garis demi garis, tak saling mengiris. garis demi garis, tak saling mengikis.garis bertemu garis, menjadi ritmis. garis bertemu garis, semakin puitis...
Rumah yang terletak di Citra Garden, Sidoarjo ini merupakan pengembangan dari rumah yang sudah ada sebelumnya. Klien membeli rumah ini dan kemudian ingin merenovasinya agar sesuai dengan kondisi pemilik yang baru. Rumah awal adalah rumah yang berkesan simple dengan dua lantai, yang ingin ditambah ruang-ruang baru seiring bertambahnya kebutuhan. Klien menginginkan agar di lantai atas ditambah dua kamar tidur, kamar tidur tamu, mushola, ruang santai dan gudang. Sedangkan di lantai bawah ditambah ruang makan dan carport yang lebih representatif. Kesan yang bisa bisa ditangkap dari desain awal rumah ini adalah kekuatan dari permainan garis-garis tegak-lurus yang begitu dominan, baik pada bagian depan rumah hingga interior di bagian dalamnya. Dari situlah kemudian diputuskan untuk melanjutkan permainan komposisi garis itu secara lebih jelas dan lebih tegas lagi dalam desain, agar menimbulkan kesan garis ritmik yang lebih menarik tetapi tidak membosankan.
Bentuk awal rumah ini sebelum direnovasi sebetulnya sudah cukup bagus dan kompak menonjolkan kekuatan bidang dan garis-garis. Namun jika diamati secara mendalam, terlihat ada unsur yang tak seimbang di situ, sehingga tampak timpang. Titik berat bangunan seakan lebih berat ke arah kiri, karena bagian kanan atas terlihat kosong. Ini menjadi kesempatan potensial untuk membuat fasade rumah ini agar tampak lebih seimbang dan proporsional. Strateginya adalah dengan meneruskan bentukan box yang hanya separuh pada fasade menjadi sebuah kotak utuh, yang memanjang sesuai lebar rumah. Kisi-kisi yang sudah ada sebelumnya diulang tepat di sampingnya, tetapi didesain dengan jarak antar garis yang lebih besar dan jarang. Penambahan kisi-kisi ini bukan hanya untuk alasan estetis saja, tetapi juga sebagai elemen yang fungsional. Kisi-kisi tersebut sekaligus menjadi pagar balkon depan. Melalui penambahan yang bisa match dengan komposisi lama seperti ini, maka desain baru ini bisa menekan budget renovasi dengan hasil yang tak mengecewakan.
Yang menjadi objek olah desain berikutnya adalah carport, yakni tidak sekedar menggunakan kanopi biasa, tetapi juga digarap berdasarkan kekuatan ritmik dari perulangan garis-garis. Jika memakai kanopi biasa, mungkin bisa merusak tampak dan fasadenya. Carport yang bisa muat untuk dua mobil ini dibuat dengan bentuk kotak beton yang simple berbentuk gawang dengan lubang-lubang bukaan di bagian atas agar suasana tak terlihat gelap. Untuk bisa lebih menarik, bagian atap carport tersebut dibagi menjadi dua bagian, ada bukaan yang sempit dan bukaan yang lebar. Dengan bentuk dan ritme bukaan yang demikian, carport ini bisa menyatu dengan keseluruhan massa bangunan rumah dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Agar kesan smooth dan beraturan tidak terlalu dominan, maka pagar pada bagian depan rumah dibuat dengan penyelesaian menggunakan batu bronjong, berupa kawat besi kotak-kotak yang diisi dengan pecahan batu kali (yang biasa dipakai untuk pondasi). Ini berdasar pada prinsip balancing, pagar batu bronjong ini memberi aksen ketidakberaturan, alamiah, berwarna gelap dan berkesan berat. Ini menjadi penyeimbang yang sepadan dari massa bangunan rumah yang simple, lurus, teratur dan berwarna terang.
