BA.UR
Kata baur secara harfiah berarti bercampur, bergaul, masuk dalam suatu pergaulan atau golongan. Stereotipe masyarakat Indonesia yang mudah bergaul dan bersosialisasi tentunya menjadi suatu kebutuhan terciptanya suatu ruang publik.
Menjawab isu tentang membangun kualitas ruang publik di masyarakat Indonesia, Baur diharapkan mampu merespon segala lapisan masyarakat untuk berinteraksi secara terbuka, saling menghargai pendapat, pandangan, dan keyakinan. Di balut dengan komposisi desain & material instalasi yang beragam, Baur dapat di implementasikan sebagai ruang publik yang memberi pandangan bahwa bersama tidak harus sama dan berbagai perbedaan dapat saling melengkapi.
BA.UR tercipta dari beberapa produk material yang berbeda-beda, antara lain Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board (Echo Block), dan Elephant Woodplank. Masing-masing produk material ini memiliki ciri khas dan keunggulannya sebagai elemen pembentuk ruang sehingga dapat ber’baur’ dalam membentuk suatu kesatuan instalasi yang menarik.
Safety and Comfort
Tujuan utama ruang publik sendiri adalah setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengaksesnya dengan rasa aman dan nyaman. Begitu pula dengan material-material yang dihadirkan dalam instalasi baur ini, dimana sebagian besar merupakan material yang kaku, keras, dan kokoh. Hal tersebut bertujuan selain dapat melindungi penggunanya juga secara bersamaan dengan sentuhan dan perpaduan yang dinamis dan artistik diharapkan dapat menciptakan kesan tenang, lembut, dan nyaman.
Semua produk dari Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board, dan Elephant Woodplank memiliki visi misi yang selaras untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya walaupun mereka memiliki fungsi produk yang berbeda-beda.
Instalasi yang terdiri dari 3 bagian utama:
1. Selendang Naung
Aktivitas yang beragam dalam ruang publik tentunya menginginkan perlindungan baik secara fisik maupun psikis. Fisik berarti proteksi terhadap apapun yang dapat merusak atau mengancam keselamatan penggunanya, sementara psikis lebih meniti beratkan pada perasaan aman dan tenang bagi pengguna yang berada di bawah naungannya.
Atap yang berfungsi sebagai tempat bernaung dari berbagai aktivitas juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan selendang, yaitu sebagai alat yang terkadang digunakan untuk melindungi anggota tubuh tertentu. Berangkat dari hal tersebut, maka bentuk atap yang terkesan kaku dan keras dibuat lebih dinamis seperti ayunan selendang untuk menaungi aktivitas ruang publik yang lebih ekspresif di bawahnya.
Produk genteng keramik M-Class yang di pakai pada instalasi Baur ini memiliki struktur yang keras dan kaku, tetapi dengan keunggulan bentuk dan sistem yang unik M-Class dapat dibentuk lebih dinamis tanpa mengurangi perlindungan pada ruang yang dinaunginya.
2. Sangkar Suara
Ruang personal juga dibutuhkan dalam aktivitas ruang publik sebagaimana fungsi toleransi dalam penggunaan ruang publik itu sendiri. Sangkar suara dibuat untuk merespon sisi ruang personal bagi beberapa pengguna ruang publik yang memungkinkan diri mereka keluar pada suatu perubahan situasi, baik dari segi privasi dalam berkomunikasi maupun dari segi visual.
Ruang ini dapat bersifat privat, tenang, hening, di tengah kebisingan dan hiruk pikuk ruang publik yang tercipta tanpa mengganggu aktivitas dalam ruang publik.
Elephant gypsum Board (Echo Block) memiliki fungsi meningkatkan performa akustik pada ruangan dengan meredam gaung dan gema. Dengan tampilan desain yang modern, elephant gypsum board tidak hanya memaksimalkan fungsi tetapi juga dapat menimbulkan kesan yang visual yang tetap menarik di mata penggunanya.
3. Sela Riung
Ruang publik sejatinya berkontribusi pada pembentukan identitas lokal sebagai suatu hal yang dapat dipromosikan dan dinikmati secara umum. Sela riung sendiri mempunyai arti lokal sebagai tempat untuk berkumpul maupun bersosialisasi dan diharapkan dapat menampung dan mewadahi semua kepentingan pada area publik tersebut.
