Leilo Restaurant terletak di Jalan Suryo yang sudah dipadati oleh berbagai brand F&B
ternama berikut pula dengan berbagai macam desain hadir di kawasan tersebut. Leilo
merupakan restaurant Asian Fushion baru yang menghadirkan cita rasa tradisional asia dan
western-modern. Inspirasi desain kami berangkat dari cerita klien yang menginginkan
sebuah restaurant yang dapat menjadi second home bagi para tamu, terutama tamu-tamu
regular. Ditambah, waktu operasi restaurant ini buka hingga larut pagi.
Leilo dirancang disebuah bangunan lama yang dulunya merupakan restaurant Asian food,
Asiatale. Berlokasi diseberang Sushi Hiro Senopati yang didesain oleh AYYA dan
Showroom Modena yang didesain oleh Andramatin, arsitek menginginkan desain yang apa
adanya dan berusaha mengolah kembali seluruh material yang ada pada bangunan
eksisting (adaptive reuse). Ternyata hal ini cukup menarik karena banyak hal yang dapat
dieksplore melalui desain adaptive reuse, terutama dalam hal menghadirkan desain yang
baik dengan budget yang cukup terbatas. Jika dlilihat sekilas kebanyakan material yang
dipakai didalam interior Leilo adalah kayu, rattan dan batu andesit. Kayu-kayu pada lantai
restaurant merupakan kayu parket pada tangga eksisting yang kemudian diolah kembali
dan dipasang sebagai elemen lantai restaurant. Finishing juga dibuat apa adanya, disini
arsitek berusaha memadukan unsur old and new dengan cara melakukan superimpose
desain baru pada eksisting, tanpa harus merubah atau memperbaiki eksisting.
Selain finishing, arsitek juga memperbaiki alur sequence dan organisasi ruang pada
restaurant. Pintu masuk yang awalnya terletak di tengah, kami pindahkan ke samping kanan
bangunan sehingga akses pengunjung tidak terhalang oleh kendaraan yang sedang diparkir,
dan dengan begitu juga, kami membuat sebuah sequence melalui lorong yang sebetulnya
berfungsi juga sebagai shelter dan waiting lounge saat drop off ataupun pick-up. Di Lorong
ini kami bermain dengan cahaya dan bayangan, dimana fasad rangka besi kotak-kotak
memberikan efek bayangan ketika pengunjung sedang memasuki ruangan, semua ini
bertujuan untuk menghadirkan experience yang nyaman dan merupakan area transisi dari
suasana Jalan Suryo yang padat dan bising. Pot Tanaman Sereh bertujuan sebagai buffer
view dari dalam ruangan menuju area parkir, sehingga pengunjung dapat memiliki view yang
hijau walaupun ditempat yang terbatas. Selain itu, pot dan lorong yang ditinggikan ini juga
berfungsi sebagai bendungan air hujan, karena pada bangunan eksisting, ketinggian level
lantai bangunan hanya +5cm dari jalan raya.
Untuk ruangan restaurant sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu common dining, terrace, VIP
Room, dan Bar. Pada area common dining, arsitek membentuk ruang imaginer melalui
buffer pot tanaman berwarna biru tosca yang juga berfungsi sebagai separator antara jalur
pengunjung dan jalur service, disitu terdapat pula service station dan berbagai fungsi
pendukung yang di-hide dibalik jalur service. Pada ruang ini, pengunjung juga dapat melihat
kitchen melalui sobekan kecil pada pada tinted blue glass sehingga aktivitas didalam dapur
hanya terlihat sebagai siluet saja.
Di VIP Room kami memanfaatkan posisi ruang yang berada diujung seluruh restaurant,
sehingga ruangan ini memiliki view yang terbaik untuk dijadikan ruang VIP. Panel-panel
pintu sliding dari rattan memberikan 2 efek visual yang berbeda. Dari dalam dapat melihat
keluar dengan leluasa, namun sebaliknya, dari luar tidak dapat melihat dengan jelas apa
yang ada didalam ruang VIP karena view terbentuk menjadi siluet-siluet oleh rangkaian
anyaman rattan. Ruang Terrace sendiri merupakan ruang non-smoking area dimana ruang
ini merupakan ruangan yang multifungsi, pada hari biasa dapat berfungsi sebagai extension
dari common dining area namun pada kesempatan tertentu dapat juga berfungsi sebagai
ruang VIP kedua dengan experience yang berbeda dengan ruang VIP 1.
Pada area Toilet kami mendesain secara berbeda, yaitu dengan mendesain seluruh toilet
sebagai one colour. Mulai dari lantai, dinding, pintu, hingga washtafel basin diberi warna
yang light orange agar memberikan kesan warm dan menarik, serta merupakan anti-colour
dari warna biru tosca.
