Desain Apartemen Cerah & Hangat Bergaya Scandinavian Interior
Mengusung konsep simplicity, unit apartemen yang terletak di daerah Jakarta Pusat ini menganut gaya Scandinavian Interior yang dipadukan dengan elemen dan filosofi budaya Jepang. Tentunya konsep ini bukan semata-mata mengikuti tren, namun lebih kepada esensi dari karakteristik penghuni yang dituangkan ke dalam ruang kosong (bare space).
Foto: Pintu Masuk & Dapur ©Bluprin
Sang penghuni menginginkan suasana yang cerah dan hangat. Dua karakter pertama ini dapat langsung terlihat ketika memasuki ruangan apartemen dengan permainan lantai kayu. Unsur kayu tertentu juga diterapkan pada built-in furniture sehingga menciptakan nuansa hangat. Sedangkan, karakter cerah terlihat pada permainan warna yang dominan putih. Untuk menghindari kesan bosan dengan warna monoton, maka percampuran tekstur dan finishing dalam satu unsur warna yang sama didesain dengan detail dan cermat.
Foto: Dapur & Ruang Makan ©Bluprin
Sebagai contoh, area dapur memiliki perpaduan marmer pada tabletop, keramik pada dinding backsplash, dan serat kayu pada pintu kabinet dapur. Walaupun ketigan material memiliki kesamaan warna yang cenderung putih, namun memiliki karakter tekstur tersendiri. Dengan metode ini, desain interior dapat memainkan banyak ‘layer’ dengan lebih mudah seperti memberikan warna kuning pada bangku makan dan hijau pada beberapa tanaman buatan sebagai warna cerah lainnya.
Foto: Area Ruang Keluarga ©Bluprin
Foto: Koridor menuju Kamar tidur ©Bluprin
Nuansa hangat juga dibentuk melalui konsep pencahayaan buatan yang cermat. Pada unit apartemen ini, pencahayaan buatan menggunakan LED dengan color temperature 3000K. Perbedaan yang mendasar terletak pada sistem pencahayaan dimana sekitar 90% merupakan sistem Indirect dan Spot Lighting dengan komposisi yang seimbang. Sistem pencahayaan juga dilengkapi dengan saklar dimmer yang dapat mengatur tingkat penerangan cahaya.
Foto: Meja makan dapat dilipat ©Bluprin
Baca juga: Tren Mengubah Dinding Serupa Papan Tulis
Karakteristik kedua adalah Simplicity dan Compact. Dengan adanya kedua kata kunci ini, maka diterapkan konsep yang menganut gaya Scandinavian yang khas dari segi warna (kontras antara warna kayu dan putih) serta pemilihan produk loose furniture. Konsep ini dapat terlihat hampir di setiap sudut ruangan. Meja makan yang dapat dilipat ke atas serta penggunaan sofa bed pada ruang keluarga juga mendukung hunian ini dengan konsep compact in design.
Sebagai tambahan, pada kamar tidur utama konsep compact pun terlihat dengan kenaikan level lantai yang sekaligus digunakan sebagai alas ranjang dan hidden storage berupa laci di bawahnya.
Foto: Kamar Tidur Utama ©Bluprin
Karakteristik ketiga merupakan hal-hal personal dari sang penghuni yang berkaitan dengan hobi dan kesukaan. Banyaknya pernak-pernik alat masak di area dapur dikarenakan penghuni memiliki hobi pada fotografi makanan. Kemudian, dekorasi kartu pos dengan foto-foto dari berbagai negara yang digantung baik di area credenza tv ataupun area foyer menunjukkan ketertarikan sang penghuni pada traveling. Karakter terakhir ini menjadi penting dalam menunjukkan personalitas penghuni, namun dekorasi didesain dengan tidak terlalu berlebihan dan ditentukan dengan hati-hati.
Foto: Rak Pajangan ©Bluprin
Sebagai kesimpulan, untuk setiap hunian vertikal perlu diperhatikan terlebih dahulu apa yang menjadi keperluan dasar dalam merancang. Dimana kemudian, desainer baru dapat secara cermat mengakomodasi karakteristik penghuni, baik dari konsep desain interior ataupun dari pernak-pernik dekorasi.
Artikel lainnya: Meciptakan Nuansa Alam ke dalam Rumah