perumahan, termasuk di Indonesia. Hebel memang memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bata konvensional biasa.
Bagi Anda yang sedang membutuhkan material bangunan dan berencana menggunakan hebel, berikut ini kami sajikan penjelasan tentang kelebihan, kekurangan, serta ukuran hebel.
Sekilas tentang hebel
Di sebagian wilayah Indonesia, bata ringan dikenal sebagai hebel. Nama tersebut adalah merek dari pihak yang pertama kali mengenalkan bata ringan ke Indonesia, PT Hebel Indonesia (1995-2015).
Nama hebel sendiri adalah nama belakang dari seorang insinyur bangunan Jerman Josef Hebel yang memiliki ide memberi penguat atau tulang pada adukan bata ringan pada 1945, menghasilkan produk akhir yang lebih variatif seperti lembaran lantai, dinding, dan sebagainya. Produk-produk tersebut membantu pembangunan Jerman sehingga cepat pulih dari kehancuran akibat Perang Dunia II.
Sementara itu, bata ringan sendiri merupakan buatan seorang arsitek Swedia, Dr. Johan Axel Eriksson. Konon, temuan tersebut merupakan hasil temuan tak sengaja. Karena ingin cepat kering, Dr. Eriksson memasukkan adukan batu bata ringannya ke dalam autoklaf (autoclave, mesin sterilisasi berbasis pemanasan dengan uap bertekanan tinggi) di laboratoriumnya. Hasilnya adalah bata ringan yang kita lihat saat ini.
Adonan bata ringan atau hebel terdiri dari pasir silika kuarsit, air, kapur, semen, dan gipsum. Yang membedakannya dengan adonan semen atau beton biasa adalah penambahan bahan pengembang yang membuat beton menjadi berpori udara (aerated) layaknya spon sehingga bobotnya ringan. Material pengembang yang ditambahkan adalah bubuk aluminium. Semua bahan tersebut kemudian dimatangkan (cured) di dalam autoklaf. Oleh karena itu, hebel juga disebut sebagai bata ringan AAC (Autoclaved Aerated Concrete, yaitu beton berpori udara yang dimatangkan dengan autoklaf).
Selain bata ringan tipe AAC, ada juga bata ringan CLC (Cellular Lightweight Concrete). Dua hal dasar yang membedakan batu bata ringan AAC dengan CLC adalah bahan pengembangnya dan proses pengeringannya. Batu bata ringan CLC menggunakan pengembang berbasis protein atau sintetis. Proses pengeringannya pun dilakukan secara alami. Dari segi beratnya, bobot bata ringan CLC lebih berat dari AAC. Selain itu, warna CLC abu-abu, sedangkan AAC berwarna putih.
©Shutterstock
Kelebihan hebel
Karena strukturnya berpori, hebel menjadi jauh lebih ringan dari beton konvensional. Bobotnya sekitar 5 kali lebih ringan dari beton biasa. Meskipun ringan, kekuatannya tetap setara dengan beton. Selain itu, hebel termasuk material bangunan yang kedap suara serta tahan gempa, air, dan api.
Karena mudah dipotong serta memiliki ukuran yang standar dan presisi, pemasangan hebel juga dapat dilakukan dengan cepat dan rapi. Permukaannya yang telah rata membuat hebel cocok dibuat berpenampilan terbuka atau exposed. Namun, jika ingin diperhalus lagi dengan acian, Anda tidak membutuhkan lapisan acian yang tebal, cukup sekitar 2 milimeter. Dari sisi material acian, dibandingkan dengan bata konvensional, Anda hanya memerlukan setengah material acian.
©Shutterstock
Kekurangan hebel
Dengan segala kelebihannya, hebel juga memiliki kelemahan. Pertama, harga hebel lebih mahal dari harga batu bata konvensional untuk harga per meter perseginya. Kedua, pemasangan hebel memerlukan semen khusus berupa semen instan. Dalam pemasangannya pun hebel tidak boleh terkena air agar pengeringannya mudah. Oleh karena itu, pemasangannya juga memerlukan tukang yang ahli.
Selain itu, karena potongan ukuran hebel terbilang besar, risiko menyisakan potongannya pun juga besar jika dipasang untuk dinding ukuran tanggung.
©Shutterstock
Jenis ukuran hebel
Terdapat 2 jenis ukuran hebel atau bata ringan, yaitu ukuran hebel standar dan jumbo. Ukuran hebel standar memiliki panjang dan lebar 60×20 cm. Ukuran hebel jumbo memiliki panjang dan lebar 60×40 cm. Sementara itu, pilihan ketebalannya sama, yaitu 7,5 cm, 10 cm, 12,5 cm, atau 20 cm. Ukuran hebel dengan ketebalan 7,5 cm dan 10 cm adalah jenis yang paling banyak digunakan.
Biasanya, hebel dijual berdasarkan ukuran hebel per meter persegi ataupun per kubik. Jumlah ukuran hebel per kubik untuk ukuran hebel standar ketebalan 7,5 cm adalah 111 buah. Sementara itu, jumlah untuk ketebalan 10 cm adalah 83 potong. Karena yang berbeda hanya ketebalannya, kedua jenis ukuran hebel per meter persegi berjumlah sama, yaitu 8,3 buah hebel.
©Shutterstock
Baca juga: Mengenal Material Batako Semen: Ukuran, Kelebihan dan Kekurangannya
Itulah perkenalan singkat, kelebihan dan kekurangan, serta ukuran hebel untuk kebutuhan material bangunan Anda. Semoga bermanfaat! Temukan beragam fakta menarik seputar material bangunan lainnya hanya di Archify.