TITIK TEMU Ubud merupakan bangunan dengan ketinggian 2 lantai yang terletak di area komersildari komplek Puri Anyar Heritage. Puri Anyar sendiri masih dipergunakan sebagai tempat tinggal bagi para keturunan keluarga kerajaan namun sudah dibuka bagi para turis yang ingin merasakan pengalaman yang kaya akan kebudayaan Bali.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan desain adalah menjadikan TITIK TEMU Ubudsebagai bagian yang baru dari wajah Puri Anyar tetapi tetap besinergi dengan karakter budaya yang sudah ada selama ini baik dari komplek Puri Anyar maupun dari kawasan Ubud itu sendiri.
Menanggapi bangunan eksisting yang sebelumnya dijadikan sebagai galeri foto ini, kami melakukan penyederhanaan dengan menghilangkan semua elemen dinding, pintu dan jendela, sehingga yang tertinggal hanya elemen arsitektur yang paling dasar, yaitu atap, kolom dan balok sehingga membuat bangunan itu jauh lebih ringan dan semakin menonjolkan proporsi kepala, badan dan kaki yang merupakan filosofi arsitektur tradisional yang dianut oleh masyarakat Bali.
Ruang duduk pada lantai atas dibuat semi outdoor dengan gaya duduk ‘lesehan’, selain menawarkan nilai budaya yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia ini, ketinggian manusia pada saat duduk lesehan ini memungkinkan skala ruangan dengan naungan atap tradisional ini dapat dinikmatidengan lebih dramatis.
Dengan bangunan yang lebih ‘ringan’ ini, memberikan ruang kesempatan bagi kami untuk memasukkan elemen baru yang lebih kontemporer baik dari sisi arsitektur fasad maupun dari sisi interior yang tetap bersinergi dengan bangunan eksisting. Selain itu dengan hilangnya partisi dinding, memberikan kesempatan bagi para pengunjung coffee shop ini untuk dapat menangkap dinamikaaktifitas kota Ubud sembari menikmati secangkir kopi yang hangat.
TITIK TEMU Ubud merupakan bangunan dengan ketinggian 2 lantai yang terletak di area komersildari komplek Puri Anyar Heritage. Puri Anyar sendiri masih dipergunakan sebagai tempat tinggal bagi para keturunan keluarga kerajaan namun sudah dibuka bagi para turis yang ingin merasakan pengalaman yang kaya akan kebudayaan Bali.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan desain adalah menjadikan TITIK TEMU Ubudsebagai bagian yang baru dari wajah Puri Anyar tetapi tetap besinergi dengan karakter budaya yang sudah ada selama ini baik dari komplek Puri Anyar maupun dari kawasan Ubud itu sendiri.
Menanggapi bangunan eksisting yang sebelumnya dijadikan sebagai galeri foto ini, kami melakukan penyederhanaan dengan menghilangkan semua elemen dinding, pintu dan jendela, sehingga yang tertinggal hanya elemen arsitektur yang paling dasar, yaitu atap, kolom dan balok sehingga membuat bangunan itu jauh lebih ringan dan semakin menonjolkan proporsi kepala, badan dan kaki yang merupakan filosofi arsitektur tradisional yang dianut oleh masyarakat Bali.
Ruang duduk pada lantai atas dibuat semi outdoor dengan gaya duduk ‘lesehan’, selain menawarkan nilai budaya yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia ini, ketinggian manusia pada saat duduk lesehan ini memungkinkan skala ruangan dengan naungan atap tradisional ini dapat dinikmatidengan lebih dramatis.
Dengan bangunan yang lebih ‘ringan’ ini, memberikan ruang kesempatan bagi kami untuk memasukkan elemen baru yang lebih kontemporer baik dari sisi arsitektur fasad maupun dari sisi interior yang tetap bersinergi dengan bangunan eksisting. Selain itu dengan hilangnya partisi dinding, memberikan kesempatan bagi para pengunjung coffee shop ini untuk dapat menangkap dinamikaaktifitas kota Ubud sembari menikmati secangkir kopi yang hangat.
TITIK TEMU Ubud merupakan bangunan dengan ketinggian 2 lantai yang terletak di area komersildari komplek Puri Anyar Heritage. Puri Anyar sendiri masih dipergunakan sebagai tempat tinggal bagi para keturunan keluarga kerajaan namun sudah dibuka bagi para turis yang ingin merasakan pengalaman yang kaya akan kebudayaan Bali.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan desain adalah menjadikan TITIK TEMU Ubudsebagai bagian yang baru dari wajah Puri Anyar tetapi tetap besinergi dengan karakter budaya yang sudah ada selama ini baik dari komplek Puri Anyar maupun dari kawasan Ubud itu sendiri.
Menanggapi bangunan eksisting yang sebelumnya dijadikan sebagai galeri foto ini, kami melakukan penyederhanaan dengan menghilangkan semua elemen dinding, pintu dan jendela, sehingga yang tertinggal hanya elemen arsitektur yang paling dasar, yaitu atap, kolom dan balok sehingga membuat bangunan itu jauh lebih ringan dan semakin menonjolkan proporsi kepala, badan dan kaki yang merupakan filosofi arsitektur tradisional yang dianut oleh masyarakat Bali.
Ruang duduk pada lantai atas dibuat semi outdoor dengan gaya duduk ‘lesehan’, selain menawarkan nilai budaya yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia ini, ketinggian manusia pada saat duduk lesehan ini memungkinkan skala ruangan dengan naungan atap tradisional ini dapat dinikmatidengan lebih dramatis.
Dengan bangunan yang lebih ‘ringan’ ini, memberikan ruang kesempatan bagi kami untuk memasukkan elemen baru yang lebih kontemporer baik dari sisi arsitektur fasad maupun dari sisi interior yang tetap bersinergi dengan bangunan eksisting. Selain itu dengan hilangnya partisi dinding, memberikan kesempatan bagi para pengunjung coffee shop ini untuk dapat menangkap dinamikaaktifitas kota Ubud sembari menikmati secangkir kopi yang hangat.