The Nest, Memaksimalkan Space dengan Meniadakan Kolom di Tengah Ruangan
Nama Prinsipal | : | Stanley Winaryo Ng |
Lokasi Project | : | Kelapa Gading, Jakarta Utara |
Luas Lahan | : | 220 m2 |
Luas Bangunan | : | 550 m2 |
Tahun Terbangun | : | 2016 |
Fotografer | : | Mario Wibowo |
Manufaktur | : | BYO Living Façade, TOTO, Niro Granite Tile, Mortar Utama, Propan |
Deskripsi oleh Sa+u Architect
The Nest adalah sebuah rumah yang didesain khusus untuk keluarga muda yang baru saja kurang dari enam tahun menikah, namun telah mempunyai 3 anak.
Brief awal kepada Arsitek adalah ingin memaksimalkan luas lahan 231 m² ini semaksimal mungkin, namun dengan penggunaan space seefisien mungkin untuk area service, agar anak-anaknya dapat bermain di dalam rumah sebebas bebasnya, bukan di jalan raya. Sebuah ironi yang menyatakan bahwa Jakarta kekurangan tempat terbuka untuk bermain anak.
©Mario Wibowo
Artikel Lainnya: Bobobox – Hotel Kapsul dengan Kontrol Pod Melalui Aplikasi
Sejak mendapat brief ini, arsitek membuat sebuah konsep dimana area lantai 1 akan menjadi service area dan garasi, dengan entrance membentuk sebuah space dikelilingi oleh kolam ikan KOI dan pintu utama yang tidak terlihat (seamless door), menegaskan kepada seluruh pengunjung maupun penghuni rumah bahwa mereka akan memasuki sebuah tempat yang berbeda, terpisah dari hiruk pikuk dunia luar.
Lantai 2 menjadi area dimana seluruh keluarga dapat menikmati
kebersamaan mereka. Didesain agar kolom dan balok cukup kuat untuk bentangan
keseluruhan lebar rumah, sehingga tidak adanya halangan maupun sekat apapun,
membebaskan anak - anak untuk berlari seluas luasnya.
Di area depan lantai 2, arsitek mendesain sebuah deck dimana anak-anak juga dapat menikmati area outdoor yang sekaligus berfungsi sebagai kanopi atap carport. Teras tersebut juga berfungsi sebagai "multiplier space effect" dimana ketika jendela dibuka seluruhnya, memberikan kesan luas living room yang berlipat akibat ketiadaan kolom dan sambungan kedepan.
©Mario Wibowo
©Mario Wibowo
Artikel Lainnya: Rumah Sela – Proporsi Solid Void yang Menciptakan Keseimbangan Ruang
Sebuah skylight yang
ditaruh di tengah ruangan membentuk sebuah central
void, dimana cahaya matahari dapat masuk sampai bagian terdalam rumah ini,
menerangi seluruh ruangan tanpa terkecuali, dan memastikan sirkulasi udara
berjalan tanpa adanya penghawaan buatan, dan ketika siang hari tidak
membutuhkan pencahayaan buatan.
Di area lantai 3 yang merupakan area kamar tidur, arsitek mengobservasi kebiasaan sang suami yang merupakan kepala keluarga rumah tangga ini, beliau mempunyai kebiasaan untuk pulang larut malam, namun tetap menyelesaikan pekerjaan di rumah, arsitek mendesain agar kantor beliau terletak di belakang master bedroom, dengan adanya entrance langsung dari luar melalui kamar mandi, sehingga tidak mengganggu istrinya yang sedang beristirahat ketika beliau memasuki kamar untuk melanjutkan pekerjaannya.
Untuk kamar kamar anak, area kamar mandinya merupakan dry bathroom dimana area basah hanya
berada di area shower. Dengan begitu
kita bisa memaksimalkan ruangan dengan mengkombinasikan kamar mandi tsb dengan open wardrobe. Memudahkan penggunanya
untuk tidak berbasah-basahan ketika ia lupa mengambil handuk ke dalam kamar
mandi dan mengefisiensikan pergerakan penghuni.
Pada lantai 4 terdapat multipurpose space dan open outdoor dimana terdapat roof garden dan sebuah area yang dapat digunakan ketika berkumpul dengan teman teman.
Keluasan pada lahan ini dapat tercapai akibat katiadaan kolom di tengah bangunan, yang mengharuskan arsitek mengambil beberapa teknik desain untuk mengkamuflasekan struktur struktur sehingga tidak terlihat sama sekali di dalam bangunan.
Lihat foto proyek selengkapnya:
https://www.archify.com/project/the-nest
Lihat profil Sa+u Architect:
https://www.archify.com/sau-arsitek
Artikel Lainnya: MandAnila House - Roster sebagai Fasad Hunian