Leilo Restaurant terletak di Jalan Suryo yang sudah dipadati oleh berbagai brand F&B
ternama berikut pula dengan berbagai macam desain hadir di kawasan tersebut. Leilo
merupakan restaurant Asian Fushion baru yang menghadirkan cita rasa tradisional asia dan
western-modern. Inspirasi desain kami berangkat dari cerita klien yang menginginkan
sebuah restaurant yang dapat menjadi second home bagi para tamu, terutama tamu-tamu
regular. Ditambah, waktu operasi restaurant ini buka hingga larut pagi.
Leilo dirancang disebuah bangunan lama yang dulunya merupakan restaurant Asian food,
Asiatale. Berlokasi diseberang Sushi Hiro Senopati yang didesain oleh AYYA dan
Showroom Modena yang didesain oleh Andramatin, arsitek menginginkan desain yang apa
adanya dan berusaha mengolah kembali seluruh material yang ada pada bangunan
eksisting (adaptive reuse). Ternyata hal ini cukup menarik karena banyak hal yang dapat
dieksplore melalui desain adaptive reuse, terutama dalam hal menghadirkan desain yang
baik dengan budget yang cukup terbatas. Jika dlilihat sekilas kebanyakan material yang
dipakai didalam interior Leilo adalah kayu, rattan dan batu andesit. Kayu-kayu pada lantai
restaurant merupakan kayu parket pada tangga eksisting yang kemudian diolah kembali
dan dipasang sebagai elemen lantai restaurant. Finishing juga dibuat apa adanya, disini
arsitek berusaha memadukan unsur old and new dengan cara melakukan superimpose
desain baru pada eksisting, tanpa harus merubah atau memperbaiki eksisting.
Selain finishing, arsitek juga memperbaiki alur sequence dan organisasi ruang pada
restaurant. Pintu masuk yang awalnya terletak di tengah, kami pindahkan ke samping kanan
bangunan sehingga akses pengunjung tidak terhalang oleh kendaraan yang sedang diparkir,
dan dengan begitu juga, kami membuat sebuah sequence melalui lorong yang sebetulnya
berfungsi juga sebagai shelter dan waiting lounge saat drop off ataupun pick-up. Di Lorong
ini kami bermain dengan cahaya dan bayangan, dimana fasad rangka besi kotak-kotak
memberikan efek bayangan ketika pengunjung sedang memasuki ruangan, semua ini
bertujuan untuk menghadirkan experience yang nyaman dan merupakan area transisi dari
suasana Jalan Suryo yang padat dan bising. Pot Tanaman Sereh bertujuan sebagai buffer
view dari dalam ruangan menuju area parkir, sehingga pengunjung dapat memiliki view yang
hijau walaupun ditempat yang terbatas. Selain itu, pot dan lorong yang ditinggikan ini juga
berfungsi sebagai bendungan air hujan, karena pada bangunan eksisting, ketinggian level
lantai bangunan hanya +5cm dari jalan raya.
Untuk ruangan restaurant sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu common dining, terrace, VIP
Room, dan Bar. Pada area common dining, arsitek membentuk ruang imaginer melalui
buffer pot tanaman berwarna biru tosca yang juga berfungsi sebagai separator antara jalur
pengunjung dan jalur service, disitu terdapat pula service station dan berbagai fungsi
pendukung yang di-hide dibalik jalur service. Pada ruang ini, pengunjung juga dapat melihat
kitchen melalui sobekan kecil pada pada tinted blue glass sehingga aktivitas didalam dapur
hanya terlihat sebagai siluet saja.
Di VIP Room kami memanfaatkan posisi ruang yang berada diujung seluruh restaurant,
sehingga ruangan ini memiliki view yang terbaik untuk dijadikan ruang VIP. Panel-panel
pintu sliding dari rattan memberikan 2 efek visual yang berbeda. Dari dalam dapat melihat
keluar dengan leluasa, namun sebaliknya, dari luar tidak dapat melihat dengan jelas apa
yang ada didalam ruang VIP karena view terbentuk menjadi siluet-siluet oleh rangkaian
anyaman rattan. Ruang Terrace sendiri merupakan ruang non-smoking area dimana ruang
ini merupakan ruangan yang multifungsi, pada hari biasa dapat berfungsi sebagai extension
dari common dining area namun pada kesempatan tertentu dapat juga berfungsi sebagai
ruang VIP kedua dengan experience yang berbeda dengan ruang VIP 1.
Pada area Toilet kami mendesain secara berbeda, yaitu dengan mendesain seluruh toilet
sebagai one colour. Mulai dari lantai, dinding, pintu, hingga washtafel basin diberi warna
yang light orange agar memberikan kesan warm dan menarik, serta merupakan anti-colour
dari warna biru tosca.
