[English]
“home farming supporting food security”
The concept of green architecture combined with urban farming is integrated in this boarding house located in Cipete area, Jakarta, Indonesia. This house not only offers the beauty from the angle of aesthetical and micro climate conditioning, but it has other added value by using plants that can be consumed by its owners and users.
By implementing wide of the opening, skylight in every room and many hole for cross ventilation, the purpose is to let the sunlight and natural air pass through this building. The first layer of the skin consists of vegetation enveloped the majority of the building façade, filtering the air become more fresh before entering inside of the building.
The use of natural and raw materials, such as natural wood, unpainted wall, floor hardener, raw and rusty metal for door and window frame creates the ‘down to earth’ impression as an oasis in the middle of Jakarta’s urban atmosphere. Moreover, the concept of urban farming in the residential scale try to introduce healthy lifestyle by cultivating edible plant instead of only planting decorative one that can be harvested and consumed towards food security from family level.
[Bahasa Indonesia]
“pertanian di dalam hunian untuk mendukung ketahanan pangan”
Konsep arsitektur hijau yang dipadukan dengan urban farming (pertanian perkotaan) di hunian yang juga menyewakan kos di daerah Cipete ini tidak hanya menawarkan keasrian dari sudut estetika dan pengkondisian suhu secara mikro saja, namun juga adanya nilai tambah dengan pemanfaatan tanaman-tanaman yang bisa dipanen dan dikonsumsi oleh pemilik dan pengguna bangunan tersebut.
Dengan pengaplikasian lebarnya bukaan, banyaknya lubang- lubang udara untuk ventilasi dan juga skylight di setiap ruangan membiarkan sinar matahari dan udara alami berlalu lalang di bangunan ini sebelum di lter oleh elemen-elemen hijau sebagai kulit kedua pada fasade bangunan ini.
Pemakaian material-material yang alami seperti kayu asli, dinding yang tidak dicat, kusen pintu dan jendela yang menggunakan besi juga menciptakan impresi ‘down to earth’ sebagai oase di tengah- tengah suasana urban Jakarta ini.
Konsep urban faming pada skala hunian ini bertujuan untuk mengenalkan gaya hidup yang sehat dengan cara menanam tanaman pangan (seperti sayuran, obat-obatan, buah-buahan) daripada hanya menanam tanaman hias untuk menuju ketahanan pangan yang dimulai dari level keluarga.
project : residential
floor area : 634.88 m2
site area : 399 m2
number of stories : 3 floors
client: confidential
location : cipete, jakarta, indonesia
status : finished
[English]
“home farming supporting food security”
The concept of green architecture combined with urban farming is integrated in this boarding house located in Cipete area, Jakarta, Indonesia. This house not only offers the beauty from the angle of aesthetical and micro climate conditioning, but it has other added value by using plants that can be consumed by its owners and users.
By implementing wide of the opening, skylight in every room and many hole for cross ventilation, the purpose is to let the sunlight and natural air pass through this building. The first layer of the skin consists of vegetation enveloped the majority of the building façade, filtering the air become more fresh before entering inside of the building.
The use of natural and raw materials, such as natural wood, unpainted wall, floor hardener, raw and rusty metal for door and window frame creates the ‘down to earth’ impression as an oasis in the middle of Jakarta’s urban atmosphere. Moreover, the concept of urban farming in the residential scale try to introduce healthy lifestyle by cultivating edible plant instead of only planting decorative one that can be harvested and consumed towards food security from family level.
[Bahasa Indonesia]
“pertanian di dalam hunian untuk mendukung ketahanan pangan”
Konsep arsitektur hijau yang dipadukan dengan urban farming (pertanian perkotaan) di hunian yang juga menyewakan kos di daerah Cipete ini tidak hanya menawarkan keasrian dari sudut estetika dan pengkondisian suhu secara mikro saja, namun juga adanya nilai tambah dengan pemanfaatan tanaman-tanaman yang bisa dipanen dan dikonsumsi oleh pemilik dan pengguna bangunan tersebut.
Dengan pengaplikasian lebarnya bukaan, banyaknya lubang- lubang udara untuk ventilasi dan juga skylight di setiap ruangan membiarkan sinar matahari dan udara alami berlalu lalang di bangunan ini sebelum di lter oleh elemen-elemen hijau sebagai kulit kedua pada fasade bangunan ini.
Pemakaian material-material yang alami seperti kayu asli, dinding yang tidak dicat, kusen pintu dan jendela yang menggunakan besi juga menciptakan impresi ‘down to earth’ sebagai oase di tengah- tengah suasana urban Jakarta ini.
Konsep urban faming pada skala hunian ini bertujuan untuk mengenalkan gaya hidup yang sehat dengan cara menanam tanaman pangan (seperti sayuran, obat-obatan, buah-buahan) daripada hanya menanam tanaman hias untuk menuju ketahanan pangan yang dimulai dari level keluarga.
project : residential
floor area : 634.88 m2
site area : 399 m2
number of stories : 3 floors
client: confidential
location : cipete, jakarta, indonesia
status : finished
[English]
“home farming supporting food security”
The concept of green architecture combined with urban farming is integrated in this boarding house located in Cipete area, Jakarta, Indonesia. This house not only offers the beauty from the angle of aesthetical and micro climate conditioning, but it has other added value by using plants that can be consumed by its owners and users.
By implementing wide of the opening, skylight in every room and many hole for cross ventilation, the purpose is to let the sunlight and natural air pass through this building. The first layer of the skin consists of vegetation enveloped the majority of the building façade, filtering the air become more fresh before entering inside of the building.
The use of natural and raw materials, such as natural wood, unpainted wall, floor hardener, raw and rusty metal for door and window frame creates the ‘down to earth’ impression as an oasis in the middle of Jakarta’s urban atmosphere. Moreover, the concept of urban farming in the residential scale try to introduce healthy lifestyle by cultivating edible plant instead of only planting decorative one that can be harvested and consumed towards food security from family level.
[Bahasa Indonesia]
“pertanian di dalam hunian untuk mendukung ketahanan pangan”
Konsep arsitektur hijau yang dipadukan dengan urban farming (pertanian perkotaan) di hunian yang juga menyewakan kos di daerah Cipete ini tidak hanya menawarkan keasrian dari sudut estetika dan pengkondisian suhu secara mikro saja, namun juga adanya nilai tambah dengan pemanfaatan tanaman-tanaman yang bisa dipanen dan dikonsumsi oleh pemilik dan pengguna bangunan tersebut.
Dengan pengaplikasian lebarnya bukaan, banyaknya lubang- lubang udara untuk ventilasi dan juga skylight di setiap ruangan membiarkan sinar matahari dan udara alami berlalu lalang di bangunan ini sebelum di lter oleh elemen-elemen hijau sebagai kulit kedua pada fasade bangunan ini.
Pemakaian material-material yang alami seperti kayu asli, dinding yang tidak dicat, kusen pintu dan jendela yang menggunakan besi juga menciptakan impresi ‘down to earth’ sebagai oase di tengah- tengah suasana urban Jakarta ini.
Konsep urban faming pada skala hunian ini bertujuan untuk mengenalkan gaya hidup yang sehat dengan cara menanam tanaman pangan (seperti sayuran, obat-obatan, buah-buahan) daripada hanya menanam tanaman hias untuk menuju ketahanan pangan yang dimulai dari level keluarga.
project : residential
floor area : 634.88 m2
site area : 399 m2
number of stories : 3 floors
client: confidential
location : cipete, jakarta, indonesia
status : finished