ph
Select Country
Search Icon
close icon
ARCHIFYNOW > HIGHLIGHTS > 3 Tipe Klien Komersial dan Tips Menghadapinya

3 Tipe Klien Komersial dan Tips Menghadapinya

BY
fb icon
wa icon
email icon

Mengerjakan proyek komersial dapat menjadi pengalaman yang sangat penting bagi arsitek. Pada skala apapun, proyek komersial memiliki tantangan khusus yang memaksa arsitek untuk mempelajari ilmu baru yang sebelumnya belum pernah didalami yaitu investasi. Pengetahuan ini dapat membantu arsitek memahami jenis dan karakter klien yang sedang dihadapinya. Pada artikel sebelumnya, pernah diulas tipe-tipe klien yang akan ditemui arsitek dalam praktiknya berarsitektur. Meskipun arsitek akan bertemu dengan karakter klien yang berbeda dalam setiap proyek, klien dengan proyek komersial memiliki cara pandang dan kebutuhan yang unik. Dengan visi dasar sebagai investor dan pengembang, terdapat tiga tipe klien yang kemungkinan akan ditemui arsitek dalam proyek komersial. Untuk mengenal karakter mereka lebih dalam dan mengetahui tips menghadapi tiap tipe klien proyek komersial, mari simak ulasannya di bawah ini!

Baca Juga: 4 Jenis Klien yang Akan Anda Hadapi Sebagai Arsitek

1.    The Corporate Developer

Pengembang yang berbentuk korporat memiliki struktur organisasi yang tersusun atas departemen-departemen. Pemegang kekuasaan terbesar terletak pada puncak struktur organisasi. Pada perusahaan korporat, ada bagian yang bertanggung jawab kepada direktur; ada juga bagian yang bertanggung jawab langsung kepada pemegang saham. Operasional dan dokumentasi proyek akan dikerjakan dengan sistem yang teratur. Tipe klien ini bekerja dengan metode yang terstruktur dan umumnya tidak melibatkan emosi dalam pekerjaan.

Karakteristik: Pada umumnya organisasi korporat sudah dibagi dalam bagian-bagian khusus, contohnya: pemasaran, finance, produksi, konstruksi, akuntansi, manajemen proyek, perawatan, dan masih banyak lagi. Saat berhadapan dengan arsitek, masing-masing bagian memiliki kepentingan khusus yang berhubungan dengan pekerjaan dalam proyek, sesuai dengan tanggung jawab yang mereka miliki. Seorang manajer marketing tentu akan melihat proyek sebagai properti yang akan dipasarkan, sedangkan manajer konstruksi akan meninjau proyek dari sisi kebutuhan tenaga kerja dan material bangunan. Di atas seluruh departemen, terdapat CEO dan direktur perusahaan yang menjadikan profit, harga saham, dan citra perusahaan sebagai pertimbangan utama dalam setiap pengambilan keputusan.

Tips untuk arsitek: Dalam menghadapi tipe klien ini, arsitek harus bersikap kooperatif saat berhadapan dengan berbagai lapisan eksekutif dalam organisasi pengembang korporat. Memahami pemetaan pemilik otoritas menjadi cara untuk menentukan bagaimana harus bersikap dan berkomunikasi dengan masing-masing pihak. Klien dengan tipe pengembang korporat akan tertarik bekerja sama dengan biro yang bekerja sama dengan biro arsitektur yang bekerja dengan kualitas korporat pula. Oleh karena itu, pastikan sistem kerja dalam biro Anda sudah disusun dengan baik sebelumnya, untuk mempermudah proses kerja dalam keberjalanan proyek.

2.    Entrepreneur

Tipe klien wirausahawan biasanya datang sebagai individu, bukan sebagai organisasi. Tim yang dimiliki klien sendiri cenderung berupa tim kecil yang mengerjakan satu atau dua proyek saja dalam satu periode. Meskipun bekerja dalam skala yang lebih kecil, klien ini mungkin saja sudah menggunakan sistem kerja perusahaan korporat. Perbedaannya, pemegang tanggung jawab dan pembuat keputusan dilakukan oleh satu orang saja.

