YYAF Meeting Marathon #8 Mengetengahkan Detail Arsitektur dan Proses Desain

Pada 29 November 2019 lalu, Yogyakarta Young Architects Forum kembali mengadakan Meeting Marathon yang kedelapan dengan tema Detail. Diadakan bersamaan dengan mini exhibition yang menampilkan karya-karya biro arsitektur di Yogyakarta dan sekitarnya, acara ini merupakan kegiatan yang rutin diadakan oleh YYAF setiap tahunnya.

Ary Indra dari ABODAY hadir sebagai moderator dan membuka forum diskusi pada malam tersebut. Di tengah tren arsitektur yang mementingkan visual, Ary Indra berpendapat bahwa detail memiliki peran penting sebagai ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan untuk mengembalikan kekayaan dan pengalaman arsitektur. Melalui acara ini, Ary Indra juga mengadvokasi arsitek bukan hanya sebagai penghasil konsep atau ide semata, namun terlibat dalam proses realisasi dan turut menjadi kreator, kontraktor, dan tukang.

Denny Setiawan hadir mewakili IAI Nasional dan ARCASIA untuk menyambut YYAF

Pembicara pertama, Gania Nanggala dari Arkides Studio, bercerita tentang proses praktik arsitektur yang mereka mulai tanpa memiliki pengalaman bekerja di biro lain. Dalam proses desain Arkides Studio, mereka berusaha menghasilkan karya yang sederhana, dengan penyelesaian dan pemenuhan kebutuhan yang praktis, namun tetap berkarakter. Bagi mereka, detail, atau karakter yang selalu berusaha ditonjolkan adalah penggunaan jumlah material yang dibatasi untuk menekankan kesederhanaan.

Diskusi antara Gania, Ary, dan peserta kemudian membahas tentang sisi mentorship yang selalu menjadi elemen penting dalam perjalanan praktik seorang arsitek. Dalam pembahasan tersebut, Gania menyetujui bahwa tanpa ada mentor arsitek yang lebih senior, partnership menjadi bagian dari mentorship ditambah dengan informasi dan pengaruh berbagai karya arsitektur yang saat ini mudah diakses. Eko Prawoto turut membagikan pengalamannya memperoleh banyak pengetahuan dari tukang atau kontraktor, yang bisa jadi menjadi bagian mentorship bagi seorang arsitek.

Alexis Dornier sebagai pembicara kedua membagikan pendekatannya berarsitektur. Bagi Alex, ia selalu berusaha untuk melepaskan sudut pandang seorang arsitek dan mencoba berpikir melalui sudut pandang lain, misalnya sebagai seorang musisi. Dengan demikian, menurut Alex, banyak kemungkinan dan ide baru yang bisa ia temukan saat mengerjakan sebuah proyek. Dalam proses desain, pendekatan yang dilakukan Alex adalah dekonstruksi program dan mereduksi hingga elemen-elemen yang penting secara fungsional dan makna dapat menjadi fokus. Untuk mewujudkan bentuk-bentuk arsitektur yang ia tampilkan lewat karya-karyanya, Alex memanfaatkan software parametrik dan sering bereksperimen dengan tukang lokal.

Menutup talk show malam tersebut, arsitek Eko Prawoto memberi pertanyaan introspektif terkait praktik dan karya arsitektur saat ini. Beberapa pertanyaan yang diutarakan seperti: apakah kejujuran material masih penting? Masihkah seorang arsitek perlu menemukan kebaruan, atau cukup memanfaatkan yang ada? Apakah arsitek dituntut untuk menjadi single genius atau sebaiknya berkolaborasi? Dan terakhir, apa yang diperjuangkan oleh arsitek saat ini?

Di tengah perubahan dan pergeseran praktik arsitektur yang sangat cepat, dengan teknologi material yang terus berkembang, pertanyaan-pertanyaan Eko Prawoto tentu menjadi pertimbangan dan membuka diskusi lanjutan bagi arsitek.

Acara YYAF Meeting Marathon #8 dapat didengar selengkapnya melalui link berikut:
https://open.spotify.com/show/6NDv1EW49Xmuyi8A3BzldB?si=NM5jrHg0QvmWZft0Kw67SQ