Sela riung yang dapat diakses dari berbagai sisi, mengimplementasikan dari manapun masyarakat itu berasal, baik dari latar belakang, ras, maupun budaya yang berbeda dapat bertemu di titik atau tujuan yang sama untuk saling berbaur dan bertukar pikiran secara bebas satu sama lain. Hal tersebut juga terealisasi dengan jenis material lantai yang digunakan pada area ini juga berbeda-beda tetapi berfungsi sebagai satu tujuan untuk mewadahi berbagai kegiatan masyarakat secara sosial maupun budaya. Pola sirkulasi pada sela riung ini juga di atur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan konflik penggunaan ruang, terutama pada ruang-ruang yang memenuhi fungsi tertentu.
Milan, Habitat, dan Elephant woodplank berkontribusi memberikan pengalaman ruang yang berbeda dengan menyajikan tampilan yang dapat dinikmati oleh panca indera penggunanya. Milan ceramics dan habitat memiliki keunggulan rupa, bentuk, ukuran, dan tekstur keramik yang beragam dan tetap memberikan perlindungan dan ketahanan maksimal pada setiap desainnya khususnya pada produk keramik anti slip i-Grip yang menjamin permukaan tetap aman meskipun dalam keadaan basah sekalipun. Begitu pula dengan Elephant woodplank yang merupakan material alternatif pengganti kayu yang kuat, awet tetapi menawarkan tekstur seperti kayu alami. Penggunaan ketiga material ini dikomposisikan dengan seimbang dengan tetap memberikan fungsi menyeluruh dalam skala ruang.
BA.UR melahirkan instalasi yang terbentuk dari berbagai perbedaan yang ditunjukkan secara tegas satu sama lainnya baik secara bentuk fisik, warna, karakter, ukuran, tekstur dan apapun yang membedakan dapat saling berbaur, berkomunikasi dan saling melengkapi bahkan fisik atau raga nya pun terpisah yang bertujuan membentuk harmoni dalam satu naungan utama sebagai suatu kesatuan. Keseluruhan material yang digunakan dalam BA.UR memiliki tujuan yang sama, yaitu dapat dinikmati oleh seluruh panca indera penggunanya dengan tetap aman dan nyaman.
BA.UR mencerminkan arsitektur nusantara tanpa harus berangkat dari filosofi gubahan bentuk suatu fisik bangunan tradisional kita. Hal ini membuktikan kalau nilai arsitektur nusantara dapat terus dilestarikan tanpa harus berangkat dari kesan visual atau bentuk saja, melainkan dari nilai-nilai filosofis kebudayaan, kebiasaan, dan keteguhan prinsip yang akan membentuk suatu arsitektural yang otentik dan terbentuk secara organik dengan konteks kekinian.
Diharapkan BA.UR dapat menjadi referensi prinsip dalam melestarikan arsitektur nusantara lewat karya arsitektur yang mewadahi kebutuhan ruang publik masyarakat sesuai dengan nilai-nilai filosofi, kebiasaan dan budaya Indonesia.
BA.UR
Kata baur secara harfiah berarti bercampur, bergaul, masuk dalam suatu pergaulan atau golongan. Stereotipe masyarakat Indonesia yang mudah bergaul dan bersosialisasi tentunya menjadi suatu kebutuhan terciptanya suatu ruang publik.
Menjawab isu tentang membangun kualitas ruang publik di masyarakat Indonesia, Baur diharapkan mampu merespon segala lapisan masyarakat untuk berinteraksi secara terbuka, saling menghargai pendapat, pandangan, dan keyakinan. Di balut dengan komposisi desain & material instalasi yang beragam, Baur dapat di implementasikan sebagai ruang publik yang memberi pandangan bahwa bersama tidak harus sama dan berbagai perbedaan dapat saling melengkapi.
BA.UR tercipta dari beberapa produk material yang berbeda-beda, antara lain Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board (Echo Block), dan Elephant Woodplank. Masing-masing produk material ini memiliki ciri khas dan keunggulannya sebagai elemen pembentuk ruang sehingga dapat ber’baur’ dalam membentuk suatu kesatuan instalasi yang menarik.
Safety and Comfort
Tujuan utama ruang publik sendiri adalah setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengaksesnya dengan rasa aman dan nyaman. Begitu pula dengan material-material yang dihadirkan dalam instalasi baur ini, dimana sebagian besar merupakan material yang kaku, keras, dan kokoh. Hal tersebut bertujuan selain dapat melindungi penggunanya juga secara bersamaan dengan sentuhan dan perpaduan yang dinamis dan artistik diharapkan dapat menciptakan kesan tenang, lembut, dan nyaman.