Leilo Restaurant terletak di Jalan Suryo yang sudah dipadati oleh berbagai brand F&B
ternama berikut pula dengan berbagai macam desain hadir di kawasan tersebut. Leilo
merupakan restaurant Asian Fushion baru yang menghadirkan cita rasa tradisional asia dan
western-modern. Inspirasi desain kami berangkat dari cerita klien yang menginginkan
sebuah restaurant yang dapat menjadi second home bagi para tamu, terutama tamu-tamu
regular. Ditambah, waktu operasi restaurant ini buka hingga larut pagi.
Leilo dirancang disebuah bangunan lama yang dulunya merupakan restaurant Asian food,
Asiatale. Berlokasi diseberang Sushi Hiro Senopati yang didesain oleh AYYA dan
Showroom Modena yang didesain oleh Andramatin, arsitek menginginkan desain yang apa
adanya dan berusaha mengolah kembali seluruh material yang ada pada bangunan
eksisting (adaptive reuse). Ternyata hal ini cukup menarik karena banyak hal yang dapat
dieksplore melalui desain adaptive reuse, terutama dalam hal menghadirkan desain yang
baik dengan budget yang cukup terbatas. Jika dlilihat sekilas kebanyakan material yang
dipakai didalam interior Leilo adalah kayu, rattan dan batu andesit. Kayu-kayu pada lantai
restaurant merupakan kayu parket pada tangga eksisting yang kemudian diolah kembali
dan dipasang sebagai elemen lantai restaurant. Finishing juga dibuat apa adanya, disini
arsitek berusaha memadukan unsur old and new dengan cara melakukan superimpose
desain baru pada eksisting, tanpa harus merubah atau memperbaiki eksisting.
Selain finishing, arsitek juga memperbaiki alur sequence dan organisasi ruang pada
restaurant. Pintu masuk yang awalnya terletak di tengah, kami pindahkan ke samping kanan
bangunan sehingga akses pengunjung tidak terhalang oleh kendaraan yang sedang diparkir,
dan dengan begitu juga, kami membuat sebuah sequence melalui lorong yang sebetulnya
berfungsi juga sebagai shelter dan waiting lounge saat drop off ataupun pick-up. Di Lorong
ini kami bermain dengan cahaya dan bayangan, dimana fasad rangka besi kotak-kotak
memberikan efek bayangan ketika pengunjung sedang memasuki ruangan, semua ini
bertujuan untuk menghadirkan experience yang nyaman dan merupakan area transisi dari
suasana Jalan Suryo yang padat dan bising. Pot Tanaman Sereh bertujuan sebagai buffer
view dari dalam ruangan menuju area parkir, sehingga pengunjung dapat memiliki view yang
hijau walaupun ditempat yang terbatas. Selain itu, pot dan lorong yang ditinggikan ini juga
berfungsi sebagai bendungan air hujan, karena pada bangunan eksisting, ketinggian level
lantai bangunan hanya +5cm dari jalan raya.
Untuk ruangan restaurant sendiri dibagi menjadi 4 bagian, yaitu common dining, terrace, VIP
Room, dan Bar. Pada area common dining, arsitek membentuk ruang imaginer melalui
buffer pot tanaman berwarna biru tosca yang juga berfungsi sebagai separator antara jalur
pengunjung dan jalur service, disitu terdapat pula service station dan berbagai fungsi
pendukung yang di-hide dibalik jalur service. Pada ruang ini, pengunjung juga dapat melihat
kitchen melalui sobekan kecil pada pada tinted blue glass sehingga aktivitas didalam dapur
hanya terlihat sebagai siluet saja.
Di VIP Room kami memanfaatkan posisi ruang yang berada diujung seluruh restaurant,
sehingga ruangan ini memiliki view yang terbaik untuk dijadikan ruang VIP. Panel-panel
pintu sliding dari rattan memberikan 2 efek visual yang berbeda. Dari dalam dapat melihat
keluar dengan leluasa, namun sebaliknya, dari luar tidak dapat melihat dengan jelas apa
yang ada didalam ruang VIP karena view terbentuk menjadi siluet-siluet oleh rangkaian
anyaman rattan. Ruang Terrace sendiri merupakan ruang non-smoking area dimana ruang
ini merupakan ruangan yang multifungsi, pada hari biasa dapat berfungsi sebagai extension
dari common dining area namun pada kesempatan tertentu dapat juga berfungsi sebagai
ruang VIP kedua dengan experience yang berbeda dengan ruang VIP 1.
Pada area Toilet kami mendesain secara berbeda, yaitu dengan mendesain seluruh toilet
sebagai one colour. Mulai dari lantai, dinding, pintu, hingga washtafel basin diberi warna
yang light orange agar memberikan kesan warm dan menarik, serta merupakan anti-colour
dari warna biru tosca.