Sebagai sebuah Coffee Shop yang telah bertumbuh dibeberapa tempat dan daerah, owner menghendaki setiap gerai baru nantinya harus memiliki karakter yang khas dengan tetap membawa identitas brand Awor Coffee Shop.
Kajian desain untuk gerai Awor Coffee Shop yang berada di Jalan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta ini berangkat dari dua hal, yaitu pertama, secara mikro, tentu berupaya untuk mengkomunikasikan brand image dari Awor Coffee Shop sebagai salah satu kedai kopi yang sudah banyak dikenal dikota Jogja dan sekitarnya. Hal yang kedua, berangkat dari kajian makro, dimana kajian ini yang pada akhirnya nanti akan diimplementasikan dalam wujud arsitekur bangunan gerai.
Kondisi site pada awalnya sudah terdapat bangunan. Seperti lazimnya lahan hunian yang berada ditepi jalan ketika semakin ramai dan berkecenderungan komersil, telah menuntut berubahnya ruang-ruang pekarangan rumah untuk dikonversi menjadi ruang-ruang usaha yang disewakan.
Dari kondisi inilah maka pedekatan desain yang designer lakukan adalah dengan mencoba menghadirkan kembali “ruang halaman” yang sudah mulai hilang. Dalam bayangan kami, rumah-rumah di desa sangat erat dengan hadirnya tanaman-tanaman rakyat. Tanaman yang tidak saja berfungsi sebagai pemenuhan estetika saja namun juga menjadi salah satu pendukung keberlangsungan kehidupan rumah tangga, seperti tanaman herbal, talok (kersen), pisang, umbi-umbian, dsb.
Selain dari vegetasi, designer juga berupaya menghadirnya elemen arsitektural yang juga erat dengan rumah orang desa hari ini. Pengunaan dan pengolahan batako secara sederhana, sebagai salah satu material yang juga “biasa” dan dekat dengan masyarakat, menjadi detail arsitektural yang diharapkan dapat merepresentasikan nuansa keseharian.
Konsep dari pekarangan rumah ini yang pada akhirnya menjadi ide untuk menjadi imbuhan nama dari gerai Awor Coffee yang berada di Jalan Palagan. Dengan harapan, customer dapat menikmati pengalaman-pengalaman yang berbeda ketika berkunjung tanpa merngurangi identitas besar dari Awor Coffee Shop.
Diambil dari filosofi nama Awor Coffee yang yang berarti guyub, berkumpul bersama kerabat. Desain keruangan yang senantiasa menjadi aspek yang selalu di tonjolkan dalam desain Awor Coffee adalah upaya untuk membangun komunikasi antara barista dan custumer. Untuk mewadahi hal ini maka desain bar selalu menekankan pada suasana area bar yang hidup dan memungkinkan custumer untuk melakukan interaksi. Selain itu konfigursi-konfigursi bentuk yang ada di Awor Yard and Coffee juga mengimplementasikan geometri dari logo yang berbentuk lingkaran.
Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa Awor Yard and Coffee sangat menekankan pada pengalaman ruang yang dekat dengan keseharian kehidupan di desa khususnya Jawa. Dimana lokalitas dikonkritkan dalam rupa penggunaan material batako yang sudah menjadi bahan yang umum dipergunakan dan pengunaan vegetasi vegetasi lokal yang mudah ditemui dilingkungan atau pekarangan desa.
Tantangan yang dialami dalam proses desain untuk Awor Yard and Coffee kali ini lebih kepada kondisi penataan ruang agar mampu memenuhi sitting capacity sebagai ruang komersil dan fungsi-fungsi pendukung sebuah gerai coffee shop (Bar, Kitchen, Smoking dan Non Smoking Area, Parkir dll.) dalam site yang tidak terlalu luas serta sudah adanya bangunan eksisting yang tidak boleh dibongkar secara keseluruhan yang tentunya menjadi “batasan” untuk menjawab kebutuhan ruang yang diinginkan.
Solusi yang pada akhirnya dipilih untuk menjawab tantangan tersebut ialah dengan melakukan penataan ruang yang berorientasi pada bidang-bidang diagonal sehingga dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan ruang serta menghadirkan pengalaman ruang yang lebih dinamis dan unik.
