4 Tips Jitu Membuat Portofolio yang Menarik Bagi Calon Klien
Pada artikel 3 Hal yang Arsitek Harus Lakukan untuk Mendapatkan Klien, disebutkan bahwa seorang arsitek harus menyiapkan portofolio untuk membantu arsitek agar dapat terhubung dengan klien-klien baru. Portofolio merupakan media bagi arsitek untuk menggambarkan ciri khas dan keahliannya melalui karya yang ditampilkan. Selain itu portofolio akan menunjukkan kepada klien apakah arsitek tersebut cocok dengan proyek yang direncanakan oleh klien.
Sebagai salah satu marketing tools, portofolio dapat dijadikan andalan untuk mempromosikan kemampuan biro arsitektur dan menunjukkan kesiapan sebuah biro dalam menangani proyek yang akan datang. Bagi Anda yang berprofesi sebagai arsitek, portofolio akan meningkatkan bargaining position Anda di hadapan klien saat melakukan negosiasi mengenai sebuah proyek. Portofolio dapat membuka berbagai peluang bagi arsitek, mulai dari mendapatkan proyek yang sejenis, maupun proyek-proyek yang lebih menantang.
Dengan begitu besarnya peran portofolio dalam membantu
perkembangan sebuah biro membuat portofolio biro arsitektur menjadi suatu keharusan. Pertanyaan yang
muncul adalah bagaimana membuat portofolio biro yang representatif dan profesional?
Apa yang harus dilakukan agar portofolio biro arsitektur yang dibuat dapat
secara efektif menarik calon klien untuk bekerja sama dalam proyek selanjutnya?
Berikut cara-cara paling efektif untuk membuat portofolio biro yang menarik bagi calon
klien.
1.
Usahakan untuk menunjukkan proyek nyata dan terbangun
Berbeda dengan portofolio lamaran kerja calon arsitek yang cenderung memuat karya-karya konseptual, portofolio biro arsitektur perlu menekankan pada proyek nyata dan terbangun. Perbedaan ini disebabkan karena pada portofolio lamaran kerja, portofolio yang dibuat akan disampaikan kepada sesama arsitek yang lebih memahami berbagai konsep dan prinsip arsitektur. Sedangkan pada portofolio biro arsitektur, portofolio ditunjukkan kepada klien yang kemungkinan besar tidak memiliki latar belakang berarsitektur. Baik melalui presentasi visual yang dicetak maupun kunjungan langsung, proyek-proyek nyata dapat menunjukkan kemampuan dan pengalaman Anda menangani sebuah proyek sampai selesai.
Foto: Proyek terbangun menjadi portofolio yang permanen dan paling efektif ditunjukkan kepada calon klien. Rumah Miring ©Andy Rahman
Keuntungan mengutamakan proyek nyata sebagai bagian dari portofolio adalah terdapatnya kesempatan bagi calon klien merasakan langsung berada dalam bangunan karya arsitek tersebut. Dari pengalaman itu, calon klien akan memperoleh keyakinan akan kualitas pekerjaan arsitek tersebut.. Hal ini disebabkan karena dengan menampilkan proyek nyata, calon klien dapat mengenal siapa klien yang pernah dilayani sebelumnya, bagaimana wujud bangunan ketika proses pembangunan sudah selesai, dan bagaimana proses yang terjadi dari awal perancangan hingga akhir.
2.
Pilihlah media yang tepat
Pada masa kini terdapat berbagai media yang dapat digunakan oleh arsitek untuk memberikan expose pada karya-karya yang sudah dibuat. Publikasi lewat media massa nasional dan internasional, memanfaatkan website perusahaan untuk memuat ulasan singkat mengenai karya, atau menggunakan jejaring sosial merupakan beberapa alternatif media yang dapat dimanfaatkan oleh arsitek. Lewat publikasi dan pemanfaatan website, peluang untuk menjangkau calon klien dapat terbuka lebih luas. Selain itu, klien-klien yang didapat dari publikasi dan website kebanyakan sudah tertarik dengan rancangan arsitek yang mereka temukan karyanya sebelum mengenal arsitek itu secara pribadi.
Foto: Website seperti Bluprin.com dapat menjadi platform tambahan untuk menampilkan portofolio.
Selain memanfaatkan publikasi di media massa, beberapa biro arsitek juga membuat buku sebagai portofolio karya yang dapat diberikan kepada calon klien, contohnya ABODAY dan monografi karya arsitektur mereka selama delapan tahun: F. Dengan membuat buku, informasi yang diterima calon klien bukan saja pembahasan mengenai proyek yang dirancang, namun juga memberikan sudut pandang tambahan mengenai cara kerja biro arsitektur tersebut. Sudut pandang ini dapat menjadi media komunikasi yang baik untuk mendukung pertimbangan klien untuk bekerja sama dengan suatu biro arsitektur.
3. Perhatikan kualitas presentasi
Unsur yang tidak kalah penting dalam menyusun portofolio tentunya sajian grafis yang diberikan. Portofolio harus disajikan dengan gambar yang jelas dan mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi dengan pembaca melalui elemen visual yang tidak hanya menarik, namun mudah dimengerti menjadi syarat penyusunan portofolio arsitektur yang baik. Salah satu tanda kesuksesan sebuah portofolio adalah ketika portofolio tersebut mampu menjelaskan seluruh proyek di dalamnya kepada pembaca tanpa diperlukan kehadiran arsitek untuk menambahkan penjelasan secara lisan.
Selain mengandalkan kemampuan desain arsitek sendiri dalam menyusun portofolio, tips yang perlu dipertimbangkan oleh arsitek untuk meningkatkan kualitas portofolio biro adalah dengan bekerja sama dengan fotografer arsitektur profesional. Kualitas komunikasi visual yang dihasilkan dari hasil foto fotografer arsitektur profesional pada umumnya sudah terjamin. Sebelum pemotretan, ada baiknya arsitek berdiskusi dengan fotografer mengenai konsep rancangan dalam karya yang dibuat. Dengan melakukan diskusi, fotografer arsitektur dapat memahami sudut-sudut penting dalam bangunan yang perlu ditangkap dan dikomunikasikan lewat foto.
4. Lakukan pembaharuan secara berkala
Sangat penting bagi arsitek untuk memastikan kualitas portofolionya selalu prima dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sebaiknya portofolio secara berkala selalu diperbaharui. Dengan terus menerus memperbaharui portofolio, arsitek dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan desain dan dapat terus menyesuaikan konten dengan materi mengenai proyek-proyek terbaru. Proyek yang sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan praktek suatu biro arsitektur, namun tetap dimuat dalam portofolio, akan mengurangi fokus dari pesan yang ingin disampaikan arsitek kepada calon klien.
Portofolio yang berkualitas akan mencerminkan tingkat profesionalitas arsitek. Bagi Anda yang sedang merintis biro arsitektur, rencana membuat portofolio biro perlu ditetapkan dari awal. Portofolio akan membantu Anda untuk berkomunikasi dengan klien dan meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan proyek dari klien-klien baru.
Penulis: Catharina Kartika Utami