Himpunan Desainer Interior Indonesia adakan Seminar Disruption dan Kongres XV HDII
Jakarta, 17 Desember 2018 – Acara Seminar yang bertemakan Disruption diselenggarakan oleh HDII (Himpunan Desain Interior Indonesia) di The Djakarta Theatre. Seminar ini dibuka untuk umum dan mengundang pembicara dari para pelaku industri kreatif Indonesia, di antaranya Selly Cahyani Putri – Associate Director of Media Business for Neilsen Indonesia, Jonathan Aditya dan Johanes Adika – Founder Ars, Narpati Adityasa – Strategic Planning Lead Hybrid:H (Hakuhodo), Desiyanti – Video Producer Lead Tokopedia. Pada esok harinya tanggal 18 Desember 2018 juga akan diadakan Kongres XV HDII untuk para anggota HDII.
Seminar dibuka oleh sambutan Sylvie Arizkiany Salim selaku Ketua Kongres XV HDII dan Lea Aviliani Aziz selaku Ketua HDII Pusat.
(sumber: Bluprin)
Seminar diisi oleh pembicara pertama yaitu Selly Cahyani Putri dari Neilsen Indonesia. Selly menjelaskan tentang data-data pertumbuhan pengguna internet yang mempengaruhi semua generasi di teknologi yang semakin pesat ini. Banyaknya online shop yang sangat diminati oleh beberapa generasi belakangan ini menjadi gaya hidup yang mendominasi mereka. Data-data tersebut menurutnya bisa digunakan untuk strategi pemasaran para industri kreatif.
(sumber: Bluprin)
Pembicara berikutnya yaitu Jonathan Aditya dan Johanes Adika, kakak beradik yang mempunyai background arsitek dan IT ini adalah founder dari Ars sebuah platform yang bisa memberi visualisasi 360’ melalui AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality). Platform ini disebut Jonathan bisa membantu para arsitek dan desainer interior untuk menjelaskan desain ataupun project terbangun mereka kepada client secara langsung tanpa berada pada tempat aslinya secara lebih informatif dan menarik. Sedangkan untuk suppliers product, marketing juga bisa menjelaskan berapa ukuran aslinya dan pengaplikasiannya ke tempat yang akan dipasang tanpa harus membawa product mereka kepada client.
(sumber: Bluprin)
Selanjutnya adalah Narpati Adityasa, Strattegic Planning Lead Hybrid:H (Hakuhodo). Adit nenambahkan bagaimana creative agency menanggapi industri yang semakin berkembang khususnya pada social media. Menurutnya, perbedaan generasi yang lahir tahun 80 dan 90 mempunyai pola pikir yang jauh berbeda. Generasi 80-an lebih memiliki banyak pertimbangan dalam melakukan keputusan dan melakukan kurasi atas hal yang ingin ditampilkan di social media. Sedangkan generasi 90-an cenderung mengekspresikan perasaan dan penilaiannya ke social media apa adanya, serta mem-publish kehidupan mereka di waktu yang bersamaan tanpa banyak pertimbangan. Hal-hal yang berbeda ini juga digunakan untuk strategi dalam menentukan pasar.
(sumber: Bluprin)
Pembicara yang terakhir adalah Desiyanti, Video Producer Lead Tokopedia. Desi menjelaskan dalam 9 tahun tokopedia berdiri sekarang, banyak menggunakan social media sebagai pemasarannya, seperti youtube. Salah satunya yaitu seller story yang bisa ditonton di official channel Tokopedia. Desi menjelaskan disana banyak hal-hal yang diberikan tokopedia, di antaranya fokus kepada costumers, menumbuhkan mindset, dan merealisasikannya untuk tumbuh berkembang bersama Tokopedia.
Seminar yang diadakan HDII diharapkan dapat memacu para generasi muda untuk terus merealisasikan ide-ide segarnya di dalam industri kreatif ini.