Indonesia Creative Digital Architecture, Pemanfaatan Platform Digital di era Arsitektur Modern
Sabtu, 29 September 2018 – Departemen Arsitektur Universitas Indonesia
yang ditunjuk oleh Badan Ekonomi Kreatif
(BEKRAF) sebagai Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif (PU Ekraf) Sub Sektor
Arsitektur melaksanakan kegiatan BEKRAF
Creative Lab (BCL) 2018 yang bertajuk Indonesia Creative Digital Architecture.
Indonesia Creative Digital Architecture merupakan inisiatif yang
mencakup berbagai aspek yang menunjang kreatifitas dalam penggunaan teknologi
digital dalam bidang arsitektur, di antaranya dengan design scripting dan parametric
design.
Di dalam seminar Indonesia Creative Digital yang di gelar
di Ariobimo Sentral kemarin lt.6 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-2 No.5, Kuningan
Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan. Seminar tersebut mengambil tema Optimizing Architecture with Digital
Technology menghadirkan tiga narasumber yaitu Rika Sjoekri (Noesis), Erick Budhi Yulianto (BE Studio) dan Anggie Amalia (MNC Land).
©Bluprin
Rika Sjoekri memaparkan tentang “Building Information Modelling for Managing Delivery Standard”.
Rika juga menjelaskan peran BIM di dalam perkembangan biro nya. Penggunan BIM merupakan
proses kerja, bukan sekedar modelling tetapi juga bertujuan untuk menuju kerja
tim yang lebih efektif. Rika juga menuturkan beberapa proses kerja arsitek menggunakan
BIM, di antaranya mengumpulkan data pada tapak, studi massa model dan impact nya kee site, menentuan desain konseptual
dan skematik, dan membuat sistem arsip. Penggunaan
BIM ini juga diterapkan pada karyawan Rika, dengan mencobanya langsung dengan sistem
BIM ini 2-4 minggu dan melakukan pendampingan.
©Bluprin
Erick Budhi Yulianto dari BE Studio juga menjelaskan tentang “Creating Digital Platform for Clollaborative Future Design Practice”. Erick menjelaskan bagaimana cara kerja BE Studio yang hanya beranggotakan 4 orang dapat bersaing dengan perusahaan lain yang beranggitakan 300 orang. Meskipun hanya beranggotakan 4 orang, BE studio juga mempunyai karyawan lepas yang tersebar di Tanngerang, Ciledug, Klaten, Bandung, Cibubur dan Depok mulai dari ahli struktur, ME, dan lain sebagainya. Baginya penggunaan Platform Digital sangatlah penting dan bertujuan meningkatkan user experience dalam meningkatkan revenue dan profit, serta menjadikan kemajuan biro yang semakin kompetitif.
Yang terakhir Anggie Amalia memaparkan tentang
“Simulation and Modelling for Sustainability Performance”. Wanita yang pernah
bekerja di DP Architect Singapura dan sekarang di MNC Land ini menjelaskan
dalam melakukan desain harus comprehensif dan mempunyai keuntungan juga
terhadap lingkungan. Jangan sampai desain yang dirancang dan direncanakan
sedemikian rupa tidak ramah lingkungan bahkan sampai merusak lingkungan. Beberapa
aspek dalam melakukan desain di antaranya adalah microclimate/solar simulation,
sensitivity analysis, parametric studies, macc calculator dan low carbon supply.
©Bluprin
©Bluprin
Tidak hanya seminar, pada acara
kali ini juga menampilkan pameran dari riset arsitektur dan kesehatan (well being and health project in
architecture) melalui visualisasi, simulasi, dan analisis berbasis digital,
proyek desain dari biro arsitek dan desain, eksplorasi algorithmic design mahasiswa yang tergabung dalam Code Camp DAUI, produk 3D dan presentasi
proyek desain dalam bentuk platform VR (Virtual Rality).