Bangunan ini berlokasi di Jl Tjik Di Tiro Medan dan di batasi oleh Sungai Deli di bagian belakang. Konsep desain dibuat dengan berbagai pertimbangan mengingat bahwa client juga mengalami dilemma dalam membuka resto & café ini mengingat masa pandemic, resiko lockdown, resiko penyebaran virus dan situasi yang tidak menentu, sehingga akhirnya melahirkan solusi desain berupa membuat café yang baru yang benuansa outdoor dengan budget konstruksi yang terukur dan sesuai. Mengingat bahwa owner merupakan traveller yang sering berpergian dan meyakini bahwa masyarakat Medan beresiko stress akibat dari lockdown di masa pandemic ini, maka dibuatlah tema design yang diambil dari Timur Tengah dikarenakan memiliki fitur elemen dekorasi yang unik dan sesuai dengan budget yang dimiliki.
Konsep desain lain yang diterapkan pada project ini adalah dengan memaksimalkan lahan yang relative sempit , dengan konsep dasar konsep “bring the outside in atau bring the inside out” dimana tidak ada batasan antara ruang outdoor maupun indoor. Ide ini yang menurut WE ARSITEK cocok di masa pandemi yaitu area terbuka untuk bersosialisasi karena menurut pandangan designer “new normal adalah new green”.
Focal point Palms adalah pembagian area café ini menjadi 2, yaitu area indoor dan area semi outdoor. Cafe ini juga memiliki mezzanine dan designers memutuskan menambahkan water fountain untuk menciptakan kesan kita berada di tengah-tengah night market di Timur Tengah, terlebih di malam hari yang penuh dengan dekor lampu
Dimasa pandemic, orang-orang pastinya akan jarang dan takut untuk berkumpul dan saling berinteraksi. Maka dari itu WE ARSITEK berkeinginan menyediakan café yang terbuka, dimana orang merasa aman dan bebas dari paparan Covid-19. Sehingga secara design, designer juga merancang dengan pertimbangan bahwa arah angin yang mempercepat aliran udara agar udara stagnan tidak lama terkumpul. Hal inipun diharapkan dapat menciptakan lingkungan ini akan menjadi lebih aman dan sehat melalui desain yang diterapkan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi WE ARSITEK dalam mendesain Palms adalah Sungai Deli berada tepat di belakang site yang menimbulkan aroma tidak sedap, sehingga designer memutuskan untuk meletakan massa bangunan di area kiri. Maka dari itu pintu dan lorong menjadi sejajar, agar sirkulasi udara pun menjadi tidak terhalang.
Bangunan ini berlokasi di Jl Tjik Di Tiro Medan dan di batasi oleh Sungai Deli di bagian belakang. Konsep desain dibuat dengan berbagai pertimbangan mengingat bahwa client juga mengalami dilemma dalam membuka resto & café ini mengingat masa pandemic, resiko lockdown, resiko penyebaran virus dan situasi yang tidak menentu, sehingga akhirnya melahirkan solusi desain berupa membuat café yang baru yang benuansa outdoor dengan budget konstruksi yang terukur dan sesuai. Mengingat bahwa owner merupakan traveller yang sering berpergian dan meyakini bahwa masyarakat Medan beresiko stress akibat dari lockdown di masa pandemic ini, maka dibuatlah tema design yang diambil dari Timur Tengah dikarenakan memiliki fitur elemen dekorasi yang unik dan sesuai dengan budget yang dimiliki.
Konsep desain lain yang diterapkan pada project ini adalah dengan memaksimalkan lahan yang relative sempit , dengan konsep dasar konsep “bring the outside in atau bring the inside out” dimana tidak ada batasan antara ruang outdoor maupun indoor. Ide ini yang menurut WE ARSITEK cocok di masa pandemi yaitu area terbuka untuk bersosialisasi karena menurut pandangan designer “new normal adalah new green”.
Focal point Palms adalah pembagian area café ini menjadi 2, yaitu area indoor dan area semi outdoor. Cafe ini juga memiliki mezzanine dan designers memutuskan menambahkan water fountain untuk menciptakan kesan kita berada di tengah-tengah night market di Timur Tengah, terlebih di malam hari yang penuh dengan dekor lampu
Dimasa pandemic, orang-orang pastinya akan jarang dan takut untuk berkumpul dan saling berinteraksi. Maka dari itu WE ARSITEK berkeinginan menyediakan café yang terbuka, dimana orang merasa aman dan bebas dari paparan Covid-19. Sehingga secara design, designer juga merancang dengan pertimbangan bahwa arah angin yang mempercepat aliran udara agar udara stagnan tidak lama terkumpul. Hal inipun diharapkan dapat menciptakan lingkungan ini akan menjadi lebih aman dan sehat melalui desain yang diterapkan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi WE ARSITEK dalam mendesain Palms adalah Sungai Deli berada tepat di belakang site yang menimbulkan aroma tidak sedap, sehingga designer memutuskan untuk meletakan massa bangunan di area kiri. Maka dari itu pintu dan lorong menjadi sejajar, agar sirkulasi udara pun menjadi tidak terhalang.
Bangunan ini berlokasi di Jl Tjik Di Tiro Medan dan di batasi oleh Sungai Deli di bagian belakang. Konsep desain dibuat dengan berbagai pertimbangan mengingat bahwa client juga mengalami dilemma dalam membuka resto & café ini mengingat masa pandemic, resiko lockdown, resiko penyebaran virus dan situasi yang tidak menentu, sehingga akhirnya melahirkan solusi desain berupa membuat café yang baru yang benuansa outdoor dengan budget konstruksi yang terukur dan sesuai. Mengingat bahwa owner merupakan traveller yang sering berpergian dan meyakini bahwa masyarakat Medan beresiko stress akibat dari lockdown di masa pandemic ini, maka dibuatlah tema design yang diambil dari Timur Tengah dikarenakan memiliki fitur elemen dekorasi yang unik dan sesuai dengan budget yang dimiliki.
Konsep desain lain yang diterapkan pada project ini adalah dengan memaksimalkan lahan yang relative sempit , dengan konsep dasar konsep “bring the outside in atau bring the inside out” dimana tidak ada batasan antara ruang outdoor maupun indoor. Ide ini yang menurut WE ARSITEK cocok di masa pandemi yaitu area terbuka untuk bersosialisasi karena menurut pandangan designer “new normal adalah new green”.
Focal point Palms adalah pembagian area café ini menjadi 2, yaitu area indoor dan area semi outdoor. Cafe ini juga memiliki mezzanine dan designers memutuskan menambahkan water fountain untuk menciptakan kesan kita berada di tengah-tengah night market di Timur Tengah, terlebih di malam hari yang penuh dengan dekor lampu
Dimasa pandemic, orang-orang pastinya akan jarang dan takut untuk berkumpul dan saling berinteraksi. Maka dari itu WE ARSITEK berkeinginan menyediakan café yang terbuka, dimana orang merasa aman dan bebas dari paparan Covid-19. Sehingga secara design, designer juga merancang dengan pertimbangan bahwa arah angin yang mempercepat aliran udara agar udara stagnan tidak lama terkumpul. Hal inipun diharapkan dapat menciptakan lingkungan ini akan menjadi lebih aman dan sehat melalui desain yang diterapkan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi WE ARSITEK dalam mendesain Palms adalah Sungai Deli berada tepat di belakang site yang menimbulkan aroma tidak sedap, sehingga designer memutuskan untuk meletakan massa bangunan di area kiri. Maka dari itu pintu dan lorong menjadi sejajar, agar sirkulasi udara pun menjadi tidak terhalang.