Tips Pakar: 5 Cara Menciptakan Tim yang Solid ala Jung Yat (SHL Asia)
Memiliki sebuah tim yang solid merupakan
salah satu fundamental point dalam
keberhasilan sebuah organisasi atau lembaga. Begitu juga dengan biro arsitektur.
Dengan memiliki tim yang solid, akan lebih mudah bagi Anda untuk
mengkoordinasikan berbagai pekerjaan yang ada. Di samping itu, kekompakan tim
juga bisa meningkatkan semangat kerja dan juga produktivitas. Dengan begitu,
biro arsitektur Anda dapat menghasilkan produk desain yang maksimal.
Dalam acara ARCHINESIA Academy 2016 lalu di
Bali, arsitek Jung Yat berbagi tips untuk membangun tim yang solid dalam sebuah biro arsitektur. Berikut
tps-tips yang ia terapkan pada SHL Asia, biro arsitektur yang didirikannya
sejak tahun 2010:
1.
Menjaga intensitas
komunikasi dan koordinasi dengan tim
Untuk menciptakan sebuah tim yang
solid, menjaga koordinasi dan komunikasi antar anggota tim merupakan hal yang
sangat penting. Salah satu cara paling mendasar dan umum dilakukan yaitu dengan
mengadakan rapat. Rapat harus dilakukan secara rutin, bisa setiap bulan atau
setiap minggu. Menurut Jung Yat, rapat mingguan yang dilakukan bersama timnya
terbilang efektif. Melalui rapat mingguan tersebut, setiap orang harus melaporkan
capaian kerja mereka dan kendala yang mereka hadapi dalam sebuah proyek.
Berdasarkan laporan tersebut, progress
pekerjaan akan selalu bisa dipantau sehingga tim bisa merumuskan target yang
ingin dicapai pada minggu berikutnya dan strategi untuk mencapainya.
Selain melalui rapat, koordinasi juga semakin mudah dilakukan dalam era teknologi modern ini. Anda bisa dengan mudah melakukannya via online chat tanpa langsung bertatap muka dengan tim. Perlu diingat juga bahwa komunikasi dan koordinasi dalam sebuah biro arsitektur tidak melulu terkait dengan masalah proyek. Perihal lain seperti manajemen dan finansial biro juga perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan tim.
2.
Budayakan
berdiskusi dalam mengerjakan setiap proyek
Saat ini, banyak sekali orang yang terlalu fokus pada pekerjaannya masing-masing tanpa mau tahu bagaimana pekerjaan teman di samping mereka. Hal ini tidak baik untuk sebuah tim dalam biro arsitektur. Terlebih jika ada salah satu anggota tim yang tidak masuk hingga pekerjaannya harus dilimpahkan kepada orang lain. Sedangkan tim lain tidak ada yang tahu tentang pekerjaan tersebut. Di sinilah gunanya saling berdiskusi. Dengan berdiskusi, orang lain yang tidak terlibat dalam pekerjaan setidaknya mengerti 50%-60% tentang pekerjaan tersebut. Sehingga saat terpaksa ada anggota tim yang berhalangan, pekerjaan masih bisa ditangani oleh orang lain.
Foto: Berdikusi berguna agar teman sekantor tahu tentang apa yang dikerjakan masing-masing. ©Climate KIC, unsplash
3.
Terapkan kebijakan reward and punishment
Kebijakan reward and punishment juga boleh Anda terapkan pada biro arsitek
Anda. Reward berguna sebagai motivasi
bagi anggota tim dalam biro untuk bekerja lebih giat. Selain itu, reward juga merupakan sebuah bentuk
apresiasi yang Anda berikan kepada mereka yang sudah mengabdikan waktunya untuk
biro arsitektur Anda. Pada SHL Architect, Jung Yat juga menerapkan kebijakan reward and punishment ini. Ia memberikan
reward kepada anggota timnya yang
sudah mendedikasikan waktunya selama 4 tahun di SHL Architect dan menunjukkan
kinerja serta prestasi yang baik.
Di sisi lain, punishment juga perlu diberlakukan untuk menimbulkan efek jera. Seperti pengurangan gaji misalnya. Dengan diberikan punishment, anggota tim biro Anda akan belajar untuk tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu. Selain menimbulkan efek jera, punishment yang diberikan juga sekaligus bersifat mendidik baik bagi yang bersangkutan maupun bagi anggota tim lainnya.
4.
Sekali-kali lakukanlah
jalan-jalan arsitektur bersama
Mengadakan acara jalan-jalan bersama mengunjungi karya-karya arsitekur juga bisa menjadi salah satu cara untuk memperkuat solidaritas antar tim. Selain menjadi sarana refreshing, mengunjungi karya-karya arsitektur juga bisa sekaligus memberikan pembelajaran tersendiri bagi tim Anda. Menurut Jung Yat, banyak anggota timnya yang awalnya hanya mengandalkan pengetahuan bahan material bangunan dari sampel yang ada di kantor saja. Dengan mengunjungi karya-karya arsitektur, mereka bisa lebih memahami efek yang ditimbulkan dari sebuah material terhadap ruang yang terbentuk pada sebuah bangunan yang telah terbangun.
5.
Jangan lupa untuk
bersenang-senang bersama
Acara jalan-jalan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan arsitektur juga bisa menjadi salah satu cara untuk membangun sebuah tim yang solid pada biro arsitektur Anda. Misalnya saja melalui acara outbound, bermain paintball, rafting, atau sekedar makan bersama di luar kantor. Hal-hal tersebut bisa meningkatkan hubungan dan kerja sama antar tim Anda. Menurut Jung Yat, acara refreshing bersama seperti itu juga bisa meningkatkan kekompakan serta membebaskan diri dari segala kepenatan di kantor.
Foto: Bersama melakukan hal yang di luar arsitektur dapat menjadi refreshing yang baik dan meningkatkan kekompakan. ©Austin Ban, unsplash
Lima hal di atas merupakan tips-tips untuk membangun sebuah tim yang solid dalam sebuah biro arsitektur dari Jung Yat. Tidak hanya mengutamakan koordinasi dan komunikasi dalam hal pekerjaan, ternyata berdiskusi dan jalan-jalan bersama juga bisa meningkatkan kekompakan dalam tim. Kebijakan reward and punishment juga diberlakukan oleh Jung Yat untuk menjaga profesionalitas tim dalam bironya. Untuk membangun solidaritas dalam tim Anda sendiri, Anda bisa mengikuti jejak Jung Yat untuk menerapkan tips-tips di atas. Selamat mencoba!
Penulis: Raudina Rachmi