Odori Hotel merupakan salah satu penginapan baru yang berbeda dibanding hotel kecil pada umumnya. Berdiri di atas lahan seluas 108 meter persegi dengan luas tapak bangunan yang hanya 78 meter persegi dan setinggi tiga setengah lantai, hotel ini bahkan terimpit di sisi kiri, kanan dan belakang.
Meskipun memiliki batasan lahan demikian, Odori Hotel dirancang untuk mampu menampung 13 kamar hotel. Nimara Architects menyelesaikan keterbatasan lahan dengan menggunakan konsep split level sehingga pembagian kamar hotel dapat maksimal.
Dengan adanya sistem split level, area sirkulasi vertikal pun menjadi efisien. Sirkulasi vertikal diposisikan pada sisi tengah bersama void, diimpit oleh sisi depan dan belakang yang berisi kamar. Selain mampu memaksimalkan jumlah kamar, split level juga membantu agar sirkulasi ke lantai-lantai atas dapat terasa lebih ringan dengan perbedaan tiap lantainya sekitar 1,4 meter.
Merespons pada ketiga sisi lahan yang langsung berbatasan dengan bangunan lain, void yang ditempatkan arsitek turut berfungsi menjadi ruang masuknya cahaya alami dari skylight. Bukan hanya mampu menerangi keseluruhan koridor hotel sampai ke lantai dasar, void dan skylight berfungsi sebagai penyalur udara panas ke luar bangunan.
Keterbatasan lahan tidak membatasi bangunan untuk memiliki taman. Dengan posisi taman di lantai teratas bangunan, pengunjung Odori Hotel tetap dapat menikamti suasana outdoor melalui taman kering dan beberapa pohon ketapang kencana sebagai penyejuk.
Konsep compact juga dihadirkan Nimara Architects pada setiap kamar hotel. Sekat kaca sebagai pemisah kamar mandi dan ruang tidur, alas tempat tidur yang elevated, serta furnitur penggantung baju yang sekaligus berfungsi sebagai artwork, menjadikan kamar hotel seluas 13-15 meter persegi tetap terasa lega.
Ditambah dengan jendela-jendela lebar pada setiap kamar hotel, pengalaman ruang dalam tiap kamar hotel juga terasa lebih lapang. Jendela sebagai bukaan yang dirancang dengan sudut tertentu menghasilkan kesan fasad yang dinamis sehingga bangunan tetap tampil menarik meski memiliki lebar yang terbatas. Melalui finishing cat teknik wash, bingkai jendela corten steel, serta entrance dengan perpaduan panel rotan, Odori Hotel dapat tampil unik sekaligus menjadi “teaser” terhadap interior yang sangat unik pula.
Odori Hotel merupakan salah satu penginapan baru yang berbeda dibanding hotel kecil pada umumnya. Berdiri di atas lahan seluas 108 meter persegi dengan luas tapak bangunan yang hanya 78 meter persegi dan setinggi tiga setengah lantai, hotel ini bahkan terimpit di sisi kiri, kanan dan belakang.
Meskipun memiliki batasan lahan demikian, Odori Hotel dirancang untuk mampu menampung 13 kamar hotel. Nimara Architects menyelesaikan keterbatasan lahan dengan menggunakan konsep split level sehingga pembagian kamar hotel dapat maksimal.
Dengan adanya sistem split level, area sirkulasi vertikal pun menjadi efisien. Sirkulasi vertikal diposisikan pada sisi tengah bersama void, diimpit oleh sisi depan dan belakang yang berisi kamar. Selain mampu memaksimalkan jumlah kamar, split level juga membantu agar sirkulasi ke lantai-lantai atas dapat terasa lebih ringan dengan perbedaan tiap lantainya sekitar 1,4 meter.
Merespons pada ketiga sisi lahan yang langsung berbatasan dengan bangunan lain, void yang ditempatkan arsitek turut berfungsi menjadi ruang masuknya cahaya alami dari skylight. Bukan hanya mampu menerangi keseluruhan koridor hotel sampai ke lantai dasar, void dan skylight berfungsi sebagai penyalur udara panas ke luar bangunan.