Penambahan ruang dalam yang mencolok di lantai bawah adalah ruang makan, yang dibuat berkonsep semi outdoor dengan atap kaca datar. Ini menimbulkan sensasi baru yang memberi suasana berbeda bagi sang pemilik rumah dan keluarganya, yang bisa makan bersama sambil menikmati keindahan langit seperti di alam terbuka. Untuk memberi kesan yang lebih hangat dan informal, lantai ruang makan ini diberi aksen kayu yang berbeda dengan ruang lain yang memakai keramik. Sedangkan penambahan ruang di lantai atas dengan memanfaatkan dek beton yang sudah ada, yang diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan luasan dan posisi ruang yang efektif serta optimal. Keseluruhan interior rumah ini pun didesain ulang secara total, disesuaikan dengan konsep besar yang menekankan pada kekuatan ritmik dari garis-garis. Elemen garis diulang pada beberapa bagian ruang. Untuk mengurangi kesan monoton, maka diberi aksen oranye yang mencolok sekaligus sebagai emphasis dan pemanis ruang, misalnya kursi di ruang tamu dan ruang makan, serta beberapa elemen desain di pantry dan minibar. Bagian ruang keluarga yang agak sempit disiasati dengan alas karpet tanpa meja-kursi, juga dengan pemberian cermin besar agar berkesan lebih luas. Cermin ini tak dibiarkan polos, tetapi diberi tempelan cutting sticker berwarna orange agar bisa menyatu dengan konsep ritmik garis-garis. Di antara ruang keluarga dan ruang tamu juga ditambah dengan pembatas yang terdiri dari garis-garis vertikal. Ini untuk memberi privasi yang lebih pada ruang keluarga dan juga memperkuat irama garis-garis di bagian interior rumah.
Bagian halaman belakang rumah pun meskipun kecil dan terbatas tidak luput dari sentuhan elemen garis-garis. Biasanya bagian ini dianggap sebagai bagian marjinal yang tak penting dan hanya sedikit diolah. Namun di sini justru dimanfaatkan secara serius seperti halnya halaman depan. Tangga servis yang memanjang di bagian dinding belakang dijadikan sebagai elemen estetis yang menarik perhatian sebagai view yang bisa dinikmati dari dalam rumah. Tangga ini dibuat dengan permainan elemen garis-garis puitis yang rancak berirama antara yang rapat dan yang renggang. Tanjakan dan injakan tangga membentuk garis tebal menerus patah-patah dari bawah ke atas. Ruang di bagian bawah tangga yang bergaris-garis tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan sepeda milik si empunya rumah. Dinding belakang rumah sengaja dibuat unfinished, sehingga menjadi background besar yang eksotik dengan warna batu abu-abu, sekaligus memperkuat tampilan tangga servis agar semakin mencolok.
garis demi garis, tak saling mengiris. garis demi garis, tak saling mengikis.garis bertemu garis, menjadi ritmis. garis bertemu garis, semakin puitis...
Rumah yang terletak di Citra Garden, Sidoarjo ini merupakan pengembangan dari rumah yang sudah ada sebelumnya. Klien membeli rumah ini dan kemudian ingin merenovasinya agar sesuai dengan kondisi pemilik yang baru. Rumah awal adalah rumah yang berkesan simple dengan dua lantai, yang ingin ditambah ruang-ruang baru seiring bertambahnya kebutuhan. Klien menginginkan agar di lantai atas ditambah dua kamar tidur, kamar tidur tamu, mushola, ruang santai dan gudang. Sedangkan di lantai bawah ditambah ruang makan dan carport yang lebih representatif. Kesan yang bisa bisa ditangkap dari desain awal rumah ini adalah kekuatan dari permainan garis-garis tegak-lurus yang begitu dominan, baik pada bagian depan rumah hingga interior di bagian dalamnya. Dari situlah kemudian diputuskan untuk melanjutkan permainan komposisi garis itu secara lebih jelas dan lebih tegas lagi dalam desain, agar menimbulkan kesan garis ritmik yang lebih menarik tetapi tidak membosankan.
