my
Select Country
Search Icon
close icon
ARCHIFYNOW > HIGHLIGHTS > 6 Kriteria Klien Dalam Memilih Arsitek

6 Kriteria Klien Dalam Memilih Arsitek

BY
fb icon
wa icon
email icon

Mendapatkan proyek dari seorang klien merupakan suatu hal yang diharapkan terus terjadi dalam keberlangsungan sebuah biro arsitektur. Untuk itulah arsitek pasti akan selalu meningkatkan kualitas desain dan pekerjaannya agar kepercayaan klien dapat tetap terjaga. Sering kali karena terlalu fokus pada pekerjaannya, banyak arsitek kurang menyadari apa yang dicari klien pada diri seorang arsitek.

Dengan mengetahui kriteria klien dalam memilih arsitek, Anda dapat menyesuaikan diri sebagai arsitek yang diinginkan kebanyakan klien—tentunya tanpa kehilangan karakter masing-masing pribadi diri Anda. Sehingga, kesempatan Anda untuk mendapatkan proyek akan semakin terbuka luas. Berikut ini beberapa kriteria klien dalam memilih arsitek yang dihimpun dari buku Architect: ACandid Guide to the Profession karya Roger K. Lewis.

1.     Profesional, bersertifikat, dan berpengalaman

Tentunya klien akan memilih untuk memercayakan proyeknya kepada biro arsitektur yang profesional, terlebih bagi klien dengan proyek berskala besar. Di Indonesia, untuk menangani suatu proyek, Sertifikat Keahlian Arsitektur (SKA) yang diterbitkan oleh IAI sudah menjadi syarat wajib setiap arsitek. Apalagi dengan diresmikannya UU Arsitek baru-baru ini, bangunan yang dirancang arsitek tanpa sertifikat akan sangat mungkin tidak lolos IMB. Untuk itu, mengurus sertifikasi ini menjadi hal yang wajib dilakukan oleh setiap arsitek.

2.     Kreatif, pandai, dan punya style

Arsitek dianggap sebagai sebuah profesi yang membutuhkan kreativitas tinggi. Untuk itu, sudah pasti kreativitas serta kepandaian dalam mengolah ruang menjadi kriteria tersendiri bagi klien dalam memilih seorang arsitek. Biasanya klien akan melihat dari karya-karya terdahulu. Cara yang paling mudah bagi mereka adalah dengan mengunjungi website resmi dari biro arsitektur. Maka dari itu, penting bagi sebuah biro arsitektur untuk memiliki sebuah website resmi yang berisi proyek-proyek terdahulu mereka. Dari sanalah klien dapat menilai track record keberhasilan desain dari sebuah biro arsitektur.

Selain kreativitas dan kepandaian dalam mendesain, klien juga akan memilih arsitek berdasarkan style yang mereka sukai. Misalnya, klien yang menyukai bangunan bergaya modern tentunya akan mencari arsitek yang sering menghasilkan desain dengan gaya modern juga.

3.     Memiliki integritas dan attitude yang baik

Integritas dan attitude yang baik juga menjadi salah satu kriteria klien dalam memilih arsitek. Integritas dan attitude ini bisa dinilai dari keseriusan arsitek dalam mendesain, kegigihannya dalam mewujudkan kebutuhan dan keinginan klien, serta caranya memperlakukan klien. Informasi terkait dengan integritas dan attitude seorang arsitek bisa diketahui dari cerita-cerita klien-klien terdahulu yang pernah ditangani oleh arsitek tersebut. Bisa dibilang bahwa profesi sebagai arsitek lebih banyak berkembang dari ‘word of mouth’. Klien yang memiliki impresi baik terhadap integritas dan attitude seorang arsitek, pasti akan menceritakannya kepada orang lain. Dari sanalah nama baik seorang arsitek akan terbangun.

