TGC Umalas: Naungan untuk Menikmati Senja
Prinsipal | : | Clifford Sutedjo, Yoda Philo Setiadi |
Tim Desain | : | Elvina Oktavia Siswanto |
Lokasi | : | Badung, Bali |
Tahun Selesai | : | 2019 |
Luas Tapak | : | 650 sqm |
Luas Tapak Bangunan | : | 180 sqm |
Luas Total Terbangun | : | 250 sqm |
Kontraktor, Struktur, ME | : | Vector Projects |
Produk | : | PABCO |
Fotografer | : | Aditya Yudha Photoworks |
Bali sampai sekarang tetap menjadi salah satu lokasi terbaik untuk menikmati senja hingga matahari terbenam. Tidak heran, banyak klub pantai, kafe, restoran, hotel, dan fungsi komersial lainnya berlokasi di pinggir pantai sisi barat Bali. Tidak jarang, fungsi komersial yang berada jauh dari pantai, juga mengorientasikan bangunannya menghadap barat agar keindahan senja di Bali dapat dinikmati. Salah satu kafe yang mengambil langkah tersebut adalah TGC Umalas karya Spasi Architects.
©Spasi Architects
Alasan orientasi TGC Umalas menghadap barat didukung oleh letak dan tapak kafe. Terletak di persimpangan tajam, tapak kafe memiliki kontur menurun dari arah timur ke barat sehingga memiliki pemandangan yang leluasa ke arah barat. Potensi suasana senja dan matahari terbenam semakin diperkuat dengan sekeliling tapak yang sebagian besar masih berupa persawahan.
©Spasi Architects / Aditya Yudha Photoworks
Merespons potensi tapak tersebut, desain kafe dibuat seterbuka mungkin agar suasana tapak dapat dinikmati dengan baik oleh pengunjung. Bagian utama kafe dibuat tanpa dinding sehingga tidak ada penghalang visual dari sisi kafe ke pemandangan di sekelilingnya. Lahan berkontur dimanfaatkan sebagai area duduk dengan ketinggian yang berbeda, seakan seperti area duduk penonton yang menyaksikan pertunjukkan.
©Spasi Architects / Aditya Yudha Photoworks
Artikel lainnya: Odori Hotel: Penginapan Super Compact Dengan Konsep Split Level
Untuk melindungi area duduk dari cuaca, Spasi Architects menempatkan naungan berbentuk segitiga yang mengikuti bentuk tapak. Atap dibuat seakan menumpu di sudut tapak, membentang dengan luas untuk melindungi area duduk dari panas matahari. Menariknya, ada bagian atap yang dibuat berlubang, dan ditumbuhi pohon, sehingga meskipun hampir keseluruhan ruang kafe ternaungi, ada unsur alam, seperti cahaya, atau hujan, yang masuk dan memberi suasana alam yang dekat dengan pengunjung.
©Spasi Architects / Aditya Yudha Photoworks
Bagian tengah kafe, yang paling terlindung dari cuaca, dijadikan sebagai area dapur, bar, dan ruang duduk indoor, dan di baliknya terdapat tempat tinggal untuk pegawai serta area vila untuk pemilik kafe apabila datang berlibur. Di atas dapur, area duduk yang lebih tenang dimaksudkan sebagai area bagi pengunjung yang mencari ruang untuk bekerja dengan potensi pemandangan senja yang sama.
©Spasi Architects / Aditya Yudha Photoworks
Artikel lainnya: Gereja Ouikemene, Terhubung dengan Alam Sekitar Sebelum Berdoa
Dengan penggunaan material yang minim finishing, kayu pada furnitur, dan elemen seperti batu dan kerikil pada bagian lanskap memberi rasa ruang kafe yang semakin mengangkat suasana alam. Desain TGC Umalas yang menekankan unsur alam bukan saja mendekatkan pengunjung dengan potensi alami di sekeliling kafe, namun, dengan desain yang merespons tapak, kafe ini juga berupaya “berbaur” dan menjadi bagian dari lingkungan tapak.
Lihat foto selengkapnya:
https://www.archify.com/id/project/tgc-umalas-bali
Lihat profil Spasi Architects:
https://www.archify.com/id/spasi-architects