Keterbatasan lahan tidak membatasi bangunan untuk memiliki taman. Dengan posisi taman di lantai teratas bangunan, pengunjung Odori Hotel tetap dapat menikamti suasana outdoor melalui taman kering dan beberapa pohon ketapang kencana sebagai penyejuk.
Konsep compact juga dihadirkan Nimara Architects pada setiap kamar hotel. Sekat kaca sebagai pemisah kamar mandi dan ruang tidur, alas tempat tidur yang elevated, serta furnitur penggantung baju yang sekaligus berfungsi sebagai artwork, menjadikan kamar hotel seluas 13-15 meter persegi tetap terasa lega.
Ditambah dengan jendela-jendela lebar pada setiap kamar hotel, pengalaman ruang dalam tiap kamar hotel juga terasa lebih lapang. Jendela sebagai bukaan yang dirancang dengan sudut tertentu menghasilkan kesan fasad yang dinamis sehingga bangunan tetap tampil menarik meski memiliki lebar yang terbatas. Melalui finishing cat teknik wash, bingkai jendela corten steel, serta entrance dengan perpaduan panel rotan, Odori Hotel dapat tampil unik sekaligus menjadi “teaser” terhadap interior yang sangat unik pula.
Odori Hotel merupakan salah satu penginapan baru yang berbeda dibanding hotel kecil pada umumnya. Berdiri di atas lahan seluas 108 meter persegi dengan luas tapak bangunan yang hanya 78 meter persegi dan setinggi tiga setengah lantai, hotel ini bahkan terimpit di sisi kiri, kanan dan belakang.
Meskipun memiliki batasan lahan demikian, Odori Hotel dirancang untuk mampu menampung 13 kamar hotel. Nimara Architects menyelesaikan keterbatasan lahan dengan menggunakan konsep split level sehingga pembagian kamar hotel dapat maksimal.
Dengan adanya sistem split level, area sirkulasi vertikal pun menjadi efisien. Sirkulasi vertikal diposisikan pada sisi tengah bersama void, diimpit oleh sisi depan dan belakang yang berisi kamar. Selain mampu memaksimalkan jumlah kamar, split level juga membantu agar sirkulasi ke lantai-lantai atas dapat terasa lebih ringan dengan perbedaan tiap lantainya sekitar 1,4 meter.
Merespons pada ketiga sisi lahan yang langsung berbatasan dengan bangunan lain, void yang ditempatkan arsitek turut berfungsi menjadi ruang masuknya cahaya alami dari skylight. Bukan hanya mampu menerangi keseluruhan koridor hotel sampai ke lantai dasar, void dan skylight berfungsi sebagai penyalur udara panas ke luar bangunan.
Keterbatasan lahan tidak membatasi bangunan untuk memiliki taman. Dengan posisi taman di lantai teratas bangunan, pengunjung Odori Hotel tetap dapat menikamti suasana outdoor melalui taman kering dan beberapa pohon ketapang kencana sebagai penyejuk.
Konsep compact juga dihadirkan Nimara Architects pada setiap kamar hotel. Sekat kaca sebagai pemisah kamar mandi dan ruang tidur, alas tempat tidur yang elevated, serta furnitur penggantung baju yang sekaligus berfungsi sebagai artwork, menjadikan kamar hotel seluas 13-15 meter persegi tetap terasa lega.
Ditambah dengan jendela-jendela lebar pada setiap kamar hotel, pengalaman ruang dalam tiap kamar hotel juga terasa lebih lapang. Jendela sebagai bukaan yang dirancang dengan sudut tertentu menghasilkan kesan fasad yang dinamis sehingga bangunan tetap tampil menarik meski memiliki lebar yang terbatas. Melalui finishing cat teknik wash, bingkai jendela corten steel, serta entrance dengan perpaduan panel rotan, Odori Hotel dapat tampil unik sekaligus menjadi “teaser” terhadap interior yang sangat unik pula.