Tipe Arsitek Manakah Anda?
Arsitektur merupakan sebuah bidang
ilmu yang luas dan mencakup berbagai aspek, sehingga daya tarik arsitektur bagi
praktisi, akademisi, maupun mahasiswa arsitektur juga berbeda-beda. Luasnya
ruang lingkup arsitektur mengakibatkan para pelaku yang bergelut dalam bidang
ini memiliki latar belakang, motivasi, karakteristik, keahlian, maupun selera
yang beragam.
Keberagaman ini melahirkan tipe
arsitek yang berbeda-beda. Robert K. Lewis melakukan observasi dan menyimpulkan
bahwa terdapat sekelompok-sekelompok arsitek yang memiliki kesamaan sehingga
melahirkan stereotip arsitek. Berikut tipe-tipe arsitek menurut Robert K. Lewis
dalam bukunya yang berjudul Architect: A
Candid Guide to the Profession.
1.
Tipe
Elite
Terlahir
dengan status sosial yang memadai, arsitek tipe ini biasanya juga memiliki “modal”
yang dapat memudahkannya melakukan praktek arsitektur. Terlepas dari kemampuan
intelektual dan artistiknya, “modal” tersebut dapat berupa koneksi yang berpotensi
untuk menjadi klien atau mendukung praktiknya dalam berarsitektur. Tentu tidak semua
arsitek memiliki “modal” ini. Tipe ini biasanya tidak menjadikan arsitektur
sebagai karir atau mata pencaharian utama, namun hanya sebagai wadah untuk
melakukan praktik seni dan budaya. Contoh dari arsitek tipe ini adalah Eero
Saarinen, anak dari Eliel Saarinen yang sudah menjadi praktisi arsitektur di
Finlandia sebelum Eero lahir.
2.
Tipe
Artiste
Flamboyan
dan tidak konvensional merupakan dua sifat yang paling menonjol dari tipe
arsitek ini. Arsitek tipe ini biasanya memilih untuk mengekspresikan seleranya
melalui cara berpakaian dan gaya hidupnya yang unik dan cenderung ekstrim.
Arsitek tipe ini mungkin membranding
dirinya untuk terlihat sangat serius atau santai—yang pasti, tipe ini tidak
pernah terkesan pemalu. Andra Matin yang selalu identik dengan pakaian berwarna
hitam, putih, dan karya-karyanya yang khas bisa dikategorikan ke dalam arsitek
tipe ini.
3.
Tipe
Primadonna
Snobby. Tipe ini biasanya tidak mempedulikan,
atau bahkan memandang rendah ide, prinsip, dan eksistensi orang lain apabila
tidak berhubungan dengan dirinya. Bagi arsitek tipe ini yang sudah berhasil,
mereka umumnya senang memamerkan pencapaian-pencapaiannya, dan menikmati
menjadi pusat perhatian.
4.
Tipe
Fantasizer
Arsitek
tipe ini selalu memikirkan ide-ide yang tidak konvensional dan menciptakan
rancangan yang menantang teori dan bisa dibilang tidak realistis. Keahlian
arsitek tipe ini memang menciptakan konsep-konsep yang out of the box, namun sayangnya sebagian besar dari konsep-konsep
tersebut tidak akan pernah menyentuh realita. Arsitek tipe ini biasanya lebih
memilih hidup dalam fantasi ketimbang realita. Biasanya arsitek tipe ini lebih
sering mengikuti sayembara konseptual seperti Evolo Skyscraper Competition yang
bersifat ‘angan-angan’ daripada mengerjakan proyek nyata.
Foto: Kemampuan berangan-angan dan menciptakan karya yang tidak masuk akal dapat disalurkan menjadi ide ketika mengikuti sayembara seperti Evolo Skyscraper Competition. ©Evolo
5.
Tipe
Practical
Pragmatis,
down to earth, dan realtistis. Tipe
ini lebih memilih realita dibandingkan dengan fantasi, tidak seperti tipe Fantasizer. Sekilas, mungkin arsitek
tipe practical terlihat
anti-intelektual, namun tipe ini pada umumnya berpegang teguh pada konsep
intelektual yang sudah terbukti berguna dan efisien. Di sisi lain, arsitek tipe
ini harus berhati-hati karena praktikalitas dapat menghalangi pemikiran
merancang yang inovatif.
6.
Tipe
Compulsive
Dalam
melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan arsitektur, sikap kompulsif yang
terukur sering kali dibutuhkan, karena pekerjaan arsitektur membutuhkan komitmen
yang intens. Hal ini tentunya menguntungkan untuk dimiliki, namun, apabila sikap
kompulsif yang berlebih dapat mengarah kepada kebutaan emosional dan
intelektual, mengasingkan rekan kerja dan klien dengan bersikeras menolak
kompromi intelektual.
7.
Tipe
Worker
Gigih
namun tidak obsesif, tipe ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan di
kantor-kantor arsitek. Mereka rela melakukan pekerjaan-pekerjaan yang monoton,
melelahkan, bahkan mungkin membosankan. Pada umumnya, tipe ini mampu
menyesuaikan diri dengan hambatan dan keadaan yang dihadapi di kantor. Tipe ini
juga cenderung menghormati otoritas, dan bisa menerima masukan serta instruksi.
8.
Tipe
Manager
Bertanggung
jawab dan menyukai otoritas, arsitek ini biasanya pandai dalam mengatur dan
mengelola orang lain. Tipe ini biasanya memiliki soft skill yang baik, namun apabila disalahgunakan, tipe ini dapat
menghambat produktivitas kantor dengan mengganggu sistem kantor yang sudah ada.
9.
Tipe
Entrepreneur
Risk-taker. Arsitek tipe ini adalah arsitek
yang bisa menerima kemungkinan untuk rugi, juga kemungkinan mendapatkan untung
Salah satu keahlian arsitek ini adalah networking.
Biasanya, arsitek tipe ini adalah ekstrovert yang suka berpartisipasi dalam
kegiatan organisasi masyarakat.
10. Tipe Renaissance
Generalis
dan spesialis disaat yang bersamaan. Layaknya tokoh-tokoh terkenal pada era
itu, arsitek tipe ini merupakan arsitek yang serba bisa dan memiliki talenta
yang beragam. Tipe ini bisa menjadi seniman, pujangga, insinyur, sosiolog,
wirausahawan, dan juga diplomat. Tipe ini lah yang paling sering menjadi panutan
bagi para arsitek.
.
Tentu saja tidak seluruh arsitek dapat dikotak-kotakkan ke dalam kategori-kategori diatas sepenuhnya, karena setiap individu mempunyai kualitas-kualitas unik yang hanya ada pada dirinya. Namun, tipe-tipe diatas dapat merepresentasikan tipe-tipe arsitek yang klise. Tipe arsitek mana yang paling mendekati diri Anda?
Penulis: Ilona Inezita