Bentuk awal rumah ini sebelum direnovasi sebetulnya sudah cukup bagus dan kompak menonjolkan kekuatan bidang dan garis-garis. Namun jika diamati secara mendalam, terlihat ada unsur yang tak seimbang di situ, sehingga tampak timpang. Titik berat bangunan seakan lebih berat ke arah kiri, karena bagian kanan atas terlihat kosong. Ini menjadi kesempatan potensial untuk membuat fasade rumah ini agar tampak lebih seimbang dan proporsional. Strateginya adalah dengan meneruskan bentukan box yang hanya separuh pada fasade menjadi sebuah kotak utuh, yang memanjang sesuai lebar rumah. Kisi-kisi yang sudah ada sebelumnya diulang tepat di sampingnya, tetapi didesain dengan jarak antar garis yang lebih besar dan jarang. Penambahan kisi-kisi ini bukan hanya untuk alasan estetis saja, tetapi juga sebagai elemen yang fungsional. Kisi-kisi tersebut sekaligus menjadi pagar balkon depan. Melalui penambahan yang bisa match dengan komposisi lama seperti ini, maka desain baru ini bisa menekan budget renovasi dengan hasil yang tak mengecewakan.
Yang menjadi objek olah desain berikutnya adalah carport, yakni tidak sekedar menggunakan kanopi biasa, tetapi juga digarap berdasarkan kekuatan ritmik dari perulangan garis-garis. Jika memakai kanopi biasa, mungkin bisa merusak tampak dan fasadenya. Carport yang bisa muat untuk dua mobil ini dibuat dengan bentuk kotak beton yang simple berbentuk gawang dengan lubang-lubang bukaan di bagian atas agar suasana tak terlihat gelap. Untuk bisa lebih menarik, bagian atap carport tersebut dibagi menjadi dua bagian, ada bukaan yang sempit dan bukaan yang lebar. Dengan bentuk dan ritme bukaan yang demikian, carport ini bisa menyatu dengan keseluruhan massa bangunan rumah dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Agar kesan smooth dan beraturan tidak terlalu dominan, maka pagar pada bagian depan rumah dibuat dengan penyelesaian menggunakan batu bronjong, berupa kawat besi kotak-kotak yang diisi dengan pecahan batu kali (yang biasa dipakai untuk pondasi). Ini berdasar pada prinsip balancing, pagar batu bronjong ini memberi aksen ketidakberaturan, alamiah, berwarna gelap dan berkesan berat. Ini menjadi penyeimbang yang sepadan dari massa bangunan rumah yang simple, lurus, teratur dan berwarna terang.
Penambahan ruang dalam yang mencolok di lantai bawah adalah ruang makan, yang dibuat berkonsep semi outdoor dengan atap kaca datar. Ini menimbulkan sensasi baru yang memberi suasana berbeda bagi sang pemilik rumah dan keluarganya, yang bisa makan bersama sambil menikmati keindahan langit seperti di alam terbuka. Untuk memberi kesan yang lebih hangat dan informal, lantai ruang makan ini diberi aksen kayu yang berbeda dengan ruang lain yang memakai keramik. Sedangkan penambahan ruang di lantai atas dengan memanfaatkan dek beton yang sudah ada, yang diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan luasan dan posisi ruang yang efektif serta optimal. Keseluruhan interior rumah ini pun didesain ulang secara total, disesuaikan dengan konsep besar yang menekankan pada kekuatan ritmik dari garis-garis. Elemen garis diulang pada beberapa bagian ruang. Untuk mengurangi kesan monoton, maka diberi aksen oranye yang mencolok sekaligus sebagai emphasis dan pemanis ruang, misalnya kursi di ruang tamu dan ruang makan, serta beberapa elemen desain di pantry dan minibar. Bagian ruang keluarga yang agak sempit disiasati dengan alas karpet tanpa meja-kursi, juga dengan pemberian cermin besar agar berkesan lebih luas. Cermin ini tak dibiarkan polos, tetapi diberi tempelan cutting sticker berwarna orange agar bisa menyatu dengan konsep ritmik garis-garis. Di antara ruang keluarga dan ruang tamu juga ditambah dengan pembatas yang terdiri dari garis-garis vertikal. Ini untuk memberi privasi yang lebih pada ruang keluarga dan juga memperkuat irama garis-garis di bagian interior rumah.
