Menilik Arsitektur Rumah Mipibu dari Terra e Tuma Arquitetos Associados
Rumah ini mewakili situasi di São Paulo pada umumnya, bentuk lahan yang panjang dan sempit [5.6x30.0m], berbatasan dengan tetangga di sekitarnya dengan bukaan hanya di bagian depan lahan.
© Nelson Kon
Tantangan dalam perancangan rumah ini dimulai sejak adanya program extensive untuk lahan di daerah ini dimana batasan maksimum KLB (Koefisien Luas Bangunan) 170m2.
© Nelson Kon
© Nelson Kon
Dengan permasalahan harga tanah yang terus meningkat, menemukan solusi desain dengan area ideal pada lahan yang minim seperti ini, telah menjadi pekerjaan kami dan para arsitek lainnya yang ingin memberikan manfaat perancangan yang baik untuk para klien, para arsitek sendiri, dan untuk kota itu sendiri.
Plan
Plan
Dengan mempertimbangkan peninggian bangunan di sekitar yang tidak bisa dielakkan dan semua bangunan berdempetan satu sama lainya, maka langkah pertama adalah memutarbalikkan fasad/tampak muka bangunan dengan berpikir dari dalam ke luar, seperti membuka sarung tangan.
© Nelson Kon
Kami merancang dua taman dalam (inner courtyard), tetapi memposisikannya sebagai area luar rumah. Keberadaaan kedua taman dalam ini mengatur semuanya. Selain berfungsi sebagai pencahayaan alami yang diperlukan, sirkulasi udara untuk kesehatan, serta kualitas ruang terbuka, perletakan taman dalam ini mengartikulasikan ruang-ruang dalam rumah.
© Nelson Kon
Plan
Keputusan lain yang tidak diduga untuk klien adalah perletakan kamar tidur pada lantai dasar, yang mana biasanya dimanfaatkan sebagai ruang sosial. Maka, kami menaikkan ‘lantai dasar’ ke lantai di atasnya. Keputusan perancangan ini memberikan ruang yang lebih intim dan akrab, area pribadi yang lebih luas dan tenang.
© Nelson Kon
Untuk akses sosial disediakan integrasi dengan dak atap yang digunakan sebagai ruang rekreasi sehingga tidak menimbulkan gangguan dengan area pribadi. Desain seperti ini menghidupkan suasana di area sosial dengan aliran udara yang lebih baik. Sesuai permintaan klien, salah satu taman dalam rumah didesain menjadi ‘cermin air’ (water mirror) dimana keselarasan dengan desain lanskap menjadi faktor penting.
© Nelson Kon
Cara ini memungkinkan pemanfaatan struktur yang tepat untuk menahan pohon besar di dak atap, di teras luar yang bersambungan dengan ruang-ruang, dan sebagai balok penahan berat pot tanaman yang terletak pada ‘cermin air’. Sekali lagi, walaupun ketersediaan bahan langka, tetapi dengan kegigihan komitmen untuk mencari solusi penyelesaian desain dapat menghasilkan pemikiran kritis dalam sebuah pekerjaan perancangan yang layak.
© Nelson Kon
Sumber: http://www.archdaily.com/