6 Kriteria Klien Dalam Memilih Arsitek
Mendapatkan proyek dari seorang klien merupakan suatu hal yang diharapkan terus
terjadi dalam keberlangsungan sebuah biro arsitektur. Untuk itulah arsitek
pasti akan selalu meningkatkan kualitas desain dan pekerjaannya agar kepercayaan
klien dapat tetap terjaga. Sering kali karena terlalu fokus pada pekerjaannya,
banyak arsitek kurang menyadari apa yang dicari klien pada diri seorang arsitek.
Dengan mengetahui kriteria klien dalam memilih arsitek, Anda dapat
menyesuaikan diri sebagai arsitek yang diinginkan kebanyakan klien—tentunya tanpa
kehilangan karakter masing-masing pribadi diri Anda. Sehingga, kesempatan Anda
untuk mendapatkan proyek akan semakin terbuka luas. Berikut ini beberapa
kriteria klien dalam memilih arsitek yang dihimpun dari buku Architect: ACandid Guide to the Profession karya
Roger K. Lewis.
1. Profesional,
bersertifikat, dan berpengalaman
Tentunya klien akan memilih untuk memercayakan proyeknya
kepada biro arsitektur yang profesional, terlebih bagi klien dengan proyek
berskala besar. Di Indonesia, untuk menangani suatu proyek, Sertifikat Keahlian
Arsitektur (SKA) yang diterbitkan oleh IAI sudah menjadi syarat wajib setiap
arsitek. Apalagi dengan diresmikannya UU Arsitek baru-baru ini, bangunan yang
dirancang arsitek tanpa sertifikat akan sangat mungkin tidak lolos IMB. Untuk
itu, mengurus sertifikasi ini menjadi hal yang wajib dilakukan oleh setiap
arsitek.
2. Kreatif,
pandai, dan punya style
Arsitek dianggap sebagai sebuah profesi yang membutuhkan
kreativitas tinggi. Untuk itu, sudah pasti kreativitas serta kepandaian dalam
mengolah ruang menjadi kriteria tersendiri bagi klien dalam memilih seorang
arsitek. Biasanya klien akan melihat dari karya-karya terdahulu. Cara yang paling
mudah bagi mereka adalah dengan mengunjungi website
resmi dari biro arsitektur. Maka dari itu, penting bagi sebuah biro arsitektur untuk
memiliki sebuah website resmi yang
berisi proyek-proyek terdahulu mereka. Dari sanalah klien dapat menilai track record keberhasilan desain dari
sebuah biro arsitektur.
Selain kreativitas dan kepandaian dalam mendesain, klien
juga akan memilih arsitek berdasarkan style
yang mereka sukai. Misalnya, klien yang menyukai bangunan bergaya modern tentunya akan mencari arsitek
yang sering menghasilkan desain dengan gaya modern juga.
3. Memiliki
integritas dan attitude yang baik
Integritas dan attitude yang baik juga menjadi salah satu kriteria klien dalam memilih arsitek. Integritas dan attitude ini bisa dinilai dari keseriusan arsitek dalam mendesain, kegigihannya dalam mewujudkan kebutuhan dan keinginan klien, serta caranya memperlakukan klien. Informasi terkait dengan integritas dan attitude seorang arsitek bisa diketahui dari cerita-cerita klien-klien terdahulu yang pernah ditangani oleh arsitek tersebut. Bisa dibilang bahwa profesi sebagai arsitek lebih banyak berkembang dari ‘word of mouth’. Klien yang memiliki impresi baik terhadap integritas dan attitude seorang arsitek, pasti akan menceritakannya kepada orang lain. Dari sanalah nama baik seorang arsitek akan terbangun.
Foto: Sikap yang baik penting untuk menumbuhkan impresi yang baik dari klien. ©rawpixel
4. Performa
baik dan bisa memenuhi keinginan klien
Performa seorang arsitek merupakan hal yang sangat
krusial bagi klien. Biasanya, performa ini erat kaitannya dengan kemampuan
arsitek dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan klien melalui desain yang ia
ajukan. Selain itu, performa yang baik di mata klien juga bisa dikaitkan dengan
timeline pekerjaan yang tepat waktu
dan juga kemampuan membangun dengan batasan dana yang disetujui. Performa baik
arsitek juga dapat dibuktikan dari daftar panjang klien-klien terdahulu yang
sudah puas dengan hasil desainnya.
5. Biaya
jasa desain yang sesuai
Masalah biaya memang menjadi kriteria yang cukup sensitif
baik bagi klien maupun arsitek. Di satu sisi, klien yang paling ideal bagi
seorang arsitek yaitu mereka yang bersedia membayar berapa pun untuk proyek
yang telah disepakati. Namun di sisi lain, untuk mewujudkan kebutuhan dan
keinginannya, sering kali klien kurang memahami bahwa arsitek memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Semakin banyak permintaan klien yang harus diwujudkan
arsitek, semakin banyak juga biaya yang diperlukan untuk membangun. Menurut
Tabel Honorarium Arsitek yang disusun oleh IAI Jakarta, ada persentase tertentu
di luar biaya membangun yang harus dibayarkan sebagai jasa desain untuk
arsitek. Sehingga, dengan meningkatnya biaya membangun, akan bertambah juga fee arsitek.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang arsitek dalam
menghadapi tarik menarik harga dari dua pihak tadi? Arsitek harus membiasakan
diri untuk selalu menjelaskan rincian biaya yang dibutuhkan kepada kliennya
secara gamblang. Memang tidak mudah memberikan pengertian kepada klien terutama
terkait dengan biaya, untuk itulah selain kemampuan desain, arsitek juga harus
mampu bernegosiasi dan melakukan pendekatan kepada klien terkait masalah biaya.
6. Kantor
yang baik, rapi, dan mudah diakses
Penilaian klien terhadap kantor arsitek bisa menjadi sebuah nilai tambah tersendiri. Penilaian ini biasanya terkait dengan kerapian dan juga aksesibilitas kantor. Kantor yang mudah diakses klien memiliki keunggulan tersendiri karena ini memudahkannya dalam mengikuti meeting bila diadakan kantor. Untuk menambah kenyamanan klien, arsitek juga bisa menyediakan ruang meeting yang rapi dan bersih. Dengan begitu, pandangan yang baik dari klien terhadap sebuah biro arsitektur akan terbentuk saat melakukan meeting.
Foto: Dengan memiliki kantor yang baik, klien dapat menjadi yakin dan bangga terhadap arsitek yang di-hire. ©Nastuh Abootale, unsplash
.
Enam hal di atas merupakan kriteria-kriteria yang diperhatikan oleh kebanyakan klien dalam memilih arsitek. Bisa dilihat bahwa informasi terkait sebagian besar kriteria di atas seperti kreativitas, integritas, dan performa bisa didapatkan calon klien dari klien-klien terdahulu. Kriteria-kriteria di atas bisa Anda jadikan pedoman untuk memosisikan diri Anda menjadi seorang arsitek yang sesuai dengan keinginan klien pada umumnya. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi klien yang datang kepada Anda dengan berbagai macam proyeknya. Tapi harus diingat kembali bahwa Anda juga harus tetap mempertahankan ciri khas masing-masing sebagai seorang arsitek.
Penulis: Raudina Rachmi