Pahami Standar Kemiringan Atap untuk Rumah Aman dan Estetis
Kemiringan atap merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhitungkan dengan matang dalam proses pembangunan rumah. Kemiringan atap akan memengaruhi banyak hal, mulai dari aliran air hujan, kekokohan material atap, hingga faktor estetika desain.
Seiring dengan berkembangnya desain bangunan, kini makin banyak hunian yang menghadirkan desain atap yang unik. Meski tampilan atap miring tampak menarik, desain atap tetap perlu mengikuti standar kemiringan atap. Desain dan kemiringan atap tidak dapat dibuat sembarangan tanpa konsultasi dengan profesional di bidangnya. Jika tidak sesuai dengan standar kemiringan atap, risiko keamanan akan mengintai dan tampilannya pun menjadi kurang estetis.
Pentingnya mengikuti standar kemiringan atap juga berkaitan dengan fungsi atap yang krusial dalam bangunan rumah. Dengan kemiringan atap yang tepat, penghuni rumah akan terlindungi dari panas matahari, air hujan, angin, dan pengaruh lingkungan luar lainnya.
Simak informasi mengenai standar kemiringan atap dan pengaruhnya terhadap fungsi serta desain rumah di artikel berikut ini. Dengan memahami standar kemiringan atap, fungsi atap, dan desain kemiringan atap, rumah akan makin aman, nyaman, dan tampil lebih estetis.
Standar Kemiringan Atap
Sebelum mengetahui standar kemiringan atap, pahami beberapa faktor yang memengaruhinya.
Faktor-faktor yang memengaruhi standar kemiringan atap
Iklim dan curah hujan daerah setempat
Perbedaan iklim dan curah hujan lokasi bangunan membuat kemiringan atap yang ideal bisa berbeda-beda. Makin tinggi curah hujan, maka kemiringan atap yang ideal jadi lebih tinggi pula dibandingkan atap rumah di area yang kering.
Jenis penutup atap yang digunakan
Material penutup atap ada banyak macamnya di pasaran. Atap bisa ditutup dengan genteng, bitumen, beton, metal, dan sebagainya. Masing-masing material ini memiliki bobot serta cara pemasangan yang berbeda-beda. Kemiringan atap pun perlu disesuaikan dengan jenis material atap yang digunakan.
Fungsi ruangan di bawah atap
Perhatikan pula fungsi ruangan yang berada di bawah atap. Desain kemiringan atap juga bisa berpengaruh pada tampilan interior sehingga berkaitan langsung dengan kenyamanan ruangan yang ada di bawahnya.
Peraturan bangunan setempat
Tak kalah penting, perhatikan peraturan bangunan di lokasi bangunan yang dimiliki. Jangan sampai bentuk dan kemiringan atap yang sudah dibuat ternyata bertentangan dengan peraturan yang ada sehingga harus membongkar desain atau bahkan membayar denda.
Standar kemiringan minimum yang disarankan untuk berbagai jenis atap dan kondisi cuaca
Genteng metal
Penggunaan genteng metal cocok untuk cuaca yang sejuk dan tidak terlalu ekstrem. Bahan ini memiliki standar kemiringan atap 10 derajat hingga 15 derajat.
Atap bitumen atau atap aspal
Bahan atap dari bitumen atau aspal cocok diterapkan untuk cuaca bercurah hujan sedang hingga kering. Standar kemiringan atap bitumen ini 15–30 derajat.
Atap polikarbonat
Jenis material polikarbonat biasanya diterapkan sebagai atap area teras dan carport di area rumah yang tidak terlalu panas. Pemanfaatan bahan polikarbonat memiliki standar kemiringan atap 5 derajat hingga 10 derajat.
Atap spandek
Bahan atap spandek memiliki ukuran kemiringan paling variatif, mulai dari 5 derajat sampai kemiringan atap 45 derajat, atau bahkan hingga 60 derajat. Atap spandek ini fleksibel untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca.
Genteng keramik
Material penutup atap berupa genteng keramik cocok untuk bangunan di lokasi yang beriklim tropis dengan curah hujan tinggi. Standar kemiringan atapnya berkisar 30–40 derajat.