 Memilih Arsitek

Foto: Sikap yang baik penting untuk menumbuhkan impresi yang baik dari klien. ©rawpixel

4.     Performa baik dan bisa memenuhi keinginan klien

Performa seorang arsitek merupakan hal yang sangat krusial bagi klien. Biasanya, performa ini erat kaitannya dengan kemampuan arsitek dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan klien melalui desain yang ia ajukan. Selain itu, performa yang baik di mata klien juga bisa dikaitkan dengan timeline pekerjaan yang tepat waktu dan juga kemampuan membangun dengan batasan dana yang disetujui. Performa baik arsitek juga dapat dibuktikan dari daftar panjang klien-klien terdahulu yang sudah puas dengan hasil desainnya.

5.     Biaya jasa desain yang sesuai

Masalah biaya memang menjadi kriteria yang cukup sensitif baik bagi klien maupun arsitek. Di satu sisi, klien yang paling ideal bagi seorang arsitek yaitu mereka yang bersedia membayar berapa pun untuk proyek yang telah disepakati. Namun di sisi lain, untuk mewujudkan kebutuhan dan keinginannya, sering kali klien kurang memahami bahwa arsitek memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semakin banyak permintaan klien yang harus diwujudkan arsitek, semakin banyak juga biaya yang diperlukan untuk membangun. Menurut Tabel Honorarium Arsitek yang disusun oleh IAI Jakarta, ada persentase tertentu di luar biaya membangun yang harus dibayarkan sebagai jasa desain untuk arsitek. Sehingga, dengan meningkatnya biaya membangun, akan bertambah juga fee arsitek.

Apa yang harus dilakukan oleh seorang arsitek dalam menghadapi tarik menarik harga dari dua pihak tadi? Arsitek harus membiasakan diri untuk selalu menjelaskan rincian biaya yang dibutuhkan kepada kliennya secara gamblang. Memang tidak mudah memberikan pengertian kepada klien terutama terkait dengan biaya, untuk itulah selain kemampuan desain, arsitek juga harus mampu bernegosiasi dan melakukan pendekatan kepada klien terkait masalah biaya.

6.     Kantor yang baik, rapi, dan mudah diakses

Penilaian klien terhadap kantor arsitek bisa menjadi sebuah nilai tambah tersendiri. Penilaian ini biasanya terkait dengan kerapian dan juga aksesibilitas kantor. Kantor yang mudah diakses klien memiliki keunggulan tersendiri karena ini memudahkannya dalam mengikuti meeting bila diadakan kantor. Untuk menambah kenyamanan klien, arsitek juga bisa menyediakan ruang meeting yang rapi dan bersih. Dengan begitu, pandangan yang baik dari klien terhadap sebuah biro arsitektur akan terbentuk saat melakukan meeting.

 Memilih Arsitek

Foto: Dengan memiliki kantor yang baik, klien dapat menjadi yakin dan bangga terhadap arsitek yang di-hire. ©Nastuh Abootale, unsplash

.

Enam hal di atas merupakan kriteria-kriteria yang diperhatikan oleh kebanyakan klien dalam memilih arsitek. Bisa dilihat bahwa informasi terkait sebagian besar kriteria di atas seperti kreativitas, integritas, dan performa bisa didapatkan calon klien dari klien-klien terdahulu. Kriteria-kriteria di atas bisa Anda jadikan pedoman untuk memosisikan diri Anda menjadi seorang arsitek yang sesuai dengan keinginan klien pada umumnya. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi klien yang datang kepada Anda dengan berbagai macam proyeknya. Tapi harus diingat kembali bahwa Anda juga harus tetap mempertahankan ciri khas masing-masing sebagai seorang arsitek.

Penulis: Raudina Rachmi

Showcase your portfolio and let more people know about your company!

fb icon
wa icon
email icon
Archifynow
blog platform
ArchifyNow is an online design media that focuses on bringing quality updates of architecture and interior design in Indonesia and Asia Pacific. ArchifyNow curates worthwhile design stories that is expected to enrich the practice of design professionals while introducing applicable design tips and ideas to the public.
More from archifynow
close icon