TSDS Maker Space, Bengkel TSDS dengan Fasad Natural yang Sejuk
Nama Prinsipal | : | Tony Sofian |
Tim Desain | : | Tony Sofian, Eric Ekaputra |
Lokasi | : | Cisauk, Tangerang |
Luas | : | 132 m2 |
Tahun terbangun | : | 2016 |
Fotografer | : | Mario Wibowo |
Manufaktur | : | Byoliving (rotan sintetis), Alderon (atap), struktur square tube – canal C, cat Mowilex untuk bata (tembok bagian dalam bengkel) |
Deskripsi oleh TSDS Interior Architects
Di belakang area kantor TSDS di The Icon, sebuah massa bangunan seluas 132 m2 berdiri beriringan dengan semilir angin, tarian untaian tanaman jalar dan suara gemeresik lebah sibuk menyerbuki bunga-bunga. Tony Sofian, pemimpin TSDS Interior Architects mendirikan maker space ini untuk mendukung aktivitas berkreasi dari para desainernya.
©Mario Wibowo
Kantor TSDS IA saat ini digunakan oleh divisi desain interior, arsitektur, serta desain produk. Awalnya TSDS IA dan Kayunara (perusahaan furniture - sister company dari TSDS) menggunakan jasa dari perusahaan lain untuk membuat mockup berukuran real atau skala 1:1. Kemudian setelah semakin mengenal para desainer dan melihat perkembangan teknologi pada saat ini, Tony Sofian ingin para desainernya mengalami hands on experience untuk meningkatkan sensitivitas mereka sebagai desainer, maka TSDS maker space dihadirkan dalam situasi kerja mereka.
Artikel Lainnya: 105 House - Karat sebagai Tampilan Fasad
©Mario Wibowo
TSDS Maker Space dibuat untuk mencapai desain inovatif dan otentik TSDS dan Kayunara, serta sebagai salah satu perwujudan arti nama Kayunara tersendiri yaitu kayu dan manusia. TSDS dan Kayunara menjunjung tinggi relasi manusia sebagai pengguna dengan lingkungannya yaitu furniture, interior dan arsitektur. Kenyamanan merupakan poin utama kedua perusahaan. Dengan adanya TSDS maker space, desainer diajak menyentuh dan menguji coba material dan bentuk, proporsi dan harmoni dari hasil karya mereka, bukan sekedar desainer yang mengandalkan hasil kerja komputer saja.
©Mario Wibowo
Tony Sofian dan timnya saat itu, Eric Ekaputra, memiliki ide untuk membuat sebuah spasial dimana teras depannya dapat digunakan untuk makan bersama para karyawan sedangkan bagian tertutup yang kedap suara digunakan untuk area perbengkelan (menyimpan kayu dan bahan lainnya, memotong kayu, membuat maket kecil hingga mock up baik untuk divisi desain interior, arsitektur, maupun desainer Kayunara – menyimpan hasil mock up).
©Mario Wibowo
Artikel Lainnya: M Boutique Hostel - Hotel Kapsul dengan Sentuhan Vintage
Akses dari dalam area desainer bekerja merupakan jalan lurus melewati papan-papan kayu besar di atas bebatuan yang tersebar di sekeliling maker space. Kemudian lurus kearah pintu masuk area tertutup bengkel yang berisi mesin-mesin dan koleksi mock up baik furniture maupun fitur interior dan arsitektur. Bangunan ini mengandalkan penghawaan alami dengan bukaan yang cukup banyak dan sela-sela pada modul fasad.
©Mario Wibowo
Modul-modul bentuk rektangular yang lebih mirip trapesium karena bidang miringnya, dibuat dengan pertimbangan arah sinar matahari dari bagian timur bangunan maker space. Sisi yang terkena matahari lebih banyak pada pagi hingga siang hari dibuat lebih dekat dengan lantai beton teras maker space, kemudian kemiringannya naik perlahan kearah barat bangunan. Bangunan tidak sebagai intervensi tapi ingin berdiri melekat dengan alam di sekitarnya. Tidak ada bagian yang tertutup seluruhnya pada bagian fasad maker space yang merupakan struktur square tube hitam dilapisi anyaman rotan sintetis dari Byoliving. Sela-sela nya membiarkan bangunan bernafas. Ditambah lagi, modul-modul nya dibuat maju mundur membiarkan semilir angin lewat dan menyejukkan siapa saja yang duduk di dalamnya.
©Mario Wibowo
Lihat foto proyek selengkapnya:
https://www.archify.com/project/tsds-maker-space
Lihat profil TSDS Interior Architects:
https://www.archify.com/tsds-interior-architects
Artikel Lainnya: Rumah 3500 Milimeter – Solusi Desain dengan Lahan Terbatas