Semua produk dari Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board, dan Elephant Woodplank memiliki visi misi yang selaras untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya walaupun mereka memiliki fungsi produk yang berbeda-beda.
Instalasi yang terdiri dari 3 bagian utama:
1. Selendang Naung
Aktivitas yang beragam dalam ruang publik tentunya menginginkan perlindungan baik secara fisik maupun psikis. Fisik berarti proteksi terhadap apapun yang dapat merusak atau mengancam keselamatan penggunanya, sementara psikis lebih meniti beratkan pada perasaan aman dan tenang bagi pengguna yang berada di bawah naungannya.
Atap yang berfungsi sebagai tempat bernaung dari berbagai aktivitas juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan selendang, yaitu sebagai alat yang terkadang digunakan untuk melindungi anggota tubuh tertentu. Berangkat dari hal tersebut, maka bentuk atap yang terkesan kaku dan keras dibuat lebih dinamis seperti ayunan selendang untuk menaungi aktivitas ruang publik yang lebih ekspresif di bawahnya.
Produk genteng keramik M-Class yang di pakai pada instalasi Baur ini memiliki struktur yang keras dan kaku, tetapi dengan keunggulan bentuk dan sistem yang unik M-Class dapat dibentuk lebih dinamis tanpa mengurangi perlindungan pada ruang yang dinaunginya.
2. Sangkar Suara
Ruang personal juga dibutuhkan dalam aktivitas ruang publik sebagaimana fungsi toleransi dalam penggunaan ruang publik itu sendiri. Sangkar suara dibuat untuk merespon sisi ruang personal bagi beberapa pengguna ruang publik yang memungkinkan diri mereka keluar pada suatu perubahan situasi, baik dari segi privasi dalam berkomunikasi maupun dari segi visual.
Ruang ini dapat bersifat privat, tenang, hening, di tengah kebisingan dan hiruk pikuk ruang publik yang tercipta tanpa mengganggu aktivitas dalam ruang publik.
Elephant gypsum Board (Echo Block) memiliki fungsi meningkatkan performa akustik pada ruangan dengan meredam gaung dan gema. Dengan tampilan desain yang modern, elephant gypsum board tidak hanya memaksimalkan fungsi tetapi juga dapat menimbulkan kesan yang visual yang tetap menarik di mata penggunanya.
3. Sela Riung
Ruang publik sejatinya berkontribusi pada pembentukan identitas lokal sebagai suatu hal yang dapat dipromosikan dan dinikmati secara umum. Sela riung sendiri mempunyai arti lokal sebagai tempat untuk berkumpul maupun bersosialisasi dan diharapkan dapat menampung dan mewadahi semua kepentingan pada area publik tersebut.
Sela riung yang dapat diakses dari berbagai sisi, mengimplementasikan dari manapun masyarakat itu berasal, baik dari latar belakang, ras, maupun budaya yang berbeda dapat bertemu di titik atau tujuan yang sama untuk saling berbaur dan bertukar pikiran secara bebas satu sama lain. Hal tersebut juga terealisasi dengan jenis material lantai yang digunakan pada area ini juga berbeda-beda tetapi berfungsi sebagai satu tujuan untuk mewadahi berbagai kegiatan masyarakat secara sosial maupun budaya. Pola sirkulasi pada sela riung ini juga di atur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan konflik penggunaan ruang, terutama pada ruang-ruang yang memenuhi fungsi tertentu.
Milan, Habitat, dan Elephant woodplank berkontribusi memberikan pengalaman ruang yang berbeda dengan menyajikan tampilan yang dapat dinikmati oleh panca indera penggunanya. Milan ceramics dan habitat memiliki keunggulan rupa, bentuk, ukuran, dan tekstur keramik yang beragam dan tetap memberikan perlindungan dan ketahanan maksimal pada setiap desainnya khususnya pada produk keramik anti slip i-Grip yang menjamin permukaan tetap aman meskipun dalam keadaan basah sekalipun. Begitu pula dengan Elephant woodplank yang merupakan material alternatif pengganti kayu yang kuat, awet tetapi menawarkan tekstur seperti kayu alami. Penggunaan ketiga material ini dikomposisikan dengan seimbang dengan tetap memberikan fungsi menyeluruh dalam skala ruang.
