S House, Kayu sebagai Material Utama Sebuah Hunian
Tim Arsitek | : | Niko Lendra, Meyliza Kotama |
Lokasi Proyek | : | Surabaya |
Luas Lahan | : | 190 m2 |
Luas Bangunan | : | 295 m2 |
Tahun Terbangun | : | 2016 |
Fotografer | : | Mansyur Hasan |
Manufaktur | : | TOTO, Dulux, Scheneider Electric, Roman Granite, Alexindo Alumunium, Propan |
Deskripsi oleh Simple Projects Architecture
Terletak di kota Surabaya, rumah yang berdiri di lahan seluas 190 m2 memiliki fasad bangunan dengan kisi-kisi (louvre) yang disusun vertikal sebagai penanda arsitektur modern. Klien S House ini telah bergelut selama kurang lebih 15 tahun sebagai pengusaha kayu. Hal inilah yang menjadi inspirasi arsitek menjadikan kayu sebagai material utama rumah ini. Penggunaan kayu sebagai bagian dari konsep desain bangunan dapat terlihat pada tampilan bangunan. Trap tangga utama beton cor yang dilapis dengan multipleks, lantai parket kayu pada kamar tidur utama, deck kayu pada lantai teras, foyer dan balkon lantai atas, serta pada hampir semua custom furniturnya.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Artikel Lainnya: The Tree of Life - Dominasi Kayu pada Hunian
Kisi-kisi ini merupakan alternatif dari kayu ulin solid yang terkenal dengan ketahanannya terhadap cuaca panas, lembab dan pengaruh hujan. Namun pertimbangan dari sisi kalkulasi biaya serta pengaruh beban materialnya sendiri yang membutuhkan struktur pendukung yang cukup besar mengharuskan arsitek mencari alternatif material lain tanpa mengurangi unsur estetisnya.
Akhirnya pilihan jatuh pada kisi-kisi setebal 40 mm dari besi plat tekuk custom yang di-finish cat menyerupai tekstur serat kayu ini memiliki sudut dan kedalaman yang beragam, strategi ini berfungsi untuk memberikan dimensi ketebalan pada massa bangunan yang cenderung flat. Kombinasi louvre dengan aksen jendela besi plat tipis horisontal warna putih memberikan tampilan bangunan tropis modern yang tegas dan simple.
Beberapa strategi desain coba diaplikasikan untuk mendapatkan ruangan berkesan luas, salah satunya adalah tatanan layout open plan dengan meminimalkan sekat‐sekat ruang yang dapat mengganggu aktifitas penghuni rumah. Ruang keluarga, ruang makan, pantry sengaja didesain dengan fleksibilitas ruang yang tinggi dan berhadapan langsung dengan inner courtyard sehingga menjadi area favorit untuk beraktifitas dan berinteraksi bagi penghuni rumah kelak.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Artikel Lainnya: Panbakers 2 – Interior Bergaya Rustic dengan Modern Vintage dan Sentuhan Luxury
Ketinggian plafon dimaksimalkan hingga 3‐3,2 meter dari lantai. Pengolahan ketinggian plafon ini juga cukup berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam ruangan dan memberikan andil besar untuk menciptakan suasana ruang yang ingin dicapai nantinya. Strategi lainnya adalah dengan cara memaksimalkan pencahayaan alami dengan desain bukaan‐bukaan jendela lebar setinggi 3 meter hingga ke plafon. Dengan semakin banyaknya cahaya alami yang masuk kedalam ruangan akan memberikan efek ruangan yang kecil terlihat lebih luas.
Penggunaan warna terang pada lantai, dinding dan plafon yang diimbangi dengan aksen kayu pada beberapa custom furniturnya juga ikut memberikan efek ruangan terlihat lebih luas namun memberikan kesan hangat dan nyaman walaupun dengan tampilan yang modern.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Rumah tinggal yang sehat harus memiliki pencahayaan alami yang maksimal serta pergerakan sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan, salah satu strategi efektif rumah ini untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menempatan posisi bukaan di sisi Timur yang nantinya akan menjadi pusat orientasi bangunan. Bukaan berupa inner courtyard dengan lebar 2 meter ini merupakan salah satu konsep desain yang terlihat dalam satu garis linier dari area teras‐foyer pintu masuk utama, hal ini sebagai strategi untuk mencairkan batas antara ruang dalam dan ruang luar ketika memasuki rumah ini.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Artikel Lainnya: The Nest – Memaksimalkan Space dengan Meniadakan Kolom di Tengah Ruangan
Pohon Tabebuia (tabebuia aurea) yang sengaja diintegrasikan dari proses awal desain posisinya sudah terlihat sebagai focal point dari foyer pintu masuk utama. Pohon yang merupakan salah satu elemen pengikat pada bangunan ini berada di tengah‐tengah teras taman bawah hingga menembus balkon di lantai atasnya. Seiring berjalannya waktu, pohon ini akan terus tumbuh dan menjadi media peneduh yang memberikan efek pembayangan yang unik dan berbeda‐beda bahkan berfungsi pula sebagai penunjang beberapa aktifitas penghuni rumah. Kehadiran pohon Tabebuia serta inner courtyard ini akhirnya memberikan ‘nyawa’ pada kualitas dan pengalaman ruang-ruang yang ada di dalam rumah ini secara keseluruhan.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Kombinasi garis horizontal‐vertikal juga diaplikasikan pada trap tangga utama dan railing‐nya. Struktur trap tangga yang sekilas terlihat melayang ini ditopang dengan tarikan dari disain guard rail vertikal besi beton 16 mm, hal ini menjadi aksen menarik pada area ruang keluarga yang luas.
©Mansyur Hasan
Pada area carport, aplikasi permainan garis terlihat pada kombinasi penutup lantai dari batu andesit dengan artificial grass yang berpola yang acak. Batu andesit berfungsi sebagai area perkerasan sedangkan aksen artificial grass‐nya berfungsi untuk memperluas bidang serapan air hujan yang biasanya hanya terdapat pada area taman depan.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Dalam relasinya pada konsep desain secara keseluruhan, kombinasi garis vertikal‐horisontal ini juga diaplikasikan pada disain pintu dan jendela, beberapa custom furniture seperti: lampu gantung, rak gantung, drawer serta bias sinar indirect lighting pada hampir semua area rumah memberikan suasana hangat pada disain yang modern.
©Mansyur Hasan
©Mansyur Hasan
Lihat foto proyek selengkapnya:
https://www.archify.com/project/s-house
Lihat profil Simple Project Architecture:
https://www.archify.com/simple-projects-architecture
Artikel Lainnya: Bobobox – Hotel Kapsul dengan Kontrol Pod Melalui Aplikasi