Artikel lainnya: Jenis-jenis Bahan Peredam Panas untuk Atap Rumah Modern
Rumus dan Cara Menghitung Kemiringan Atap
Sebelum menghitung kemiringan atap, kenali beberapa istilah yang diperlukan dalam rumus kemiringan atap. Istilah tersebut antara lain:
- Kuda-kuda atap atau rangka struktural yang mendukung atap bangunan.
- Tinggi kuda-kuda atau jarak vertikal dari titik dasar atau tumpuan bawah kuda-kuda (biasanya terletak di balok dinding atau rangka penopang) hingga ke puncak atau titik tertinggi kuda-kuda (ridge atau nok).
- Panjang bentang atau jarak antara dua titik tumpuan yang diukur secara horizontal. Bentang inilah yang menopang struktur atap.
Rumus kemiringan atap
Kemiringan Atap = Tinggi Kuda-Kuda / ½ x Panjang Bentang
Rumus kemiringan atap di atas menghasilkan angka perbandingan atau rasio untuk mengetahui sudut kemiringan atap. Sebagai contoh, rasio kemiringan atap 45 derajat adalah 1:1, artinya tinggi kuda-kuda dan setengah dari panjang bentang memiliki ukuran yang sama. Rasio kemiringan atap yang sering digunakan lainnya adalah kemiringan atap 30 derajat dengan angka perbandingan 7:12 dan kemiringan atap 15 derajat dengan angka perbandingan 1:4.
Sudut kemiringan atap lainnya dapat dihitung berdasarkan teori matematika trigonometri yang menggunakan perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku. Dalam hal ini, sisi-sisi yang dimaksud berupa tinggi kuda-kuda dan ½ panjang bentang, sedangkan segitiga siku-siku adalah kuda-kuda atap.
Jika kesulitan untuk menghitung kemiringan atap secara manual, gunakan kalkulator atau aplikasi untuk menghitung kemiringan atap. Lebih baik lagi, mintalah bantuan profesional dari arsitek atau kontraktor untuk cara hitung kemiringan atap yang lebih tepat sehingga struktur atap terjamin aman.
©Shutterstock
Artikel lainnya: Ketahui Ukuran Standar Genteng untuk Atap Rumah
Dampak Kemiringan Atap pada Desain Rumah
Tiap ukuran kemiringan atap memiliki karakter dan kecocokan penerapan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap desain dan tampilan rumah. Secara umum, terdapat 3 macam kemiringan atap yang biasa diterapkan di Indonesia: rendah (5-15 derajat), sedang (20-40 derajat), dan tinggi (45-60 derajat).
Kemiringan atap rendah
Atap yang tidak terlalu miring cocok untuk daerah yang kering atau bercurah hujan rendah. Kemiringan atap yang rendah dapat melengkapi rumah minimalis modern karena tampilannya yang simpel.
Akan tetapi, rumah dengan kemiringan rendah perlu perawatan lebih ekstra, terlebih jika banyak pohon di sekitar rumah. Daun-daun bisa menumpuk di atas atap dan air hujan pun bisa kurang tersalurkan dengan baik sehingga menyebabkan kebocoran.
Kemiringan atap tinggi
Di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, kemiringan atap tinggi menjadi pilihan yang ideal. Atap dengan kemiringan tinggi juga banyak diaplikasikan di negara-negara dengan empat musim karena ketika turun salju, atap harus kuat menopang beban dan mengalirkan salju ketika mencair.
Kemiringan atap tinggi bisa mengalirkan air lebih baik sehingga risiko kebocoran lebih minim. Tak hanya itu, atap yang tinggi akan memberikan ruang tambahan untuk loteng atau ruangan di bawah atap.
Kemiringan atap sedang
Atap dengan kemiringan sedang bersifat sangat fungsional sekaligus tetap menarik secara estetika. Kemiringan atap ini cocok untuk berbagai jenis cuaca dan iklim. Kemiringan atap sedang juga bisa diaplikasikan menggunakan berbagai material atap secara fleksibel.
©MoM (Mario or Marjo) Architect
Demikianlah ulasan tentang kemiringan atap pada konstruksi rumah. Dapatkan pengetahuan menarik lainnya seputar desain rumah dan materialnya di Archify!