BA.UR melahirkan instalasi yang terbentuk dari berbagai perbedaan yang ditunjukkan secara tegas satu sama lainnya baik secara bentuk fisik, warna, karakter, ukuran, tekstur dan apapun yang membedakan dapat saling berbaur, berkomunikasi dan saling melengkapi bahkan fisik atau raga nya pun terpisah yang bertujuan membentuk harmoni dalam satu naungan utama sebagai suatu kesatuan. Keseluruhan material yang digunakan dalam BA.UR memiliki tujuan yang sama, yaitu dapat dinikmati oleh seluruh panca indera penggunanya dengan tetap aman dan nyaman.
BA.UR mencerminkan arsitektur nusantara tanpa harus berangkat dari filosofi gubahan bentuk suatu fisik bangunan tradisional kita. Hal ini membuktikan kalau nilai arsitektur nusantara dapat terus dilestarikan tanpa harus berangkat dari kesan visual atau bentuk saja, melainkan dari nilai-nilai filosofis kebudayaan, kebiasaan, dan keteguhan prinsip yang akan membentuk suatu arsitektural yang otentik dan terbentuk secara organik dengan konteks kekinian.
Diharapkan BA.UR dapat menjadi referensi prinsip dalam melestarikan arsitektur nusantara lewat karya arsitektur yang mewadahi kebutuhan ruang publik masyarakat sesuai dengan nilai-nilai filosofi, kebiasaan dan budaya Indonesia.
BA.UR
Kata baur secara harfiah berarti bercampur, bergaul, masuk dalam suatu pergaulan atau golongan. Stereotipe masyarakat Indonesia yang mudah bergaul dan bersosialisasi tentunya menjadi suatu kebutuhan terciptanya suatu ruang publik.
Menjawab isu tentang membangun kualitas ruang publik di masyarakat Indonesia, Baur diharapkan mampu merespon segala lapisan masyarakat untuk berinteraksi secara terbuka, saling menghargai pendapat, pandangan, dan keyakinan. Di balut dengan komposisi desain & material instalasi yang beragam, Baur dapat di implementasikan sebagai ruang publik yang memberi pandangan bahwa bersama tidak harus sama dan berbagai perbedaan dapat saling melengkapi.
BA.UR tercipta dari beberapa produk material yang berbeda-beda, antara lain Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board (Echo Block), dan Elephant Woodplank. Masing-masing produk material ini memiliki ciri khas dan keunggulannya sebagai elemen pembentuk ruang sehingga dapat ber’baur’ dalam membentuk suatu kesatuan instalasi yang menarik.
Safety and Comfort
Tujuan utama ruang publik sendiri adalah setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengaksesnya dengan rasa aman dan nyaman. Begitu pula dengan material-material yang dihadirkan dalam instalasi baur ini, dimana sebagian besar merupakan material yang kaku, keras, dan kokoh. Hal tersebut bertujuan selain dapat melindungi penggunanya juga secara bersamaan dengan sentuhan dan perpaduan yang dinamis dan artistik diharapkan dapat menciptakan kesan tenang, lembut, dan nyaman.
Semua produk dari Milan ceramics, Habitat, M-Class, Elephant gypsum Board, dan Elephant Woodplank memiliki visi misi yang selaras untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya walaupun mereka memiliki fungsi produk yang berbeda-beda.
Instalasi yang terdiri dari 3 bagian utama:
1. Selendang Naung
Aktivitas yang beragam dalam ruang publik tentunya menginginkan perlindungan baik secara fisik maupun psikis. Fisik berarti proteksi terhadap apapun yang dapat merusak atau mengancam keselamatan penggunanya, sementara psikis lebih meniti beratkan pada perasaan aman dan tenang bagi pengguna yang berada di bawah naungannya.
Atap yang berfungsi sebagai tempat bernaung dari berbagai aktivitas juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan selendang, yaitu sebagai alat yang terkadang digunakan untuk melindungi anggota tubuh tertentu. Berangkat dari hal tersebut, maka bentuk atap yang terkesan kaku dan keras dibuat lebih dinamis seperti ayunan selendang untuk menaungi aktivitas ruang publik yang lebih ekspresif di bawahnya.
Produk genteng keramik M-Class yang di pakai pada instalasi Baur ini memiliki struktur yang keras dan kaku, tetapi dengan keunggulan bentuk dan sistem yang unik M-Class dapat dibentuk lebih dinamis tanpa mengurangi perlindungan pada ruang yang dinaunginya.
