Project BW House ini didesain sebagai holiday home bagi klien, dimana beliau bisa beristirahat dari kesibukan hariannya, dan disatu sisi rumah ini diharapkan dapat memberikan kesan nyaman bagi para tamu-tamu yang berkunjung ke dalamnya. Konsep yang dimiliki BW House sendiri yakni urban sanctuary dimana lahan yang terbatas di tengah kota, tetap bisa memaksimalkan open spaces, bukaan dan greenery pada setiap sudut ruangnya. Permainan desain ini juga memberikan experience berbeda di setiap ruangan, sehingga pemilik tidak merasa bosan ataupun jenuh berada di dalam rumahnya sendiri.
Bangunan ini memiliki 2 focal point, yang pertama adalah shared courtyard di lantai 2 yang menghubungkan bangunan rumah lama dan rumah baru, sehingga massa kedua rumah tidak terlihat sebagai dua bangunan yang berbeda. Selanjutnya, focal point yang dimiliki oleh BW House lainnya yakni opening tangga dari living room ke lantai 3 yang memiliki fungsi sebagai sumber pencahayaan natural yang didapatkan dari skylight. Desain yang diterapkan pada BW House ini memiliki style tropical modern yang mengutamakan penggunaan local material, seperti andesit stone cladding, weaving screen facade dengan apttern bambu, serta tanaman-tanaman lokal pada outdoornya yang tentunya mudah untuk ditemukan di iklim tropis seperti Indonesia.
Hal menarik lainnya yang diterapkan pada rumah ini yakni adanya hanging garden & cantilevered box dan memiliki facade landscape yang terdapat di lantai 2, dimana strukturnya membutuhkan balok yang besar dan pengecoran terbalik (plat lantai dibawah) dan ditambah cantilever sepanjang 3m di lantai 3 untuk membuat massa bangunan terlihat ringan. Tentunya dalam prosesnya penerapan desain-desain menarik pada project BW House ini juga melalui banyak perubahan dan revisi program selama masa pembangunan, namun Studio S+AO tetap berupaya untuk melakukahan perubahan arsitektur secara organik mengikuti tanpa mengorbankan estetik dan fungsi, yang tentu saja tetap mengutamakan keinginan serta kebutuhan penghuni.
Project BW House ini didesain sebagai holiday home bagi klien, dimana beliau bisa beristirahat dari kesibukan hariannya, dan disatu sisi rumah ini diharapkan dapat memberikan kesan nyaman bagi para tamu-tamu yang berkunjung ke dalamnya. Konsep yang dimiliki BW House sendiri yakni urban sanctuary dimana lahan yang terbatas di tengah kota, tetap bisa memaksimalkan open spaces, bukaan dan greenery pada setiap sudut ruangnya. Permainan desain ini juga memberikan experience berbeda di setiap ruangan, sehingga pemilik tidak merasa bosan ataupun jenuh berada di dalam rumahnya sendiri.
Bangunan ini memiliki 2 focal point, yang pertama adalah shared courtyard di lantai 2 yang menghubungkan bangunan rumah lama dan rumah baru, sehingga massa kedua rumah tidak terlihat sebagai dua bangunan yang berbeda. Selanjutnya, focal point yang dimiliki oleh BW House lainnya yakni opening tangga dari living room ke lantai 3 yang memiliki fungsi sebagai sumber pencahayaan natural yang didapatkan dari skylight. Desain yang diterapkan pada BW House ini memiliki style tropical modern yang mengutamakan penggunaan local material, seperti andesit stone cladding, weaving screen facade dengan apttern bambu, serta tanaman-tanaman lokal pada outdoornya yang tentunya mudah untuk ditemukan di iklim tropis seperti Indonesia.
Hal menarik lainnya yang diterapkan pada rumah ini yakni adanya hanging garden & cantilevered box dan memiliki facade landscape yang terdapat di lantai 2, dimana strukturnya membutuhkan balok yang besar dan pengecoran terbalik (plat lantai dibawah) dan ditambah cantilever sepanjang 3m di lantai 3 untuk membuat massa bangunan terlihat ringan. Tentunya dalam prosesnya penerapan desain-desain menarik pada project BW House ini juga melalui banyak perubahan dan revisi program selama masa pembangunan, namun Studio S+AO tetap berupaya untuk melakukahan perubahan arsitektur secara organik mengikuti tanpa mengorbankan estetik dan fungsi, yang tentu saja tetap mengutamakan keinginan serta kebutuhan penghuni.
Project BW House ini didesain sebagai holiday home bagi klien, dimana beliau bisa beristirahat dari kesibukan hariannya, dan disatu sisi rumah ini diharapkan dapat memberikan kesan nyaman bagi para tamu-tamu yang berkunjung ke dalamnya. Konsep yang dimiliki BW House sendiri yakni urban sanctuary dimana lahan yang terbatas di tengah kota, tetap bisa memaksimalkan open spaces, bukaan dan greenery pada setiap sudut ruangnya. Permainan desain ini juga memberikan experience berbeda di setiap ruangan, sehingga pemilik tidak merasa bosan ataupun jenuh berada di dalam rumahnya sendiri.
Bangunan ini memiliki 2 focal point, yang pertama adalah shared courtyard di lantai 2 yang menghubungkan bangunan rumah lama dan rumah baru, sehingga massa kedua rumah tidak terlihat sebagai dua bangunan yang berbeda. Selanjutnya, focal point yang dimiliki oleh BW House lainnya yakni opening tangga dari living room ke lantai 3 yang memiliki fungsi sebagai sumber pencahayaan natural yang didapatkan dari skylight. Desain yang diterapkan pada BW House ini memiliki style tropical modern yang mengutamakan penggunaan local material, seperti andesit stone cladding, weaving screen facade dengan apttern bambu, serta tanaman-tanaman lokal pada outdoornya yang tentunya mudah untuk ditemukan di iklim tropis seperti Indonesia.
Hal menarik lainnya yang diterapkan pada rumah ini yakni adanya hanging garden & cantilevered box dan memiliki facade landscape yang terdapat di lantai 2, dimana strukturnya membutuhkan balok yang besar dan pengecoran terbalik (plat lantai dibawah) dan ditambah cantilever sepanjang 3m di lantai 3 untuk membuat massa bangunan terlihat ringan. Tentunya dalam prosesnya penerapan desain-desain menarik pada project BW House ini juga melalui banyak perubahan dan revisi program selama masa pembangunan, namun Studio S+AO tetap berupaya untuk melakukahan perubahan arsitektur secara organik mengikuti tanpa mengorbankan estetik dan fungsi, yang tentu saja tetap mengutamakan keinginan serta kebutuhan penghuni.