Green Garden House, Susunan yang Geometris pada Massa Bangunan
Principal Arsitek | : | Denny Setiawan, IAi |
Arsitek Pelaksana | : | Isna Khairani |
Luas Tanah | : | 800 m2 |
Luas Bangunan | : | 1000 m2 |
Tahun Terbangun | : | 2015 |
Fotografer | : | Sefval Mogalana |
Material | : | Aluplus, Kenari Jaya, Masgo, |
Green Garden House mulai di desain di tahun 2012. Tahun penting untuk disebutkan karena nominal tahun akan menjadi frame untuk melihat konteks yang terjadi pada rentang masa tersebut.
©Sefval Mogalana
Pada awalnya, keluarga pemilik rumah meminta arsitek untuk medesain sebuah rumah baru yang lebih fresh untuk menggantikan rumah lamanya yang sebenarnya masih sangat layak untuk ditempati. Dari sini tampak bahwa memang motivasi awal pemilik rumah membangun Green Garden House bukanlah kebutuhan akan ruang, melainkan keinginan meremajakan cara berumah dengan pindah ke sebuah rumah yang lebih besar dan lebih kontekstual terhadap kehidupan keluarga dan zaman. Letak rumah lama dan rumah baru itu sendiri tidaklah terlalu jauh sehingga si pengguna tidak perlu beradaptasi terlalu lama dengan lingkungan dimana rumah baru berdiri.
Artikel Lainnya: CL House, Konsep Pinhole Glass pada Fasad
Oleh karena itu arsitek berkeputusan untuk membuat rumah yang lebih muda di banding rumah awal. Massa bangunan dari susunan bentuk-bentuk geometris tegas menjadi mula dari keseluruhan desain.
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
Pembagian program ruang menjadi 3 kelompok utama, yaitu: kelompok ruang-ruang servis, kelompok ruang-ruang aktivitas keseharian, dan kelompok aktivitas kamar-kamar. Ketiga kelompok ruang tersebut melebur menjadi satu di dalam rumah ini. Bagi arsitek, proses penggabungan kelompok massa ini seperti permainan bentuk geometris dalam menjadi platonik solid.
©Sefval Mogalana
Bagian level-level di rumah ini berdasarkan fungsi kelompok ruang yang ada. Di lantai basement yang notabene selevel dengan jalan, terdapat garasi yang mampu menampung 6 mobil dan ruang-ruang servis, serta sebuah home theatre yang memang diinginkan agar kedap.
Di lantai dasar atau level kedua dari rumah ini, terdapat ruang keluarga dan ruang makan yang di sekat oleh sebuah carport. Ruang makan berbatasan dengan kolam renang di bagian belakang.
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
Di lantai atas terdapat kamar-kamar. Masing-masing kamar punya ruang kerjanya sendiri. Kecuali di kamar tidur utama, Kamar-kamar tidur anak memiliki mezanine sebagai ruang kerjanya.
Artikel Lainnya: S House - Kayu sebagai Material Utama Sebuah
Ruang yang tercipta pun menjadi menarik karena di dalamnya terdapat ruang yang luas, ada juga ruang yang tinggi yang memberikan kami kesempatan untuk membuat void, juga kamar-kamar yang memberikan kemungkinan untuk membuat kamar dengan lantai mezanine. Lantai ini kemudian mebuat ruang kamar terasa menjadi unit soho tersendiri.
Usulan kamar split level ini menjadi kontekstual mengingat masing-masing anggota keluarga membutuhkan sebuah small office space dekat dengan ruang istirahat mereka.
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
Konteks lain yang nampak dari rumah ini adalah bagaimana kami berusaha membuat celah di antara ruang makan dan ruang keluarga untuk ditempati sebagai transit mobil. Ruang transit ini berada di level kedua dari rumah di Jakarta Barat ini. Kegemaran pemilik rumah akan mobil dan mimpi mereka untuk punya ruang aktivitas yang tidak jauh dari tempat mereka turun dari mobil menjadi motivasi kami untuk membuat space ini. Dengan space ini, pemilik menjadi punya pilihan untuk masuk ke dalam rumah lewat ruang keluarga atau melipir ke ruang makan dan menikmati santai di samping mobil dan juga kolam renang yang ada di sisi lain ruang makan.
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
Sedari awal perbincangan dengan pemilik rumah, arsitek selalu berusaha meyakinkan bahwa luas ruang tidak ditentukan berapa kali berapa meter luas di dalam dinding ruang, tetapi berapa besar view yang bisa kita dapatkan di dalam ruang. Kolam renang yang terlihat dari pintu geser besar membuat ruang makan ini terasa lebih lapang dari seharusnya.
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
©Sefval Mogalana
Arsitek juga berusaha membingkai satu sudut view melalui sebuah jendela besar di atrium. Bagi kami keluasan sudut pandang adalah sebuah hal yang mahal untuk mereka yang tinggal di ruang kota padat seperti Jakarta. Ruang yang tinggi dan haru ini memberikan kesegaran selepas para penghuni rumah keluar dari kamar. Besar harapan kami bahwa rumah ini adalah charger energi yang baik bagi penghuni rumah.
Lihat foto proyek selengkapnya:
https://www.archify.com/project/green-garden-house
Lihat profil Studio Denny Setiawan:
https://www.archify.com/studio-denny-setiawan
Artikel Lainnya: The Tree of Life - Dominasi Kayu pada Hunian