2. Sangkar Suara
Ruang personal juga dibutuhkan dalam aktivitas ruang publik sebagaimana fungsi toleransi dalam penggunaan ruang publik itu sendiri. Sangkar suara dibuat untuk merespon sisi ruang personal bagi beberapa pengguna ruang publik yang memungkinkan diri mereka keluar pada suatu perubahan situasi, baik dari segi privasi dalam berkomunikasi maupun dari segi visual.
Ruang ini dapat bersifat privat, tenang, hening, di tengah kebisingan dan hiruk pikuk ruang publik yang tercipta tanpa mengganggu aktivitas dalam ruang publik.
Elephant gypsum Board (Echo Block) memiliki fungsi meningkatkan performa akustik pada ruangan dengan meredam gaung dan gema. Dengan tampilan desain yang modern, elephant gypsum board tidak hanya memaksimalkan fungsi tetapi juga dapat menimbulkan kesan yang visual yang tetap menarik di mata penggunanya.
3. Sela Riung
Ruang publik sejatinya berkontribusi pada pembentukan identitas lokal sebagai suatu hal yang dapat dipromosikan dan dinikmati secara umum. Sela riung sendiri mempunyai arti lokal sebagai tempat untuk berkumpul maupun bersosialisasi dan diharapkan dapat menampung dan mewadahi semua kepentingan pada area publik tersebut.
Sela riung yang dapat diakses dari berbagai sisi, mengimplementasikan dari manapun masyarakat itu berasal, baik dari latar belakang, ras, maupun budaya yang berbeda dapat bertemu di titik atau tujuan yang sama untuk saling berbaur dan bertukar pikiran secara bebas satu sama lain. Hal tersebut juga terealisasi dengan jenis material lantai yang digunakan pada area ini juga berbeda-beda tetapi berfungsi sebagai satu tujuan untuk mewadahi berbagai kegiatan masyarakat secara sosial maupun budaya. Pola sirkulasi pada sela riung ini juga di atur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan konflik penggunaan ruang, terutama pada ruang-ruang yang memenuhi fungsi tertentu.
Milan, Habitat, dan Elephant woodplank berkontribusi memberikan pengalaman ruang yang berbeda dengan menyajikan tampilan yang dapat dinikmati oleh panca indera penggunanya. Milan ceramics dan habitat memiliki keunggulan rupa, bentuk, ukuran, dan tekstur keramik yang beragam dan tetap memberikan perlindungan dan ketahanan maksimal pada setiap desainnya khususnya pada produk keramik anti slip i-Grip yang menjamin permukaan tetap aman meskipun dalam keadaan basah sekalipun. Begitu pula dengan Elephant woodplank yang merupakan material alternatif pengganti kayu yang kuat, awet tetapi menawarkan tekstur seperti kayu alami. Penggunaan ketiga material ini dikomposisikan dengan seimbang dengan tetap memberikan fungsi menyeluruh dalam skala ruang.
BA.UR melahirkan instalasi yang terbentuk dari berbagai perbedaan yang ditunjukkan secara tegas satu sama lainnya baik secara bentuk fisik, warna, karakter, ukuran, tekstur dan apapun yang membedakan dapat saling berbaur, berkomunikasi dan saling melengkapi bahkan fisik atau raga nya pun terpisah yang bertujuan membentuk harmoni dalam satu naungan utama sebagai suatu kesatuan. Keseluruhan material yang digunakan dalam BA.UR memiliki tujuan yang sama, yaitu dapat dinikmati oleh seluruh panca indera penggunanya dengan tetap aman dan nyaman.
BA.UR mencerminkan arsitektur nusantara tanpa harus berangkat dari filosofi gubahan bentuk suatu fisik bangunan tradisional kita. Hal ini membuktikan kalau nilai arsitektur nusantara dapat terus dilestarikan tanpa harus berangkat dari kesan visual atau bentuk saja, melainkan dari nilai-nilai filosofis kebudayaan, kebiasaan, dan keteguhan prinsip yang akan membentuk suatu arsitektural yang otentik dan terbentuk secara organik dengan konteks kekinian.
Diharapkan BA.UR dapat menjadi referensi prinsip dalam melestarikan arsitektur nusantara lewat karya arsitektur yang mewadahi kebutuhan ruang publik masyarakat sesuai dengan nilai-nilai filosofi, kebiasaan dan budaya Indonesia.