Bagian halaman belakang rumah pun meskipun kecil dan terbatas tidak luput dari sentuhan elemen garis-garis. Biasanya bagian ini dianggap sebagai bagian marjinal yang tak penting dan hanya sedikit diolah. Namun di sini justru dimanfaatkan secara serius seperti halnya halaman depan. Tangga servis yang memanjang di bagian dinding belakang dijadikan sebagai elemen estetis yang menarik perhatian sebagai view yang bisa dinikmati dari dalam rumah. Tangga ini dibuat dengan permainan elemen garis-garis puitis yang rancak berirama antara yang rapat dan yang renggang. Tanjakan dan injakan tangga membentuk garis tebal menerus patah-patah dari bawah ke atas. Ruang di bagian bawah tangga yang bergaris-garis tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan sepeda milik si empunya rumah. Dinding belakang rumah sengaja dibuat unfinished, sehingga menjadi background besar yang eksotik dengan warna batu abu-abu, sekaligus memperkuat tampilan tangga servis agar semakin mencolok.
garis demi garis, tak saling mengiris. garis demi garis, tak saling mengikis.garis bertemu garis, menjadi ritmis. garis bertemu garis, semakin puitis...
Rumah yang terletak di Citra Garden, Sidoarjo ini merupakan pengembangan dari rumah yang sudah ada sebelumnya. Klien membeli rumah ini dan kemudian ingin merenovasinya agar sesuai dengan kondisi pemilik yang baru. Rumah awal adalah rumah yang berkesan simple dengan dua lantai, yang ingin ditambah ruang-ruang baru seiring bertambahnya kebutuhan. Klien menginginkan agar di lantai atas ditambah dua kamar tidur, kamar tidur tamu, mushola, ruang santai dan gudang. Sedangkan di lantai bawah ditambah ruang makan dan carport yang lebih representatif. Kesan yang bisa bisa ditangkap dari desain awal rumah ini adalah kekuatan dari permainan garis-garis tegak-lurus yang begitu dominan, baik pada bagian depan rumah hingga interior di bagian dalamnya. Dari situlah kemudian diputuskan untuk melanjutkan permainan komposisi garis itu secara lebih jelas dan lebih tegas lagi dalam desain, agar menimbulkan kesan garis ritmik yang lebih menarik tetapi tidak membosankan.
Bentuk awal rumah ini sebelum direnovasi sebetulnya sudah cukup bagus dan kompak menonjolkan kekuatan bidang dan garis-garis. Namun jika diamati secara mendalam, terlihat ada unsur yang tak seimbang di situ, sehingga tampak timpang. Titik berat bangunan seakan lebih berat ke arah kiri, karena bagian kanan atas terlihat kosong. Ini menjadi kesempatan potensial untuk membuat fasade rumah ini agar tampak lebih seimbang dan proporsional. Strateginya adalah dengan meneruskan bentukan box yang hanya separuh pada fasade menjadi sebuah kotak utuh, yang memanjang sesuai lebar rumah. Kisi-kisi yang sudah ada sebelumnya diulang tepat di sampingnya, tetapi didesain dengan jarak antar garis yang lebih besar dan jarang. Penambahan kisi-kisi ini bukan hanya untuk alasan estetis saja, tetapi juga sebagai elemen yang fungsional. Kisi-kisi tersebut sekaligus menjadi pagar balkon depan. Melalui penambahan yang bisa match dengan komposisi lama seperti ini, maka desain baru ini bisa menekan budget renovasi dengan hasil yang tak mengecewakan.