Karakteristik: Dalam bekerja sama, klien akan berhubungan langsung dengan arsitek. Hubungan komunikasi yang dijalin pun akan setara dan tanpa hierarki antara klien dan arsitek. Wirausahawan pada umumnya memiliki karakter pekerja keras, tegas, dan displin, namun juga mudah bergaul. Klien ini akan lebih banyak menggunakan intuisi dan pengalamannya sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan daripada menggunakan pengetahuan akademik. Dalam pekerjaannya, klien biasanya memiliki visi misi tersendiri yang ia bawa, selain kepentingan untuk memperoleh profit dari investasi.

Tips untuk arsitek: Saat bekerja bersama dengan tipe klien wirausahawan, arsitek harus memahami intuisi, cara berpikir, dan karakter klien secara pribadi. Dengan cara itu, arsitek dapat lebih mudah menangkap keinginan klien dan mengaplikasikannya dalam desain. Selain itu, sebagai arsitek, Anda harus membantu klien mencapai cita-cita yang ingin diwujudkan dari proyek yang dilakukan. Arsitek memiliki peran untuk menciptakan karya yang memberikan lebih dari sekedar keuntungan komersial, namun juga memiliki nilai tambah dan menunjukkan karakter personal dari pemiliknya.

3.    Institutional Client

Klien yang datang dalam organisasi berupa institusi pada umumnya memiliki proyek dengan fungsi sosial dan pelayanan disamping tujuannya untuk mencari profit secara finansial. Biasanya proyek yang dibangun oleh institusi memiliki program yang sangat spesifik, contohnya kantor administrasi, sekolah, fasilitas keagamaan, faislitas kesehatan, ataupun fasilitas rekreasi. Proyek-proyek ini mungkin memiliki nilai komersial, namun tujuan pembangunannya tidak didasari pada kebutuhan investasi saja.

Klien Komersial

Foto: Salk Institute adalah salah satu karya monumental Louis Kahn yang dihasilkan melalui kolaborasi dengan klien institusi. ©Jason Taellious, flickr

Karakteristik: Proyek yang dimiliki institusi biasanya tidak hanya melibatkan arsitek dan organisasi klien saja, karena institusi juga memiliki pihak-pihak pendukung, contohnya donatur. Pihak pendukung ini juga memiliki suara dalam penentuan keputusan. Dengan banyaknya pihak yang berperan dalam pengerjaan proyek jenis ini, arsitek dapat kewalahan untuk menanggapi semua kebutuhan. Proses birokrasi pun menjadi lebih panjang karena setiap keputusan dalam proyek harus diketahui dan diterima oleh seluruh pihak yang berkepentingan dalam proyek.

Tipe klien institusi pada umumnya kurang berpengalaman dalam pengerjaan proyek desain arsitektur dan konstruksi. Karena pemahaman yang belum terlalu dalam, arsitek harus menjadi pihak yang memandu keberjalanan proses dengan lebih aktif. Dalam kasus-kasus proyek yang sangat kompleks, institusi akan mendatangkan konsultan proyek sebagai pihak yang mewakili dan mengkomunikasikan kepentingan pemilik proyek. Konsultan tersebut akan menjadi pihak perantara yang menjembatani komunikasi antara arsitek dan pemilik dalam keberjalanan proyek.

Tips untuk arsitek: Untuk menjalin relasi yang lebih lancar dengan tipe klien institusi, arsitek harus memiliki karisma yang kuat dan persuasif dalam berkomunikasi. Arsitek juga harus lebih sabar dan ulet dalam proses negosiasi dengan pihak institusi dan pihak pendukung. Proyek milik institusi, meskipun kompleks, namun akan sangat menarik bagi arsitek yang ingin memiliki kesempatan melakukan eksplorasi desain dan merancang proyek masterpiece. Hal tersebut disebabkan karena proyek institusi biasanya dirancang dengan keinginan membuat karya yang cenderung ikonik. Selain itu, keuntungan lain yang dapat diperoleh arsitek dari banyaknya pihak yang terkait dalam proyek adalah kesempatan untuk memperluas jaringan sosial. Proyek ini akan memberikan exposure dalam praktik arsitektur yang dilakukan dan membuka peluang proyek baru bagi biro arsitektur tersebut.

Penulis: Catharina Kartika Utami

Showcase your portfolio and let more people know about your company!

fb icon
wa icon
email icon
Archifynow
blog platform
ArchifyNow is an online design media that focuses on bringing quality updates of architecture and interior design in Indonesia and Asia Pacific. ArchifyNow curates worthwhile design stories that is expected to enrich the practice of design professionals while introducing applicable design tips and ideas to the public.
More from archifynow
close icon