- Indonesia
Copyright © 2024 Powered by BCI Media Group Pty Ltd
Confirm Submission
Are you sure want to adding all Products to your Library?
Contact Detail
Anda pasti pernah berkeliling ke mall, resto, atau perkantoran yang memiliki desain lantai seperti kayu. Tahukah Anda, bahwa sebelum populer seperti sekarang, sejarah lantai kayu ternyata cukup panjang dan mengikuti perkembangan zaman.
Jika saat ini Anda bisa merasakan nuansa yang elegan dan mewah dari lantai kayu, dahulu tak demikian. Pada zaman dulu, lantai berkayu sangat umum ditemui, serta murah sekali harganya. Penasaran mengapa demikian? simak penjelasan lengkapnya berikut!
Konsep tempat tinggal mulai manusia kenal ketika budaya nomaden (berpindah tempat) sudah ditinggalkan. Saat itu manusia mulai membangun peradaban, tempat tinggal, serta hunian untuk tiap individunya.
Pada masa ini, alam masih menjadi sahabat manusia, artinya tak memperhatikan bagaimana alas di huniannya masing-masing. Hingga akhirnya ketika masa Mesir, Romawi, dan Yunani memiliki teknologi maju, penduduknya mulai menggunakan alas untuk huniannya.
Salah satu alasannya adalah karena sangat sulit untuk menjaga kebersihan alasnya. Muncullah berbagai alternatif seperti batu dan kayu, yang merupakan bahan melimpah saat itu. Namun penggunaannya masih terbatas pada infrastruktur umum atau milik konglomerat.
Penggunaan material kayu makin meningkat ketika abad pertengahan. Saat itu kastil-kastil mulai berdiri dan berkembang memiliki beberapa lantai. Kayu menjadi alternatif kedua untuk melapisi lantainya, kalah populer dari lantai yang terbuat dari batu.
Namun semua mulai berubah ketika tahun 1600-an, ketika raja Perancis Louis XIV merenovasi Pallace of Versailles. Ia menggunakan lantai kayu namanya parket (berasal dari kata parquetry) untuk mempercantik kastilnya.
Revolusi yang ia lakukan adalah mengubah lantai batu menjadi lantai kayu dengan kompartmen kecil-kecil. Kemudian menyusunnya menggunakan teknik geometri di mana tampilannya terlihat sangat indah, mewah, dan elegan.
Inovasi ini mulai berkembang, menjadikan popularitas lantai kayu makin naik dan banyak peminatnya. Selain karena estetik, menggunakan lantai kayu juga lebih tahan lama, mudah pemasangannya, serta potensi dekorasinya tanpa batas.
Dahulu, lantai terbuat dari kayu langsung karena berlimpahnya sumber daya ini. Semakin berkembangnya populasi, harga kayu pun menjadi semakin mahal. Namun pengembangan PVC oleh Friedrich Klatte memunculkan tren baru perlantaian.
Vinyl mulai menggantikan material lantai kayu asli dan mulai meningkat popularitasnya. Salah satu penyebabnya adalah ketahanannya jauh lebih besar, lebih kedap air, mudah membersihkannya, jauh lebih ringan, serta tidak berisik.
Lantai vinyl kayu juga melejit popularitasnya karena pemasangannya juga jauh lebih sederhana, tak perlu memaku pada alas rumah. Ini membuatnya menjadi alternatif terbaik bila ingin mengganti dekorasi tanpa perlu ribet.
Saat ini sudah jarang sekali yang menggunakan material kayu langsung, karena umumnya orang memilih vinyl atau parket modern. Dalam versi modern ini, parket terbuat dari bahan kayu alami dan diberi lapisan pelindung khusus. Ini membuatnya jauh lebih tahan lama, namun memerlukan lebih sedikit kayu.
Ukuran lantainya juga berbeda dari zaman dahulu. Kini sudah ada ukuran roll. Ukuran besar untuk mengurangi sambungan antarbagian, juga membuatnya jauh lebih awet dan mudah membersihkannya.
Perbedaan parket dan vinyl masa kini tak hanya bahan dasarnya saja, tetapi corak, yang mulai jadi pertimbangan. Karena parket berasal dari kayu alami, umumnya coraknya cenderung monoton. Namun berbeda dengan vinyl, yang coraknya lebih bebas.
Nah, setelah mempelajari sejarah lantai kayu, apakah Anda ingin memasangnya juga? Kami sarankan menggunakan layanan Fergio saja. Ada produk lantai kayu vinyl, parket, PVC, WPC, dan aksesoris MDF. Anda bisa memesannya melalui Website.
Atau dapat mengunjungi profil Fergio di Archify untuk mendapatkan tips dan informasi lebih lanjut.