Omah Boto: Selebrasi Semangat Ketukangan dan Material Bata
Prinsipal | : | Andy Rahman |
Tim Desain | : | Imam Prasetyo, M. Ubay, Cipta Hadi, Sulfa Heksania, Maghfira Asri M. |
Lokasi | : | Sidoarjo, Jawa Timur |
Tahun Selesai | : | 2019 |
Luas Tapak | : | 235 sqm |
Luas Tapak Bangunan | : | 140 sqm |
Luas Total Terbangun | : | 325 sqm |
Kontraktor | : | PT. Hasta Prajatama |
Tektonik Bata | : | CV. Graha Karya Mandiri |
Struktur & ME | : | Arsita Studio |
Vertical Garden | : | CV. Panorama Alam Jasa |
Desainer Mural | : | KOKABAN@ART |
Produk | : | Madana Tiles, Lantekayu, MRH – Home Industry Trowulan (bata), Quadra, Osram, Innovation Living, Stand Wahidah, CV Elaxa Wijaya (kayu jati), Bamboo Pacet, CV Dwi Manunggal Karya (furnitur), CV Kemuning Jaya Steel |
Fotografer | : | Mansyur Hasan |
Di Indonesia, material bata cukup lekat dengan identitas lokal karena penggunaannya yang sudah tercatat sejak zaman kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya, pemanfaatan material bata terlihat cukup dinamis. Terdapat masa ketika bata dipakai sebagai elemen dinding yang dibiarkan terlihat, lalu sempat pula hanya berfungsi mengisi dinding yang kemudian diplester dan dicat yang umum ditemui sampai sekarang. Sampai pada beberapa tahun terakhir, bata kembali menjadi material yang cukup disorot, khususnya bagi perancang yang ingin menunjukkan citra lokal dalam bangunannya. Penggunaan bata dibiarkan diekspos, tanpa plester, dan dirangkai dengan berbagai pola maupun modul sebagai wujud eksplorasi desain terhadap material ini.
©Andyrahman Architect / Mansyur Hasan
Omah Boto merupakan rumah yang turut bergabung dalam semangat pemanfaatan material bata. Bukan hanya melalui eksplorasi desain yang menarik, Omah Boto bahkan mengambil pendekatan yang lebih jauh, yaitu menggunakan ukuran bata sebagai satuan dimensi rancangan rumah ini, baik itu melalui ukuran panjang, lebar, maupun tebal bata. Dengan menggunakan satuan tersebut, luasan ruang, bidang-bidang, dan bukaan dirancang dengan presisi yang menyesuaikan bata sebagai elemen utama pada rumah ini.
©Andyrahman Architect / Mansyur Hasan
Artikel lainnya: IL House Karya Rakta Studio Memasukkan Suasana Alam Bagi Penghuni
©Andyrahman Architect
Elemen bata memang menjadi sorotan dalam Omah Boto. Perancang berkolaborasi dengan para tukang yang terlibat untuk mengerjakan 13 jenis susunan bata yang tersebar di hampir seluruh sudut rumah. Di sini, bata bukan hanya berfungsi dekoratif yang menunjukkan ketrampilan ketukangan material bata, namun bata diolah sebagai bagian bangunan yang fungsional. Susunan bata fungsional contohnya dapat terlihat pada selubung bangunan yang berpori. Bata yang “dianyam” untuk merepresentasikan dinding gedek mampu menghalau sebagian besar panas matahari, namun tetap memungkinkan untuk adanya udara yang mengalir.
©Andyrahman Architect / Mansyur Hasan
Keberadaan 13 jenis susunan bata yang menunjukkan citra lokal semakin diperkuat dengan hadirnya elemen-elemen lokal lain seperti anyaman bambu pada teras rumah dan gebyok pada pintu utama rumah. Bahkan, perancang juga menerapkan konsep hierarki privasi ruang rumah Joglo pada Omah Boto. Apabila alur rumah Joglo dimulai dengan pendopo yang bersifat publik di sisi terluar dan area dalem yang bersifat privat di sisi terdalamnya, Omah Boto yang dibangun berlantai memiliki ruang-ruang paling privat, yaitu kamar tidur, di lantai teratas rumah.
©Andyrahman Architect / Mansyur Hasan
Artikel lainnya: Ruang Tekuni, Pengalaman Hunian di Tengah Hutan Tropis
Salah satu ruang yang cukup menarik adalah musala pada lantai dua Omah Boto. Musala yang letaknya di sisi depan rumah, dimaksudkan menjadikan ruang ini ruangan utama dari keseluruhan Omah Boto. Hasilnya, ruangan dibingkai oleh dinding, lantai, dan langit-langit yang berlapis bata untuk merepresentasikan kesakralan ruang dalam candi yang juga dikelilingi material bata secara keseluruhan.
©Andyrahman Architect / Mansyur Hasan
Representasi dan eksplorasi material bata yang dilakukan di Omah Boto jelas menunjukkan semangat ketukangan material bata yang unik. Detail-detail susunan bata yang diekspos memosisikan tukang sebagai kolaborator yang turut andil dalam hasil desain cukup memberi nafas segar perkembangan bata. Semangat ini, yang bahkan dituangkan dalam buku berjudul Natabata, bisa jadi menjadi pemantik untuk eksplorasi material bata yang lebih lanjut.
Foto selengkapnya:
https://www.archify.com/id/project/omah-boto
Profil Andyrahman Architect:
https://www.archify.com/id/andyrahman-architect