Yang menjadi objek olah desain berikutnya adalah carport, yakni tidak sekedar menggunakan kanopi biasa, tetapi juga digarap berdasarkan kekuatan ritmik dari perulangan garis-garis. Jika memakai kanopi biasa, mungkin bisa merusak tampak dan fasadenya. Carport yang bisa muat untuk dua mobil ini dibuat dengan bentuk kotak beton yang simple berbentuk gawang dengan lubang-lubang bukaan di bagian atas agar suasana tak terlihat gelap. Untuk bisa lebih menarik, bagian atap carport tersebut dibagi menjadi dua bagian, ada bukaan yang sempit dan bukaan yang lebar. Dengan bentuk dan ritme bukaan yang demikian, carport ini bisa menyatu dengan keseluruhan massa bangunan rumah dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Agar kesan smooth dan beraturan tidak terlalu dominan, maka pagar pada bagian depan rumah dibuat dengan penyelesaian menggunakan batu bronjong, berupa kawat besi kotak-kotak yang diisi dengan pecahan batu kali (yang biasa dipakai untuk pondasi). Ini berdasar pada prinsip balancing, pagar batu bronjong ini memberi aksen ketidakberaturan, alamiah, berwarna gelap dan berkesan berat. Ini menjadi penyeimbang yang sepadan dari massa bangunan rumah yang simple, lurus, teratur dan berwarna terang.
Penambahan ruang dalam yang mencolok di lantai bawah adalah ruang makan, yang dibuat berkonsep semi outdoor dengan atap kaca datar. Ini menimbulkan sensasi baru yang memberi suasana berbeda bagi sang pemilik rumah dan keluarganya, yang bisa makan bersama sambil menikmati keindahan langit seperti di alam terbuka. Untuk memberi kesan yang lebih hangat dan informal, lantai ruang makan ini diberi aksen kayu yang berbeda dengan ruang lain yang memakai keramik. Sedangkan penambahan ruang di lantai atas dengan memanfaatkan dek beton yang sudah ada, yang diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan luasan dan posisi ruang yang efektif serta optimal. Keseluruhan interior rumah ini pun didesain ulang secara total, disesuaikan dengan konsep besar yang menekankan pada kekuatan ritmik dari garis-garis. Elemen garis diulang pada beberapa bagian ruang. Untuk mengurangi kesan monoton, maka diberi aksen oranye yang mencolok sekaligus sebagai emphasis dan pemanis ruang, misalnya kursi di ruang tamu dan ruang makan, serta beberapa elemen desain di pantry dan minibar. Bagian ruang keluarga yang agak sempit disiasati dengan alas karpet tanpa meja-kursi, juga dengan pemberian cermin besar agar berkesan lebih luas. Cermin ini tak dibiarkan polos, tetapi diberi tempelan cutting sticker berwarna orange agar bisa menyatu dengan konsep ritmik garis-garis. Di antara ruang keluarga dan ruang tamu juga ditambah dengan pembatas yang terdiri dari garis-garis vertikal. Ini untuk memberi privasi yang lebih pada ruang keluarga dan juga memperkuat irama garis-garis di bagian interior rumah.
Bagian halaman belakang rumah pun meskipun kecil dan terbatas tidak luput dari sentuhan elemen garis-garis. Biasanya bagian ini dianggap sebagai bagian marjinal yang tak penting dan hanya sedikit diolah. Namun di sini justru dimanfaatkan secara serius seperti halnya halaman depan. Tangga servis yang memanjang di bagian dinding belakang dijadikan sebagai elemen estetis yang menarik perhatian sebagai view yang bisa dinikmati dari dalam rumah. Tangga ini dibuat dengan permainan elemen garis-garis puitis yang rancak berirama antara yang rapat dan yang renggang. Tanjakan dan injakan tangga membentuk garis tebal menerus patah-patah dari bawah ke atas. Ruang di bagian bawah tangga yang bergaris-garis tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan sepeda milik si empunya rumah. Dinding belakang rumah sengaja dibuat unfinished, sehingga menjadi background besar yang eksotik dengan warna batu abu-abu, sekaligus memperkuat tampilan tangga servis agar semakin mencolok.