Sebagai sebuah Coffee Shop yang telah bertumbuh dibeberapa tempat dan daerah, owner menghendaki setiap gerai baru nantinya harus memiliki karakter yang khas dengan tetap membawa identitas brand Awor Coffee Shop.
Kajian desain untuk gerai Awor Coffee Shop yang berada di Jalan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta ini berangkat dari dua hal, yaitu pertama, secara mikro, tentu berupaya untuk mengkomunikasikan brand image dari Awor Coffee Shop sebagai salah satu kedai kopi yang sudah banyak dikenal dikota Jogja dan sekitarnya. Hal yang kedua, berangkat dari kajian makro, dimana kajian ini yang pada akhirnya nanti akan diimplementasikan dalam wujud arsitekur bangunan gerai.
Kondisi site pada awalnya sudah terdapat bangunan. Seperti lazimnya lahan hunian yang berada ditepi jalan ketika semakin ramai dan berkecenderungan komersil, telah menuntut berubahnya ruang-ruang pekarangan rumah untuk dikonversi menjadi ruang-ruang usaha yang disewakan.
Dari kondisi inilah maka pedekatan desain yang designer lakukan adalah dengan mencoba menghadirkan kembali “ruang halaman” yang sudah mulai hilang. Dalam bayangan kami, rumah-rumah di desa sangat erat dengan hadirnya tanaman-tanaman rakyat. Tanaman yang tidak saja berfungsi sebagai pemenuhan estetika saja namun juga menjadi salah satu pendukung keberlangsungan kehidupan rumah tangga, seperti tanaman herbal, talok (kersen), pisang, umbi-umbian, dsb.
Selain dari vegetasi, designer juga berupaya menghadirnya elemen arsitektural yang juga erat dengan rumah orang desa hari ini. Pengunaan dan pengolahan batako secara sederhana, sebagai salah satu material yang juga “biasa” dan dekat dengan masyarakat, menjadi detail arsitektural yang diharapkan dapat merepresentasikan nuansa keseharian.
Konsep dari pekarangan rumah ini yang pada akhirnya menjadi ide untuk menjadi imbuhan nama dari gerai Awor Coffee yang berada di Jalan Palagan. Dengan harapan, customer dapat menikmati pengalaman-pengalaman yang berbeda ketika berkunjung tanpa merngurangi identitas besar dari Awor Coffee Shop.
Diambil dari filosofi nama Awor Coffee yang yang berarti guyub, berkumpul bersama kerabat. Desain keruangan yang senantiasa menjadi aspek yang selalu di tonjolkan dalam desain Awor Coffee adalah upaya untuk membangun komunikasi antara barista dan custumer. Untuk mewadahi hal ini maka desain bar selalu menekankan pada suasana area bar yang hidup dan memungkinkan custumer untuk melakukan interaksi. Selain itu konfigursi-konfigursi bentuk yang ada di Awor Yard and Coffee juga mengimplementasikan geometri dari logo yang berbentuk lingkaran.
Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa Awor Yard and Coffee sangat menekankan pada pengalaman ruang yang dekat dengan keseharian kehidupan di desa khususnya Jawa. Dimana lokalitas dikonkritkan dalam rupa penggunaan material batako yang sudah menjadi bahan yang umum dipergunakan dan pengunaan vegetasi vegetasi lokal yang mudah ditemui dilingkungan atau pekarangan desa.
Tantangan yang dialami dalam proses desain untuk Awor Yard and Coffee kali ini lebih kepada kondisi penataan ruang agar mampu memenuhi sitting capacity sebagai ruang komersil dan fungsi-fungsi pendukung sebuah gerai coffee shop (Bar, Kitchen, Smoking dan Non Smoking Area, Parkir dll.) dalam site yang tidak terlalu luas serta sudah adanya bangunan eksisting yang tidak boleh dibongkar secara keseluruhan yang tentunya menjadi “batasan” untuk menjawab kebutuhan ruang yang diinginkan.
Solusi yang pada akhirnya dipilih untuk menjawab tantangan tersebut ialah dengan melakukan penataan ruang yang berorientasi pada bidang-bidang diagonal sehingga dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan ruang serta menghadirkan pengalaman ruang yang lebih dinamis dan unik.
