Tak Hanya Soal Tanaman, Simak 6 Elemen Khas Desain Tropis Berikut!
Dialoog Banyuwangi via Construction Plus Indonesia
Gaya desain tropis yang kita ketahui pada umumnya identik dengan warna hijau, tanaman tropis, hingga dekorasi yang tidak jauh dari tanaman tropis. Ternyata, gaya desain tropis tak hanya sebatas itu.
Desain tropis merupakan konsep rancangan yang menyesuaikan kondisi alam dan lingkungan di daerah tropis. Kehidupan di daerah tropis mendorong hubungan yang erat dengan lingkungan. Maka dari itu, desain tropis merespon paparan terhadap kondisi alam secara optimal melalui bentuk elemen-elemennya. Yuk, kenali beberapa elemen dalam menerapkan gaya desain tropis berikut ini!
Atap segitiga
©WARNERIN DESIGN OFFICE
Gaya desain tropis umumnya menggunakan atap segitiga dalam bentuk atap limasan, pelana, kerucut, ataupun atap segitiga tumpang tindih. Bentuk atap dengan bentuk dasar segitiga ini memiliki fungsi sebagai ruang isolasi termal untuk mencegah panas matahari langsung masuk ke dalam ruang sehingga menjaga kenyamanan termal pengguna dalam ruang tersebut.
Elemen peneduh
©Pexels
Elemen peneduh merupakan karakter penting pada desain tropis untuk melindungi bangunan dari penetrasi radiasi panas matahari masuk ke dalam ruang. Dengan demikian, kenyamanan termal dalam ruang tetap terjaga dan dapat menghemat energi dari penggunaan kipas angin dan AC. Elemen peneduh terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari wide roof overstep atau tritisan, kanopi, hingga sirip vertikal dan horizontal yang menonjol pada bangunan.
Jendela
©Pexels
Gaya desain tropis menggunakan jendela dan ventilasi dengan ukuran yang tidak terlalu besar karena daerah tropis mendapatkan intensitas radiasi matahari yang sangat tinggi. Jika menginginkan bukaan yang besar, Anda dapat mengimbanginya dengan memberikan elemen peneduh seperti kanopi di atas jendela atau sirip vertikal yang disesuaikan dengan orientasi bangunan.
Tata letak dan orientasi bangunan
©Pexels
Penataan letak bangunan tropis umumnya sangat peka terhadap arah sinar matahari. Tata letak bangunan tropis biasanya menghindari orientasi dan arah bukaan yang menghadap timur dan barat karena bangunan akan terpapar matahari secara langsung sehingga membuat ruang lebih panas. Hal ini tentu akan mempengaruhi bukaan jendela yang digunakan. Penataan bukaan dinding yang dipengaruhi oleh orientasi bangunan terhadap mata angin pun perlu diperhatikan agar panas matahari tidak masuk berlebihan melalui bukaan dinding.
Ventilasi silang
Ilustrasi skematik ventilasi silang
Ventilasi silang diterapkan pada desain bangunan tropis untuk memperlancar sirkulasi udara dari satu sisi bangunan dan mengeluarkannya di sisi yang berlawanan sehingga mengurangi suhu panas dalam ruang. Saat didesain dengan tepat, proses ventilasi silang akan terjadi secara alami mengikuti tekanan angin.
Material tropis
©Pexels
Bangunan dengan gaya desain tropis menggunakan bahan yang tahan terhadap cuaca panas dan hujan seperti bata, batuan, kayu, dan bambu. Kedua bahan tersebut merupakan bahan yang dapat diperbaharui secara berkala.
Meskipun tanaman adalah salah satu aspek yang membekas di benak kita saat membahas gaya desain tropis, ternyata banyak elemen penting lain yang perlu diperhatikan agar perancangan bangunan beriklim tropis bisa lebih optimal dan sesuai kebutuhan. Masih ada elemen-elemen desain tropis lain yang belum banyak diulik. Nantikan artikel-artikel serupa di Archify untuk mengetahui lebih banyak mengenai desain tropis dan gaya desain lainnya!
Kontributor:
Synthia Felicia, Mahasiswa Desain Interior 2018, Universitas Kristen Petra