Menciptakan Desain 'Beyond Green Architecture' - Sigit.Kusumawijaya | Architect & Urbandesigner (SIG)
Sigit Kusumawijaya adalah seorang arsitek lulusan dari Universitas Indonesia dan finalis Penghargaan Pemuda Inspiratif dalam Satu Indonesia Award 2011 yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia. Sebelum lulus Ia sempat menetap di Kuala Lumpur, Malaysia untuk melakukan kerja praktek pada sebuah perusahaan arsitektur T. R. Hamzah & Yeang yang dipimpin oleh salah seorang arsitek internasional, yaitu Ken Yeang. Setelah lulus, Sigit juga mendapat kesempatan untuk bekerja di Andramatin Architect sampai akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan Master di TU Delft, Belanda, dengan jurusan Urbanism. Selain itu, Sigit juga sempat bekerja di sebuah konsultan Mei Architecten & Stedenbouwers BV, Rotterdam dan PT. MRT Jakarta setelah kembali dari negeri Belanda.
Communal Gardening and Sharing House by sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner
Tidak hanya berfokus pada bidang arsitektur, Dari berbagai pengalamannya bekerja di beberapa perusahaan konsultan arsitektur dari skala nasional hingga internasional mempengaruhi pandangan Sigit di dalam visi dan misi yang dibawanya untuk menerapkan arsitektur hijau yang lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Rumah Beranda - Green Boarding House by sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner
Rumah Beranda - Green Boarding House by sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner
“Penerapan konsep urban farming pada desain arsitektur dan lansekap menurut saya “beyond green architecture”. Jadi fungsi tanaman sebagai elemen penghijauan pada bangunan tidak hanya menjadikan iklim mikro di sekitar bangunan tersebut menjadi lebih rindang dan sejuk, serta penambah unsur estetis dan ornamen, tapi dengan menggunakan tanaman yang bisa dikonsumsi atau dimakan, pemilik dan pengguna dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri dari bangunan tersebut, dan visi jangka panjangnya adalah kepada kemandirian & ketahanan pangan,” ujar pria kelahiran Jakarta ini. Dengan passion-nya terhadap gerakan sosial juga membuatnya semakin tertarik untuk mempromosikan manfaat dari berkebun dalam kehidupan sehari-hari maupun komunitas masyarakat Indonesia melalui gerakan “Indonesia Berkebun”.
© Sigit Kusumawijaya
Sigit bersama tim konsultan yang Ia beri nama sigit.kusumawijaya | Architect & Urbandesigner (SIG), telah mengerjakan beberapa proyek, baik desain maupun studi riset yang telah mencapai cakupan yang luas dari berbagai lokasi dari yang lokal seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Pontianak, Banyuwangi dan Semarang, hingga kota-kota dunia seperti Amsterdam, Apeldoorn, Almere, Rotterdam, Washington dan Cape Town. Konsultan ini terdiri dari arsitek-arsitek dan desainer-desainer yang bertalenta dan berpotensi yang menaruh perhatian pada isu-isu hijau, ekologi, pertanian perkotaan, ketahanan pangan dan kelestarian yang berhubungan dengan pelayanan arsitektur yang sesuai dengan konteks lokalnya untuk menuju kota yang layak huni.
Rumah Kebun - Food Self-Sufficiency House by sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner
Konsultan SIG ini juga banyak menerapkan konsep urban farming dalam pengaplikasian di arsitekturnya dengan cara menanam tanaman-tanaman pangan di proyek-proyek residential dan komersial yang dikerjakan, walaupun menurutnya tidak semua klien dapat menerima konsep tersebut. Hal ini dikarenakan untuk menanam tanaman yang dapat dikonsumsi membutuhkan passion, kemampuan dan waktu untuk merawat serta memanen hasil dari tanaman-tanaman tersebut.
Rumah Beranda - Green Boarding House by sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner
Berbicara tentang perkembangan bisnis desain arsitektur maupun interior di Indonesia saat ini menurutnya, masih berjalan dengan baik. “perkembangan bisnis ini di Indonesia cukup baik, tapi, kita sebagai arsitek juga tetap harus update dengan trend-trend yang sedang ada saat ini seperti dengan tanggap teknologi dan adanya internet saat ini bisa juga dimanfaatkan sebagai tempat promosi salah satu contohnya seperti Bluprin ini” ujar Sigit. Selain itu Sigit juga berharap untuk para arsitek muda Indonesia agar selalu haus dalam mencari pengalaman, tidak semata-mata dalam mengerjakan proyek klien, tetapi juga bisa dicapai melalui mengikuti kompetisi, seminar, workshop, atau mengeksplorasi hal-hal baru dengan berpetualang dan traveling yang dapat mengasah kemampuan dalam hal mempelajari konteks arsitekturnya.