Sebagai sebuah Coffee Shop yang telah bertumbuh dibeberapa tempat dan daerah, owner menghendaki setiap gerai baru nantinya harus memiliki karakter yang khas dengan tetap membawa identitas brand Awor Coffee Shop.
Kajian desain untuk gerai Awor Coffee Shop yang berada di Jalan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta ini berangkat dari dua hal, yaitu pertama, secara mikro, tentu berupaya untuk mengkomunikasikan brand image dari Awor Coffee Shop sebagai salah satu kedai kopi yang sudah banyak dikenal dikota Jogja dan sekitarnya. Hal yang kedua, berangkat dari kajian makro, dimana kajian ini yang pada akhirnya nanti akan diimplementasikan dalam wujud arsitekur bangunan gerai.
Kondisi site pada awalnya sudah terdapat bangunan. Seperti lazimnya lahan hunian yang berada ditepi jalan ketika semakin ramai dan berkecenderungan komersil, telah menuntut berubahnya ruang-ruang pekarangan rumah untuk dikonversi menjadi ruang-ruang usaha yang disewakan.
Dari kondisi inilah maka pedekatan desain yang designer lakukan adalah dengan mencoba menghadirkan kembali “ruang halaman” yang sudah mulai hilang. Dalam bayangan kami, rumah-rumah di desa sangat erat dengan hadirnya tanaman-tanaman rakyat. Tanaman yang tidak saja berfungsi sebagai pemenuhan estetika saja namun juga menjadi salah satu pendukung keberlangsungan kehidupan rumah tangga, seperti tanaman herbal, talok (kersen), pisang, umbi-umbian, dsb.
Selain dari vegetasi, designer juga berupaya menghadirnya elemen arsitektural yang juga erat dengan rumah orang desa hari ini. Pengunaan dan pengolahan batako secara sederhana, sebagai salah satu material yang juga “biasa” dan dekat dengan masyarakat, menjadi detail arsitektural yang diharapkan dapat merepresentasikan nuansa keseharian.
Konsep dari pekarangan rumah ini yang pada akhirnya menjadi ide untuk menjadi imbuhan nama dari gerai Awor Coffee yang berada di Jalan Palagan. Dengan harapan, customer dapat menikmati pengalaman-pengalaman yang berbeda ketika berkunjung tanpa merngurangi identitas besar dari Awor Coffee Shop.
Diambil dari filosofi nama Awor Coffee yang yang berarti guyub, berkumpul bersama kerabat. Desain keruangan yang senantiasa menjadi aspek yang selalu di tonjolkan dalam desain Awor Coffee adalah upaya untuk membangun komunikasi antara barista dan custumer. Untuk mewadahi hal ini maka desain bar selalu menekankan pada suasana area bar yang hidup dan memungkinkan custumer untuk melakukan interaksi. Selain itu konfigursi-konfigursi bentuk yang ada di Awor Yard and Coffee juga mengimplementasikan geometri dari logo yang berbentuk lingkaran.
Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa Awor Yard and Coffee sangat menekankan pada pengalaman ruang yang dekat dengan keseharian kehidupan di desa khususnya Jawa. Dimana lokalitas dikonkritkan dalam rupa penggunaan material batako yang sudah menjadi bahan yang umum dipergunakan dan pengunaan vegetasi vegetasi lokal yang mudah ditemui dilingkungan atau pekarangan desa.
Tantangan yang dialami dalam proses desain untuk Awor Yard and Coffee kali ini lebih kepada kondisi penataan ruang agar mampu memenuhi sitting capacity sebagai ruang komersil dan fungsi-fungsi pendukung sebuah gerai coffee shop (Bar, Kitchen, Smoking dan Non Smoking Area, Parkir dll.) dalam site yang tidak terlalu luas serta sudah adanya bangunan eksisting yang tidak boleh dibongkar secara keseluruhan yang tentunya menjadi “batasan” untuk menjawab kebutuhan ruang yang diinginkan.
Solusi yang pada akhirnya dipilih untuk menjawab tantangan tersebut ialah dengan melakukan penataan ruang yang berorientasi pada bidang-bidang diagonal sehingga dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan ruang serta menghadirkan pengalaman ruang yang lebih dinamis dan unik.