Rumah Tumbuh, Solusi Bangun Rumah Sesuai Budget
Rumah tumbuh adalah salah satu cara untuk merencanakan dan membangun rumah dengan cara bertahap. Rumah tumbuh biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Dana yang belum mencukupi adalah alasan yang paling sering digunakan saat seseorang memilih membangun rumah tumbuh.
Mereka yang membangun rumah dengan konsep
rumah tumbuh biasanya berasal dari kalangan pekerja dengan usia tanggung atau
keluarga muda yang anggota keluarganya masih berjumlah dua atau tiga orang.
Membangun rumah tumbuh cocok bagi Anda yang ingin memiliki rumah milik sendiri,
tapi kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk sekaligus membangun rumah secara
keseluruhan.
Foto: Ben House ©GeTs Architects
Bila diperhatikan, rumah tumbuh merupakan salah satu konsep rumah yang marak ditawarkan pengembang akhir-akhir ini. Dari segi ukuran, rumah tumbuh biasanya memiliki luas tanah yang besar namun luas bangunan yang kecil. Lazimnya, rumah tumbuh terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Selain itu, pondasi bangunan ini dibuat dengan kemampuan untuk menyangga rumah dua lantai.
Ketika proses pembangunan dimulai, Anda tidak membabat habis lahan yang ada, namun menyisakan sedikit ruang untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penghuni di waktu yang akan datang. Itulah mengapa konsep ini dinamakan rumah tumbuh, karena rumah akan “tumbuh” di masa depan. Dari situ, dapat kita ketahui bahwa untuk membangun rumah tumbuh dibutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi, rumah yang ideal, sesuai dengan keinginan pemilik, bisa didapatkan.
Dua
Jenis Rumah Tumbuh
Foto: Doctor House ©Armeyn Ilyas
Rumah tumbuh memiliki dua jenis, yaitu rumah tumbuh horizontal dan rumah tumbuh vertikal. Rumah tumbuh horizontal tentunya cocok jika lahannya luas. Rumah tumbuh jenis ini biasanya tidak membutuhkan struktur bangunan yang sangat kuat karena penambahannya menyamping. Proses pembangunannya pun cenderung lebih cepat dan mudah.
Jenis kedua adalah rumah tumbuh vertikal. Jenis
rumah tumbuh ini paling banyak disediakan oleh developer karena tak memakan
banyak lahan. Jika Anda memilih
rumah tumbuh vertikal, artinya Anda harus meningkat rumah. Pada umumnya,
pengembangan vertikal akan dipilih orang-orang yang memiliki lahan kecil. Pengembangan
rumah tumbuh vertikal harus direncanakan dengan sangat matang, terutama
kekuatan struktur bangunannya. Jika memang Anda memiliki rencana menambah
lantai, membeli rumah tumbuh vertikal bisa menjadi pilihan.
Rencana
Anggaran Biaya Rumah Tumbuh
Foto: Nakula House ©BAMA Architects
Setelah selesai menyusun rencana akan seperti apa pembangunan rumah tumbuh Anda nanti, langkah selanjutnya adalah menyusun RAB untuk rumah tumbuh. RAB adalah perkiraan biaya material bangunan, upah tukang bangunan, dan biaya ekstra lain yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan, dalam hal ini anggaran untuk rumah tumbuh. RAB sangat berguna sebagai pedoman dalam pembangunan agar proses pembangunan rumah tumbuh berjalan dengan efisien, efektif, dan lancar.
Karena proses pembangunan rumah tumbuh terjadi dalam jarak dan jangka waktu yang panjang, Anda perlu memperhitungkan laju inflasi agar anggaran yang Anda siapkan tidak jauh berbeda dengan total pengeluaran sebenarnya. Masukkan jumlah kenaikan harga bahan bangunan ataupun upah tukang bangunan pada RAB sebesar 5-10% setiap tahunnya. Dengan cara ini, Anda dapat memperhitungkan kenaikan biaya pada pembangunan rumah tumbuh tahap selanjutnya.
Manfaatkan Diskon
Foto: Rumah Prisma ©RDA
Cara lain untuk mengendalikan anggaran adalah dengan memanfaatkan potongan harga. Ada saatnya toko bahan bangunan memberikan potongan harga. Pada saat itu, Anda dapat membeli material dan fitur bangunan untuk digunakan di kemudian hari saat membangun rumah tumbuh. Jangan lupa memikirkan di mana akan menyimpannya. Cara seperti apapun yang digunakan dalam memiliki rumah tumbuh impian Anda, jangan lupakan kualitas.